Oleh: Khoirul Taqwim
Pendidikan tradisional sangat arif dalam menyikapi keberadaan masyarakat pribumi, sehingga tidak heran apabila pendidikan tradisional sangat tepat sebagai tolak ukur dalam kemajuan suatu bangsa, membahas tentang pendidikan tradisional sebenarnya merupakan pembahasan yang sangat rumit karena belum adanya limiting interpretation yang melingkari dasar-dasar penerjemahannya. Namun untuk menemukan peta pembahasan sekiranya perlu diangkat beberapa interpretasi tentang pendidikan tradisional, Tradisi dalam bahasa latin adalah:: traditio, “diteruskan” atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan secara terus menerus dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Eksistensi tradisi merupakan roh dari sebuah kebudayaan. Tanpa adanya tradisi tidak mungkin suatu kebudayaan akan hidup dan langgeng dan tradisi dapat menciptakan hubungan antara individu dengan masyarakat secara harmonis.
Berangkat dari pengertian diatas tentang tradisi, maka timbullah konsep tradisi yang melahirkan istilah tradisional. Tradisional merupakan sikap mental dalam merespon berbagai persoalan dalam masyarakat yang didalamnya terkandung metodologi atau cara berfikir dan bertindak yang berpegang teguh atau berpedoman pada nilai dan norma yang belaku dalam masyarakat, tetapi tidak selalu dengan cara statis, jadi dalam mengambil sikap juga secara progress (maju).
Jadi dari pengertian diatas dapat diambil tentang apa yang dimaksud pendidikan tradisional yaitu: Usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dalam dirinya dengan berpegang teguh pada nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat yang konstruktif dan bersifat progress (maju), agar pendidikan tidak hanya sebatas teoritis belaka, namun biar dapat mencapai manfaat dalam kehidupan lingkungan sosialnya, dengan menguasai sejumlah keterampilan yang bermanfaat untuk merespon kebutuhan hidupnya.
Tuduhan masyarakat barat terhadap pendidikan tradisional, cenderung menghakimi secara sepihak dengan menghilangkan nilai-nilai konstruktif pendidikan tradisional, sehingga banyak akademisi mengira bahwa pendidikan tradisional tidak dapat mencapai kemajuan, sehingga mereka berlomba-lomba mengadopsi pemikiran barat yang cenderung liberal dalam merumuskan pendidikan, apalagi faktanya masyarakat liberal cenderung secara tidak lengkap dalam memberikan stigma terhadap pendidikan tradisional, sehingga menimbulkan kerancuan dalam penilaian pendidikan tradisional, tuduhan tersebut diantaranya adalah:
Pertama, Pendidikan tradisional menciptakan penjara bagi anak didik dalam wilayah yang terbatas dan pendidikan tradisional menciptakan penjara energi pada kegiatan yang membatasi siswa dalam berpikir maupun bertindak.
Kedua, Pendidikan tradisional membentuk pembatasan interaksi social, sehingga dianggap destruktif dalam kehidupan masyarakat.
Ketiga, Pendidikan tradisional membatasi siswa dalam meraih pengalaman-pengalaman di dunia nyata dan menomorduakan inisiatif dan kreatifitas.
Tulisan diatas menunjukkan bahwa mereka sadar atau tidak sadar telah terjebak dalam lingkaran pendidikan modern destruktif yang digaungkan pemikir barat dan para kawan-kawanya yang mendukung adanya pendidikan liberal, agar pendidikan tradisional secepatnya dimusnahkan, sebab dianggap menghambat imperialisme budaya, tuduhan masyarakat liberal terhadap pendidikan tradisional cenderung sepihak, tanpa melihat apa yang ada dalam kearifan penididikan masyarakat tradisional, tuduhannya cenderung bersifat negative (ketidak lengkapan dalam penelitian) dan berwacana itu yang tidak benar. Ini strategi liberal yang sedang mengobok-obok pendidikan tradisional, agar para cendekiawan pribumi lebih berpihak pada bangsa barat, dibanding tradisi pribumi yang lebih arif, karena lagi-lagi kepentingan politik yang membuat sinthesis para liberal, untuk menjatuhkan keberadaan masyarakat tradisional.
Konsep ide tersebut yang terus menerus digaungkan oleh bangsa barat yang tidak suka melihat ide local yang di anggap menghambat kepentingan bangsa barat, sehingga selalu menganggap negative (penelitian yang tidak lengkap terhadap pendidikan tradisional) dalam melihat wajah pendidikan masyarakat tradisional, padahal kalau kita melihat secara fakta, bahwa pendidikan liberal yang dirasakan masyarakat tradisional cenderung jauh dari kearifan masyarakat dan bersifat kapitalis imperialis, sebab dalam faktanya pendidikan liberal cenderung membentuk karakter pendidikan sebagai berikut diantaranya yaitu:
Pertama, Pendidikan liberal cenderung menjajah masyarakat pribumi dalam wilayah tradisional, dan menghilangkan energi siswa. Bersentuhan dengan fakta yang ada.
Kedua, Pendidikan liberal menghilangkan nilai-nilai interaksi social siswa dengan lingkungannya, yang mengakibatkan para pelajar cenderung teralienasi dengan kehidupannya dan bersifat individualis dan egois dalam bersikap, sehingga menimbulkan system robot dalam pendidikan liberal yang digaungkan sebagai pendidikan pembebasan, padahal hanya tipu daya dengan tujuan membuang sampah yang tak digunakan dinegeri barat itu sendiri.
Ketiga, Pendidikkan liberal cenderung pencucian otak, dan pendidikannya jauh dari kenyataan social atau sebatas teori tanpa fakta yang jelas dan tidak tepat sasaran.
Keempat, Pendidikan liberal telah merenggut inisiatif dan kreatifitas masyarakat pribumi dalam melihat kenyataan yang ada, sehingga pelajar hanya melihat teori-teori belaka, tanpa terjun dan melihat apa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat yang sebenarnya.
Dari uarian diatas dapat dipahami bahwa sikap pendidikan tradisional adalah bagian terpenting dalam sitem tranformasi nilai-nilai kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Kita harus menyadari bahwa warga masyarakat berfungsi sebagai menjaga dan memajukan tradisi secara dinamis.
Untuk itu setiap pelajar seharusnya belajar dari pengalaman di lingkungan sosialnya, tidak hanya dibangku sekolah yang diagungkan masyarakat liberal yang menyebut dirinya lebih modern dan selalu mencari stigma kelemahan masyarakat tradisional, agar masyarakat pribumi dapat ditipu daya dan diambil apa yang dimilikinya, mereka hanya memberikan bungkusan yang indah-indah, padahal system pendidikan liberal sangat bobrok apabila di terapkan di tengah-tengah kehidupan masyarakat tradisional, karena tidak sesuai dengan karakter masyarakat pribumi, Dan pendidikan masyarakat tradisional sudah membumi dan telah menjadi kebiasaan dan pola kelakuan yang dipelajari, seperti bahasa, ilmu pengetahuan seni dan budaya. Ini berarti juga bahwa konten pendidikan tidak bisa terlepas dari tradisi. Terjadinya proses internalisasi dalam diri setiap anggota masyarakat sudah pasti landasannya tradisional, yang meliputi sikap mental, cara berfikir dan cara bertindak menyelesaikan persoalan hidup, tinggal bagaimana pendidikan mampu menjawab dan memasukkan dengan mengemas pendidikan tradisional menjadi jati diri dan bagian pendidikan-pendidikan yang saat ini sedang mengalami regresi dikarenakan meniru pendidikan masyarakat liberal yang tidak sesuai dengan jati diri masyarakat pribumi.
Dengan adanya pengkajian secara jujur tentang pendidikan tradisional, sangat layak untuk dikembangkan dalam tatanan pendidikan negara, agar bangsa ini tidak kehilangan karakter anak bangsa, sehingga kita tidak mengunggulkan secara berlebihan langsung ataupun tidak langsung terhadap masyarakat barat, sebab diakui atau tidak diakui banyak peneliti pendidikan tradisional dari kalangan barat dan CSnya, sehungga hasilnyapun sudah dapat dipastikan sesuai dengan keingian masyarakat barat dan sekutunya, semoga tulisan sedehana ini membuka hati kita untuk selalu mencintai dan memajukan apa yan dimliki bangsa ini, dengan kaki kita sendiri, bukan para kaki penjajah yang cenderung menginginan kekayaan yang ada dalam kehidupan masyarakat pribumi, saya ucapkan terimakasih yang sudah membaca tulisan singkat ini.
Pendidikan tradisional sangat arif dalam menyikapi keberadaan masyarakat pribumi, sehingga tidak heran apabila pendidikan tradisional sangat tepat sebagai tolak ukur dalam kemajuan suatu bangsa, membahas tentang pendidikan tradisional sebenarnya merupakan pembahasan yang sangat rumit karena belum adanya limiting interpretation yang melingkari dasar-dasar penerjemahannya. Namun untuk menemukan peta pembahasan sekiranya perlu diangkat beberapa interpretasi tentang pendidikan tradisional, Tradisi dalam bahasa latin adalah:: traditio, “diteruskan” atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan secara terus menerus dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Eksistensi tradisi merupakan roh dari sebuah kebudayaan. Tanpa adanya tradisi tidak mungkin suatu kebudayaan akan hidup dan langgeng dan tradisi dapat menciptakan hubungan antara individu dengan masyarakat secara harmonis.
Berangkat dari pengertian diatas tentang tradisi, maka timbullah konsep tradisi yang melahirkan istilah tradisional. Tradisional merupakan sikap mental dalam merespon berbagai persoalan dalam masyarakat yang didalamnya terkandung metodologi atau cara berfikir dan bertindak yang berpegang teguh atau berpedoman pada nilai dan norma yang belaku dalam masyarakat, tetapi tidak selalu dengan cara statis, jadi dalam mengambil sikap juga secara progress (maju).
Jadi dari pengertian diatas dapat diambil tentang apa yang dimaksud pendidikan tradisional yaitu: Usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dalam dirinya dengan berpegang teguh pada nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat yang konstruktif dan bersifat progress (maju), agar pendidikan tidak hanya sebatas teoritis belaka, namun biar dapat mencapai manfaat dalam kehidupan lingkungan sosialnya, dengan menguasai sejumlah keterampilan yang bermanfaat untuk merespon kebutuhan hidupnya.
Tuduhan masyarakat barat terhadap pendidikan tradisional, cenderung menghakimi secara sepihak dengan menghilangkan nilai-nilai konstruktif pendidikan tradisional, sehingga banyak akademisi mengira bahwa pendidikan tradisional tidak dapat mencapai kemajuan, sehingga mereka berlomba-lomba mengadopsi pemikiran barat yang cenderung liberal dalam merumuskan pendidikan, apalagi faktanya masyarakat liberal cenderung secara tidak lengkap dalam memberikan stigma terhadap pendidikan tradisional, sehingga menimbulkan kerancuan dalam penilaian pendidikan tradisional, tuduhan tersebut diantaranya adalah:
Pertama, Pendidikan tradisional menciptakan penjara bagi anak didik dalam wilayah yang terbatas dan pendidikan tradisional menciptakan penjara energi pada kegiatan yang membatasi siswa dalam berpikir maupun bertindak.
Kedua, Pendidikan tradisional membentuk pembatasan interaksi social, sehingga dianggap destruktif dalam kehidupan masyarakat.
Ketiga, Pendidikan tradisional membatasi siswa dalam meraih pengalaman-pengalaman di dunia nyata dan menomorduakan inisiatif dan kreatifitas.
Tulisan diatas menunjukkan bahwa mereka sadar atau tidak sadar telah terjebak dalam lingkaran pendidikan modern destruktif yang digaungkan pemikir barat dan para kawan-kawanya yang mendukung adanya pendidikan liberal, agar pendidikan tradisional secepatnya dimusnahkan, sebab dianggap menghambat imperialisme budaya, tuduhan masyarakat liberal terhadap pendidikan tradisional cenderung sepihak, tanpa melihat apa yang ada dalam kearifan penididikan masyarakat tradisional, tuduhannya cenderung bersifat negative (ketidak lengkapan dalam penelitian) dan berwacana itu yang tidak benar. Ini strategi liberal yang sedang mengobok-obok pendidikan tradisional, agar para cendekiawan pribumi lebih berpihak pada bangsa barat, dibanding tradisi pribumi yang lebih arif, karena lagi-lagi kepentingan politik yang membuat sinthesis para liberal, untuk menjatuhkan keberadaan masyarakat tradisional.
Konsep ide tersebut yang terus menerus digaungkan oleh bangsa barat yang tidak suka melihat ide local yang di anggap menghambat kepentingan bangsa barat, sehingga selalu menganggap negative (penelitian yang tidak lengkap terhadap pendidikan tradisional) dalam melihat wajah pendidikan masyarakat tradisional, padahal kalau kita melihat secara fakta, bahwa pendidikan liberal yang dirasakan masyarakat tradisional cenderung jauh dari kearifan masyarakat dan bersifat kapitalis imperialis, sebab dalam faktanya pendidikan liberal cenderung membentuk karakter pendidikan sebagai berikut diantaranya yaitu:
Pertama, Pendidikan liberal cenderung menjajah masyarakat pribumi dalam wilayah tradisional, dan menghilangkan energi siswa. Bersentuhan dengan fakta yang ada.
Kedua, Pendidikan liberal menghilangkan nilai-nilai interaksi social siswa dengan lingkungannya, yang mengakibatkan para pelajar cenderung teralienasi dengan kehidupannya dan bersifat individualis dan egois dalam bersikap, sehingga menimbulkan system robot dalam pendidikan liberal yang digaungkan sebagai pendidikan pembebasan, padahal hanya tipu daya dengan tujuan membuang sampah yang tak digunakan dinegeri barat itu sendiri.
Ketiga, Pendidikkan liberal cenderung pencucian otak, dan pendidikannya jauh dari kenyataan social atau sebatas teori tanpa fakta yang jelas dan tidak tepat sasaran.
Keempat, Pendidikan liberal telah merenggut inisiatif dan kreatifitas masyarakat pribumi dalam melihat kenyataan yang ada, sehingga pelajar hanya melihat teori-teori belaka, tanpa terjun dan melihat apa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat yang sebenarnya.
Dari uarian diatas dapat dipahami bahwa sikap pendidikan tradisional adalah bagian terpenting dalam sitem tranformasi nilai-nilai kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Kita harus menyadari bahwa warga masyarakat berfungsi sebagai menjaga dan memajukan tradisi secara dinamis.
Untuk itu setiap pelajar seharusnya belajar dari pengalaman di lingkungan sosialnya, tidak hanya dibangku sekolah yang diagungkan masyarakat liberal yang menyebut dirinya lebih modern dan selalu mencari stigma kelemahan masyarakat tradisional, agar masyarakat pribumi dapat ditipu daya dan diambil apa yang dimilikinya, mereka hanya memberikan bungkusan yang indah-indah, padahal system pendidikan liberal sangat bobrok apabila di terapkan di tengah-tengah kehidupan masyarakat tradisional, karena tidak sesuai dengan karakter masyarakat pribumi, Dan pendidikan masyarakat tradisional sudah membumi dan telah menjadi kebiasaan dan pola kelakuan yang dipelajari, seperti bahasa, ilmu pengetahuan seni dan budaya. Ini berarti juga bahwa konten pendidikan tidak bisa terlepas dari tradisi. Terjadinya proses internalisasi dalam diri setiap anggota masyarakat sudah pasti landasannya tradisional, yang meliputi sikap mental, cara berfikir dan cara bertindak menyelesaikan persoalan hidup, tinggal bagaimana pendidikan mampu menjawab dan memasukkan dengan mengemas pendidikan tradisional menjadi jati diri dan bagian pendidikan-pendidikan yang saat ini sedang mengalami regresi dikarenakan meniru pendidikan masyarakat liberal yang tidak sesuai dengan jati diri masyarakat pribumi.
Dengan adanya pengkajian secara jujur tentang pendidikan tradisional, sangat layak untuk dikembangkan dalam tatanan pendidikan negara, agar bangsa ini tidak kehilangan karakter anak bangsa, sehingga kita tidak mengunggulkan secara berlebihan langsung ataupun tidak langsung terhadap masyarakat barat, sebab diakui atau tidak diakui banyak peneliti pendidikan tradisional dari kalangan barat dan CSnya, sehungga hasilnyapun sudah dapat dipastikan sesuai dengan keingian masyarakat barat dan sekutunya, semoga tulisan sedehana ini membuka hati kita untuk selalu mencintai dan memajukan apa yan dimliki bangsa ini, dengan kaki kita sendiri, bukan para kaki penjajah yang cenderung menginginan kekayaan yang ada dalam kehidupan masyarakat pribumi, saya ucapkan terimakasih yang sudah membaca tulisan singkat ini.