Thursday 29 June 2017

Budaya Lebaran (hari raya Idul fitri)


by: Khoirul Taqwim

Sebentar lagi masyarakat akan di hadapakan lebaran atau disebut dengan hari raya idul fitri, dari peristiwa ini tentunya ada sebagian masyarakat yang sibuk berangkat mudik (pulang kampung), dari perantauan kota pulang kepelosok desa atau lebih tepatnya pulang ketanah kelahirannya, peristiwa ini merupakan budaya masyarakat yang menjadi trend tahunan, sehingga wajar di hari idul fitri ini semakin naik kebutuhan hidup masyarakat, karena budaya lebaran membentuk konsumerisme yang tinggi dalam kehidupan masyarakat desa maupun kota.

Sebelum lebih jauh lagi mengenai budaya lebaran coba pahami terlebih dahulu tentang pengertian hari raya idul fitri, kalau bahasa trend dalam kehidupan masyarakat tradisionalis adalah lebaran, sebenarnya hari raya idul fitri ini merupakan peristiwa tahunan yang tak dapat dipungkiri keberadaannya dan seluruh umat Islam di dunia ini akan segera merayakan hari raya idul fitri yang biasa dianggap hari kemenangan. dilihat dari sisi etimologis Idul fitri berasal dari kata ‘id yang dalam bahasa Arab bermakna `kembali’, dari asal kata ini menunjukkan bahwa Hari Raya Idul Fitri ini selalu berulang dan kembali datang setiap tahun. sehingga hari raya Idulf fitri itu mempunyai makna kembali kepada fitrah (kesucian),

Hari raya idul fitri merupakan sesuatu yang bersifat kebiasaan (akan terulang dari tahun ketahun) dan perayaan lebaran jatuh pada tanggal 1 Syawal yang selalu dirayakan seluruh umat Islam di dunia, pada waktu kecil saya sering melihat budaya lebaran (idul fitri) yang paling menarik adalah budaya silaturahmi antar keluarga, tetangga dan teman, tetapi saat ini ada pergeseran budaya yang sebagian masyarakat, khususnya anak muda di waktu kebaran menghabiskan di tempat pariwisata atau bentuk hiburan lainnya, inilah suatu pergeseran budaya dalam kehidupan masyarakat dalam menyambut hari raya idul fitri.

Budaya yang menjadi kebiasaan di tengah-tengah kehidupan masyarakat di hari lebaran yaitu kebiasaan hal yang baru, dari situ membentuk budaya konsumerisme tinggi dalam kehidupan masyarakat, sehingga kita sering melihat masyarakat berbondong-bondong beli baju baru, kerudung baru, celana baru atau bentuk yang sejenisnya yang bersifat baru, peristiwa ini merupakan kebiasaan yang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat, sehingga dapat dipastikan para pedagang banyak meraup untung di hari menjelang lebaran ini,

Budaya lebaran adalah pembaharuan atau bisa di sebut kembali kepada kesucian, sehingga di manfaatkan sebagian masyarakat untuk membeli sesuatu yang baru berupa materi yang di anggap perlu untuk menyambut lebaran, bahkan bagi masyarakat jawa dalam menyambut tamu dengan memberikan makanan ringan (jajanan) yang tersedia di kotak-kotak yang ada di ruang tamu dan juga memberikan minuman tea, kopi, sirup atau minuman yang lainnya, sebagai bentuk penyambutan tamu di waktu lebaran dalam budaya masyarakat setempat.

Berbicara tentang lebaran tentunya sesuatu yang punya karakter dan punya nilai lebih dalam hubungan sesama di banding hari-hari yang lain, karena di hari lebaran kita punya budaya saling mema'afkan satu sama lain, sebagai bentuk kebersamaan menuju penyucian diri setelah berpuasa selama bulan ramadhan. Ingat lebaran tentunya ingat kampung halaman bagi para perantau, jadi bersiap-siaplah pulang dengan energi secukupnya dan kebutuhan yang diperlukan untuk menyambut hari raya Idul fitri, dan yang pastinya jalan-jalan di waktu lebaran begitu ramai di penuhi para pemudik dan jangan lupa siapkan uang receh sebab biasanya kalau di kampung para pemudik yang pulang dari kerja akan memberikan uang receh itu untuk anak-anak kecil sebagai uang jajan dan sebagai bentuk hadiah tahunan di hari lebaran yang penuh istimewa bagi yang merasakan indahnya hari lebaran.

Berangkat dari tulisan di atas semoga saja budaya lebaran yang membentuk budaya baru materi fisik, dapat merambah membentuk jiwa kita yang baru, agar lebih baik lagi di banding sebelumnya, dan semoga kita juga dapat memperbarui pikiran yang lebih cerdas dalam menganalisa setiap menjawab persoalan kehidupan. Dan Allah penguasa segala sesuatu, pengatur segala ciptaan, tiada Tuhan selain Dia.

Sang Pembaharu Muda Khoirul Taqwim




By: Zidan Mazero




Khoirul Taqwim merupakan seorang pembaharu muda yang lahir dari Nganjuk Jawa Timur, dia lahir dari lingkungan tokoh para pembaharu ke-Islaman, kakeknya pendiri Yayasan Asy-Syamsi yang saat ini masih berjalan menjadi salah satu yayasan terbesar di daerah Nganjuk Jawa Timur, Khoirul Taqwim sejak kecil menimba Ilmu berawal dari kakeknya di dalam mempelajari masalah keagamaan, sedangkan masalah ekonomi, dia Khoirul Taqwim berawal belajar dari ayahandanya sendiri, sebagai pengusaha yang sukses di masa itu, tetapi di dalam perjalanannya sejak ayahandanya meninggal dunia, dia Khoirul Taqwim mengalami gejolak ekonomi. Sehingga di saat masa kuiah di UIN Sunan Kali-Jaga Yogyakarta, dia Khoirul Taqwim belum sempat menyelesaikan studinya dan Khoirul Taqwim hijrah ke-Kalimantan timur, tepatnya di Samarinda, untuk mencari bekal di dalam melanjutkan kembali menyelesaikan studinya,

Pada masa di Samarinda Khoirul Taqwim bekerja dengan membantu kakaknya Riza Umami yang saat ini sudah menyelesaikan S2nya di STAIN dan sekarang menjadi IAIN Samarinda, dan Dia kakaknya berhasil menjadi salah satu Mahasiswi lulusan terbaik di kampusnya. Setelah hampir satu tahun di Samarinda Khoirul Taqwim kembali pulang dengan naik pesawat Lion Air dan akhirnya setahun kemudian melanjutkan di bangku kuliahnya,

Setelah menyelesaikan studinya di kampus UIN Sunan Kali-Jaga Yogyakarta, Khoirul Taqwim mengembangkan situs www,kitaberbagi.com atau disebut dengan istilah kiber bersama adiknya Fahrul Amrullah dari alumnus Bina Sarana Informatika, dan pada akhirnya kiber menjadi rating salah satu situs terbaik di Asia Tenggara menurut versi www.alexa.com. tetapi kemudian Khoirul Taqwim dan Fahrul Amrullah dengan sengaja membekukan jejaring sosial kiber, padahal member kiber sudah mendekati ratusan ribu, dan membernya tidak hanya dihuni masyarakat nusantara, tetapi membernya sudah dihuni masyarakat belahan bumi.

Selanjutnya, Khoirul Taqwim membangun situs kembali yang bernama www.usahabatik.com, namun dalam keberlanjutannya Khoirul Taqwim membekukan kembali situs www.usahabatik.com. Karena Khoirul Taqwim sedang memaintenance situs yang lebih besar lagi dalam membangun usaha batik nusantara.

Berangkat dari perjalanan Khoirul Taqwim dalam membangun situs di dunia maya, dan akhirnya Khoirul Taqwim jatuh hati sampai sekarang, untuk terus menerus mengaplikasikan dalam pengembangan usaha batik nusantara menuju batik yang tidak hanya diakui ditingkat Nasional, tetapi berupaya membangun batik di tingkat Internasional.

Sedangkan masalah ke-Islaman Khoirul Taqwim masih giat menulis di berbagai artikel tentang agama, filsafat, sastra, sosial, politik, dan masih banyak lagi tulisan-tulisan beliau Khoirul Taqwim atau sering disebut dengan istilah Gus Wim.

Pada masa menempuh pendidikan tingginya, Gus Wim tak jarang menulis artikel diberbagai media, baik kampus maupun di berbagai media lainnya, salah satunya di jurnal Populis UIN Sunan Kali-Jaga Yogyakarta.

Pemikiran Khoirul Taqwim tak jarang muncul di dunia maya saat ini, tak lepas dari masalah Islam tradisional, Liberal, Fundamental, dan artikel ke-Islaman lainnya. Semua tak lepas dari Gus Wim dalam menelaah antara teks maupun konteks ke-Islaman yang berkembang dari masa klasik sampai saat ini.

Khoirul Taqwim dengan berbagai pemikiran ke-Islaman mampu menyajikan hal baru tentang masalah ke-Islaman tradisional yang sering dihakimi oleh golongan ke-Islaman lainnya, dan dia Khoirul Taqwim berupaya memberikan penjelasan tentang ke-Islaman secara jujur dan berani dalam menganalisa berbagai fenomena keberagaman ke-Islaman. Sehingga Khoirul Taqwim dapat disebut sebagai sang pembaharu dalam menyajikan berbagai Ilmu pengetahuan yang tersirat maupun yang tersurat.

Dengan tulisan sederhana ini, semoga kita dapat mengambil hikmah dari perjalanan sang pembaharu muda Khoirul Taqwim dalam menggapai berbagai permasalahan kehidupan, baik mulai dari kegigihan beliau membangun situs, hingga sampai keberhasilan Gus Wim sebagai sang pembaharu muda yang maju dalam memberikan berbagai solusi tentang ke-Islaman masa klasik maupun ke-Islaman yang akan datang, dan paradigma pemikiran Gus Wim pola pikirnya tak sedikit dipengaruhi beliau guru besar Ibn Khaldun dengan kitab yang tak asing lagi bernama "Muqaddimah". Sehingga diwaktu menyelesaikan studinya Khoirul Taqwim mengangkat "Relevansi Pemikiran Ibn Khaldun Dengan Ekonomi Islam".

Demikian ulasan singkat ini, kami persembahkan kepada Gus Wim dan khalayak secara luas. Wassalam............