Friday, 11 March 2016

Menggali Al-Qur'an: Mushaf Ali Bin Abi Thalib dan Mushaf Utsmani


By: Khoirul Taqwim

Keberadaan Mushaf Utsmani yang menjadi bacaan dan hafalan bagi para pengkaji Al-Qur'an di berbagai wilayah dunia menjadikan ruh dari sumber segala sumber ajaran agama Islam, tetapi untuk keberlangsungan umat dalam menambah kekayaan umat Islam, ternyata membutuhkan kajian kembali tentang Mushaf Ali Bin Abi Thalib yang lama terpendam dalam sejarah, untuk di kaji kembali dan dikomparasikan dengan Mushaf Utsmani, supaya kekayaan Mushaf Al-Qur'an semakin kaya dalam kajian khazanah ke-Islaman.

Perbedaan umat Islam dalam pemahaman dan penulisan mushaf Al-Qur'an sejak zaman sahabat sampai saat ini, ternyata memperkaya kekayaan khazanah intelektual Islam, bahkan perbedaan cara penulisan Mushaf Al-Qur'an sejak zaman kenabian sudah berlangsung. Berangkat dari sinilah, bahwa penulisan Mushaf Al-Qur'an memang mengalami perbedaan sejak zaman dahulu sampai saat ini. Sehingga perbedaan itu menambah kekayaan umat di dalam mengkaji nilai-nilai ke-Islaman.

Ketika kita mencoba menggali tentang Mushaf Ali Bin Abi Thalib dan menggali Mushaf Utsmani, tentunya terlintas di dalam pikiran kita, untuk mengkomparasikan kedua Mushaf Al-Qur'an yang populer dikalangan umat Islam, khususnya bagi para penggali Mushaf Al-Qur'an di dalam mencari sebuah kebenaran antara pemahaman dan pemikiran Mushaf Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani.

Dengan melihat kedua Mushaf Al-Qur'an antara Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani, mari kita pahami mushaf tersebut, melalui kajian dibawah ini:

Mushaf Ali bin Abi Thalib memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh mushaf lainnya. Karakter khusus mushaf Ali Bin Abi Thalib adalah: ayat dan surat tersusun rapi sesuai dengan urutan turunnya. Berangkat dari sinilah ayat-ayat makkiyah diletakkan sebelum ayat-ayat madaniyah, ayat-ayat yang turun masa awal diletakkan lebih dahulu dari pada ayat-ayat yang turun belakangan.

Dari uraian diatas dapat dikatakan, bahwa Mushaf Ali Bin Abi Thalib proses pengumpulan Mushaf Al-Qur’an berdasarkan “urutan turunnya” (tartib nuzul). Maka tidak jarang Mushaf Ali Bin Abi Thalib di dalam dunia tulis dikatakan lebih mendekati kebenaran wahyu Ilahi dibanding Mushaf lainnya. Mengingat Mushaf Ali Bin Abi Thalib di tulis secara runut di banding Mushaf Usmani dan lain sebagainya.

Sedangkan Ciri-ciri mushaf Utsmani adalah: Susunannya seperti yang banyak beredar saat ini, hanya ada perbedaan sedikit dengan beberapa mushaf sahabat dalam susunan atau urutan surat. Misalnya jika mushaf sahabat lainnya meletakkan Surat Yunus masuk dalam tujuh surat besar dan di urutuan ke-7.

Berangkat dari uraian diatas tidak jarang yang mengatakan, bahwa Mushaf Utsmani hasil dari ijtihad para sahabat dalam pemaham tentang dunia tulis wahyu Ilahi.

Mushaf Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani menjadikan kedua Mushaf sebagai kekayaan umat Islam, untuk terus digali sebagai kekayaan Ilmu Pengetahuan bagi umat Islam, sekaligus menjadi bahan rujukan dalam mengembangkan kekayaan Ilmu pengetahuam Islam.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan nikmat kepada para penggali Mushaf Usmani dan Mushaf Ali Bin Abi Thalib, Amin............

Sajak Untuk Para Pendidik



By: Khoirul Taqwim

Kisah negeri pendidikan
Masih diselimuti awan menghitam
Masih diselimuti kegelapan malam
Masih banyak anak-anak dalam keterbelakangan
Masih banyak pemuda-pemudi masuk dalam kubangan kedangkalan
Karena pendidikan sudah jauh dari fakta kehidupan
Hingga pendidikan hanya menjadi kebutuhan formal semata

Wahai para pendidik
Dengarkan sajak-sajakku
Bahwa pendidikan harus dekat dengan fakta kehidupan
Bukan malah pendidikan lari dari kenyataan
Sehingga menghasilkan pendidikan yang jauh dari harapan

Wahai para pendidik
Kutitipkan sajakku untukmu
Agar kau selalu ingat tentang makna kehidupan
Bahwa pendidikan adalah: kehidupan masa depan anak-anakmu
Bukan hanya sebatas teori semata
Namun pendidikan harus sejalan dengan kenyataan itu sendiri

Wahai para pendidik
Jangan lari dari tanggung jawab
Bahwa pendidikan harus dekat dengan kenyataan
Bukan hanya berkutat tentang teori semata
Apalagi hanya memaksakan rumus-rumus semata
Namun tidak pernah merumuskan masa depan anak-anakmu kelak

Dengarkan sajakku
Wahai para pendidik
Bahwa sudah waktunya
Kau menghayati tentang kehidupan
Untuk turun didesa-desa maupun dikota-kota
Untuk melihat langsung kehidupan nyata
Supaya suatu saat kau dapat merumuskan pendidikan yang jauh kedepan
Bukan pendidikan yang hanya angan-angan semata
Bukan pendidikan yang hanya sekedar duduk didepan meja
Apalagi pendidikan yang hanya tunduk pada rumus-rumus asing
Tanpa merumuskan kenyataan itu sendiri
Namun pendidikan itu harus menanam budi pekerti
Penuh warna kreasi dan inovasi