Saturday, 14 November 2015

Geguritan: 22 Oktober, Dinten Santri


Dening: Khoirul Taqwim 

22 Oktober 
dinten Santri sampun tiba 
Hening cipta berkumandang teng negeri khatulistiwa 
kagem ngenget jasa-jasa para Santri 
lebet labet agami ugi nagari 

Udara ketenangan kraos 
dipunkala kerawuhan dinten Santri 
mekaten ugi angin kekendel sakedhap 
dipunkala menyambut dinten Santri 
kaliyan wontenipun dinten Santri 
Menimbulkan setunggal renungan agung 
kagem umat manusia sawetahipun 

Rumiyin kala 
dipunkala para Santri berjuang 
ngantos dumugining seda 
lebet mengsah penjajahan bangsa asing 
sedaya dipuntumindakaken tanpa pangangkah 
punika ngungkuk semangat para Santri dikala punika 

Kesunyian dalu menika 
mboten kraos waspa 
Mengalir dipangkuan bumi pertiwi 
dados bektos mengenang para Santri 
Dikala punika kaliyan senjata sawontenipun 
Berjuang kemedan tempur 
lebet menempuh resolusi Jihad 
Demi kebangkitan nusa ugi bangsa 
mila sampun saprayoginipun 
kita sedaya mengenang piyambakipun sedaya 

Dinten menika 
adalem serat sejarah agung teng dinten santri 
Disaksikan yuta-yuta kartika diangkasa 
Disaksikan udara asrep menggigil 
sedaya kraos alam menyambut dinten santri 
dados dinten mengenang para Santri 
dados dinten pahlawan khatulistiwa 
dados dinten kebangkitan umat 
Dinegeri maritim kaliyan dasan ewu 
Berjajar pulau-pulau saking Sabang ngantos Merauke 

Adalem serat dipundalu gelap gulita 
dipunrencangi semangat ngijem 
dados tanda kesuburan alam Nusantara 
ingkang penuh kemakmuran 
ingkang tiada tara kekayaannya 

Dinten Santri 
kaliyan kopyah cemeng dipunmustaka 
sarungan dados simbol kekiyatan 
kagem mengsah samukawis tirani 
lebet ngekahi kemerdekaan 
ingkang sampun dipunwungu para pangrumiyin negeri 

Kaliyan kewontenan dinten Santri 
saged dipundadosaken semangat introspeksi 
lebet mengeja langkah salajengipun 
Demi kejayaan 
Demi kemerdekaan 
ugi sampun sakedahipun 
kita sedaya saged mundhut 
Suri tauladan ingkang sae 
kaliyan wontenipun dinten Santri 
kala menika ugi salaminipun 

Mugi-mugi dinten Santri 
ngampil rahmat ugi nikmat 
ugi ngampil keberkahan 
lebet ngamalaken samukawis kebajikan 
Demi kamajengan, keadilan, ugi kemakmuran 
kagem rakyat Nusantara 
Amin.......

91. Klok Abstrak @Rp. 35.000



Harga Promo  Klok Abstrak dengan harga obral murah perbiji Rp. 50.000. Sedangkan bagi yang mau beli 10 biji dengan harga promo Rp. 35.000 perbiji. Dan bagi yg berminat bisa menghubungi nomor telepon 085-647-217-538, Pin BBM 7d2a8bc2, WA 085736726474.

Menggali Al-Qur'an: Mushaf Ali Bin Abi Thalib dan Mushaf Utsmani


By: Khoirul Taqwim

Keberadaan Mushaf Utsmani yang menjadi bacaan dan hafalan bagi para pengkaji Al-Qur'an di berbagai wilayah dunia menjadikan ruh dari sumber segala sumber ajaran agama Islam, tetapi untuk keberlangsungan umat dalam menambah kekayaan umat Islam, ternyata membutuhkan kajian kembali tentang Mushaf Ali Bin Abi Thalib yang lama terpendam dalam sejarah, untuk di kaji kembali dan dikomparasikan dengan Mushaf Utsmani, supaya kekayaan Mushaf Al-Qur'an semakin kaya dalam kajian khazanah ke-Islaman.

Perbedaan umat Islam dalam pemahaman dan penulisan mushaf Al-Qur'an sejak zaman sahabat sampai saat ini, ternyata memperkaya kekayaan khazanah intelektual Islam, bahkan perbedaan cara penulisan Mushaf Al-Qur'an sejak zaman kenabian sudah berlangsung. Berangkat dari sinilah, bahwa penulisan Mushaf Al-Qur'an memang mengalami perbedaan sejak zaman dahulu sampai saat ini. Sehingga perbedaan itu menambah kekayaan umat di dalam mengkaji nilai-nilai ke-Islaman.

Ketika kita mencoba menggali tentang Mushaf Ali Bin Abi Thalib dan menggali Mushaf Utsmani, tentunya terlintas di dalam pikiran kita, untuk mengkomparasikan kedua Mushaf Al-Qur'an yang populer dikalangan umat Islam, khususnya bagi para penggali Mushaf Al-Qur'an di dalam mencari sebuah kebenaran antara pemahaman dan pemikiran Mushaf Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani.

Dengan melihat kedua Mushaf Al-Qur'an antara Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani, mari kita pahami mushaf tersebut, melalui kajian dibawah ini:

Mushaf Ali bin Abi Thalib memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh mushaf lainnya. Karakter khusus mushaf Ali Bin Abi Thalib adalah: ayat dan surat tersusun rapi sesuai dengan urutan turunnya. Berangkat dari sinilah ayat-ayat makkiyah diletakkan sebelum ayat-ayat madaniyah, ayat-ayat yang turun masa awal diletakkan lebih dahulu dari pada ayat-ayat yang turun belakangan.

Dari uraian diatas dapat dikatakan, bahwa Mushaf Ali Bin Abi Thalib proses pengumpulan Mushaf Al-Qur’an berdasarkan “urutan turunnya” (tartib nuzul). Maka tidak jarang Mushaf Ali Bin Abi Thalib di dalam dunia tulis dikatakan lebih mendekati kebenaran wahyu Ilahi dibanding Mushaf lainnya. Mengingat Mushaf Ali Bin Abi Thalib di tulis secara runut di banding Mushaf Usmani dan lain sebagainya.

Sedangkan Ciri-ciri mushaf Utsmani adalah: Susunannya seperti yang banyak beredar saat ini, hanya ada perbedaan sedikit dengan beberapa mushaf sahabat dalam susunan atau urutan surat. Misalnya jika mushaf sahabat lainnya meletakkan Surat Yunus masuk dalam tujuh surat besar dan di urutuan ke-7.

Berangkat dari uraian diatas tidak jarang yang mengatakan, bahwa Mushaf Utsmani hasil dari ijtihad para sahabat dalam pemaham tentang dunia tulis wahyu Ilahi.

Mushaf Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani menjadikan kedua Mushaf sebagai kekayaan umat Islam, untuk terus digali sebagai kekayaan Ilmu Pengetahuan bagi umat Islam, sekaligus menjadi bahan rujukan dalam mengembangkan kekayaan Ilmu pengetahuam Islam.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan nikmat kepada para penggali Mushaf Usmani dan Mushaf Ali Bin Abi Thalib, Amin............

Membedah Tembung "Manunggaling Kawula Gusti"


By: Khoirul Taqwim

Ketika membahas tentang permasalahan tembung "Manunggaling Kawula Gusti", terlebih dahulu saya mengajak kepada para pembaca, untuk menarik nafas sedalam mungkin, supaya kondisi kita saat membaca artikel pendek ini dapat menampung dan menganalisa secara jernih dan secara cerdas di dalam mengungkap istilah "Manunggaling Kawula Gusti".

Istilah "Manunggaling" merupakan sebuah proses penyucian diri (seseorang) dengan menyatu tindak tanduk dan perilaku sesuai dengan Yang Maha Agung. Sehingga antara aktivitas diri (seseorang) dengan kehendak Yang Maha Agung dapat sejalan sesuai dengan kehendak wahyu Ilahi, dan saat menuju proses melakukan sebuah aktivitas tidak lepas dari mengarah ke-Yang Maha Tunggal, tentunya dengan cara membagusi hati dan membagusi tindak-tanduk diri (seseorang) yang sudah berusaha melakukan sebuah laku "Manunggaling Kawula Gusti".

Begitu juga dengan istilah: "Kawula" merupakan sebuah tindakan diri (seseorang) di dalam melakukan sebuah aktivitas yang mengarah ke-Yang Maha Tunggal, tentunya menuju Gusti Yang Maha suci sebagai sang penguasa di jagad raya.

Dengan melihat manunggaling kawula, berarti segala aktivitas yang dilakukan oleh diri (seseorang) dengan cara lurus hanya untuk kepasrahan kepada Gusti Yang Maha suci, tentunya segala aktivitas hidup diri (seseorang) akan bermuara kepada Allah SWT.

"Manunggaling Kawula Gusti" merupakan sebuah penyatuan diri kepada gusti sang maha pencipta segala. Sehingga tingkah-laku diri (seseorang) dapat sesuai dengan kehendak sang maha agung, untuk mencapai kehidupan yang baik didunia maupun diakhirat kelak.

Gagasan "Manunggaling Kawula Gusti" berupaya memberikan pemahaman di dalam beragama tidak secara kulit semata, tetapi mampu memberikan sebuah pemahaman agama Islam secara hakikat. Sehingga kalau diri (seseorang) sudah mengerjakan amalan berupa rukun Islam, tetapi masih melakukan tindak-laku yang tidak baik, berarti diri (seseorang) tersebut, ternyata belum mencapai hakikat di dalam beribadah atau masih dalam tahap syar'i belaka.

Tidak jarang kita dipertontonkan oleh para Ustadz dengan gagasan keagamaan Islam yang hanya mengejar syar'i (tuntunan) belaka, tetapi lupa berbicara tentang hakikat sebuah ibadah, bahwa ibadah adalah: sebuah bentuk kepasrahan diri seseorang kepada sang maha suci, untuk di aplikasikan di dalam tataran realitas kehidupan secara baik laku dan tindak-tanduk diri seseorang secara benar, tentunya sesuai dengan kehendak wahyu Ilahi. Namun kenyataannya tidak sedikit ustadz yang hanya mengatakan ibadah dalam tataran sebatas wajib atau haram semata. Maka dari sinilah Manunggaling Kawula Gusti berupaya menyajikan pemahaman Islam secara hakikat tidak secara Syar'i semata.

Dengan membedah tembung "Manunggaling Kawula Gusti" diharapkan dapat menambah wawasan bagi umat Islam, bahwa kita di dalam menjalankan ibadah tidak terjebak hanya sebatas mengejar Syar'i semata, Sehingga kalau kita hanya sebatas mengejar Syar'i belaka, tentunya kita akan melupakan hakikat ibadah itu sendiri. Mengingat hakikat ibadah tidak kalah penting saat kita melakukan sebuah laku tindak-tanduk di dalam beribadah. Karena kalau kita hanya sebatas baik di dalam menjalankan ibadah sesuai Syar'i, tetapi laku tindak-tanduk masih jauh dari hakikat ajaran agama Islam, berarti sama dengan kita membohongi diri kita sendiri,

Semoga dengan membedah tembung "Manunggaling Kawula Gusti" dapat menambah kekayaan Ilmu kita di dalam menempuh kehidupan ini dan kehidupan selanjutnya, Amin...............

Mengembalikan Wahyu Ilahi Vs Kembali Kepada Mushaf Al-Qur'an


By: Khoirul Taqwim

Ketika umat muslim menghadapi beragam permasalahan tentang realitas kehidupan yang dialaminya, ternyata tidak sedikit yang berupaya mencari permasalahan yang dialaminya dengan pondasi ajaran agama Islam. Sehingga menimbulkan beragam tafsir yang tidak sedikit pula tafsir yang muncul hanya sebatas tafsir kepentingan belaka, tanpa melihat kebenaran yang haqiqi. Maka untuk itulah dibutuhkan analisa mengenai pemecahan umat Islam dengan bersumber wahyu Ilahi.

Banyak tokoh umat Islam terutama golongan modern yang berupaya disetiap melihat permasalahan kehidupan mereka berupaya kembali kepada Mushaf Al-Qur'an, padahal ketika kembali kepada mushaf Al-Qur'an kalau tidak dengan hati-hati dan teliti akan terjadi percampuran makna antara mushaf Al-Qur;an dengan realitas kehidupan. Sehingga permasalan yang seyogyanya tidak ada didalam mushaf Al-Qur'an, tetapi dikatakan ini ada didalam mushaf AlQur'an, padahal sudah seharusnya dikatakan ini hanya sebatas tafsir dari mushaf Al-Qur'an, tetapi bukan malah mengatakan permasalahan ini berkaitan dengan Mushaf Al-Qur'an, padahal tidak ada kaitannya sama sekali antara permasalahan yang dialami seseorang dengan keberadaan mushaf Al-Qur'an.

Gagasan kembali kepada mushaf Al-Qur'an tidak jarang menemukan kejangkalan, bagaimana tidak? Mushaf Al-Qur'an yang tidak membicarakan secara detail permasalahan, tetapi seolah-olah mushaf Al-Qur'an berbicara secara detail, hingga keterm-term kecil. Sehingga menimbulkan kerancuan didalam beragama Islam disebabkan munculnya berbagai tafsir dan pemahaman yang disebabkan kembali kepada mushaf Al-Qur'an.

Dengan kembali kepada mushaf Al-Qur'an kalau sebatas hanya dijadikan alat pembenaran diri didalam beragama, tentunya akan menghasilkan sebuah politisasi didalam menjalankan keagamaan. Maka untuk itulah kembali kepada mushaf Al-Qur'an hanya menambah multi tafsir yang menjadikan perbedaan semakin ditonjolkan, Sehingga yang terjadi tafsir antara satu dengan yang lainnya mengalami perbedaan, dan akhirnya yang terjadi tindakan destruktif antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lainnya.

Sedangkan mengembalikan wahyu Ilahi merupakan sebuah wujud kepasrahan diri, bahwa Al-Qur'an itu wahyu Ilahi. Sehingga dibutuhkan pemahaman membedakan antara wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an, begitu juga perbedaan antara mushaf Al-Qur'an dengan tafsir Al-Qur'an. Mengingat ketiga hal ini kalau tidak berhati-hati akan terjadi percampuradukan, padahal jelas berbeda antara Wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an, dan begitu juga keduanya berbeda dengan tafsir Al-Qur'an.

Dengan mengembalikan wahyu Ilahi kita dituntut dapat membedakan antara wahyu Al-Qur'an dengan mushaf Al-Qur'an. Sehingga kita dapat menganalisa secara jernih dalam berupaya menjelaskan ajaran agama Islam secara benar dan tepat sasaran. 

Semoga Allah SWT memberikan kecerdasan buat diri dan semuanya, Amin.........

92. Daster Lipit-lipit Abstrak @Rp. 27.500




Harga Promo Daster Lipit-lipit Abstrak dengan harga obral murah perbiji Rp. 45.000. Sedangkan bagi yang mau beli 10 biji dengan harga promo Rp. 27.500 perbiji. Dan bagi yg berminat bisa menghubungi nomor telepon 085-647-217-538, Pin BBM 7d2a8bc2, WA 085736726474.

Mengembalikan Wahyu Ilahi Vs Kembali Kepada Mushaf Al-Qur'an


By: Khoirul Taqwim

Ketika umat muslim menghadapi beragam permasalahan tentang realitas kehidupan yang dialaminya, ternyata tidak sedikit yang berupaya mencari permasalahan yang dialaminya dengan pondasi ajaran agama Islam. Sehingga menimbulkan beragam tafsir yang tidak sedikit pula tafsir yang muncul hanya sebatas tafsir kepentingan belaka, tanpa melihat kebenaran yang haqiqi. Maka untuk itulah dibutuhkan analisa mengenai pemecahan umat Islam dengan bersumber wahyu Ilahi.

Banyak tokoh umat Islam terutama golongan modern yang berupaya disetiap melihat permasalahan kehidupan mereka berupaya kembali kepada Mushaf Al-Qur'an, padahal ketika kembali kepada mushaf Al-Qur'an kalau tidak dengan hati-hati dan teliti akan terjadi percampuran makna antara mushaf Al-Qur;an dengan realitas kehidupan. Sehingga permasalan yang seyogyanya tidak ada didalam mushaf Al-Qur'an, tetapi dikatakan ini ada didalam mushaf AlQur'an, padahal sudah seharusnya dikatakan ini hanya sebatas tafsir dari mushaf Al-Qur'an, tetapi bukan malah mengatakan permasalahan ini berkaitan dengan Mushaf Al-Qur'an, padahal tidak ada kaitannya sama sekali antara permasalahan yang dialami seseorang dengan keberadaan mushaf Al-Qur'an.

Gagasan kembali kepada mushaf Al-Qur'an tidak jarang menemukan kejangkalan, bagaimana tidak? Mushaf Al-Qur'an yang tidak membicarakan secara detail permasalahan, tetapi seolah-olah mushaf Al-Qur'an berbicara secara detail, hingga keterm-term kecil. Sehingga menimbulkan kerancuan didalam beragama Islam disebabkan munculnya berbagai tafsir dan pemahaman yang disebabkan kembali kepada mushaf Al-Qur'an.

Dengan kembali kepada mushaf Al-Qur'an kalau sebatas hanya dijadikan alat pembenaran diri didalam beragama, tentunya akan menghasilkan sebuah politisasi didalam menjalankan keagamaan. Maka untuk itulah kembali kepada mushaf Al-Qur'an hanya menambah multi tafsir yang menjadikan perbedaan semakin ditonjolkan, Sehingga yang terjadi tafsir antara satu dengan yang lainnya mengalami perbedaan, dan akhirnya yang terjadi tindakan destruktif antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lainnya.

Sedangkan mengembalikan wahyu Ilahi merupakan sebuah wujud kepasrahan diri, bahwa Al-Qur'an itu wahyu Ilahi. Sehingga dibutuhkan pemahaman membedakan antara wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an, begitu juga perbedaan antara mushaf Al-Qur'an dengan tafsir Al-Qur'an. Mengingat ketiga hal ini kalau tidak berhati-hati akan terjadi percampuradukan, padahal jelas berbeda antara Wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an, dan begitu juga keduanya berbeda dengan tafsir Al-Qur'an.

Dengan mengembalikan wahyu Ilahi kita dituntut dapat membedakan antara wahyu Al-Qur'an dengan mushaf Al-Qur'an. Sehingga kita dapat menganalisa secara jernih dalam berupaya menjelaskan ajaran agama Islam secara benar dan tepat sasaran. 

Semoga Allah SWT memberikan kecerdasan buat diri dan semuanya, Amin.........

Pembebasan Islam


By: Khoirul Taqwim

Islam merupakan agama pembebasan manusia dari kebodohan dalam menjalin sebuah interaksi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, maupun manusia dengan sang maha pencipta. Sehingga muncul berbagai gagasan yang cerdas dalam menelaah tentang realitas kehidupan dalam mengubah sebuah kejahatan menjadi kebaikan, begitu juga kebaikan diubah menjadi kemuliaan yang tertinggi, tentunya tidak hanya sebatas kebaikan bagi manusia, tetapi kebaikan bagi alam semesta segala yang tercipta.

Dengan Islam manusia dituntun menuju sebuah bentuk kemuliaan yang luhur dalam menjalankan sebuah tuntutan zaman yang kian keras, tidak hanya dari fisik belaka, tetapi jiwa manusia ajaran Islam mensucikan manusia dari penyakit hati yang terus mengancam dalam diri manusia. Sehingga manusia dapat hidup dengan layak, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Kajian Islam tidak hanya sebatas permasalahan dunia belaka, tetapi lebih jauh lagi, Islam mengajarkan tentang kemuliaan menuju kehidupan yang lebih baik dalam pembebasan jiwa manusia yang tidak sedikit dikotori oleh permasalahan-permasalahan duniawi yang terjadi di dalam keseharian manusia.

Pembebasan Islam merupakan sebuah gagasan ajaran Islam menuju kemuliaan manusia dalam menjalankan aktivitas kehidupan. Karena dengan adanya pembebasan Islam manusia diberikan sebuah tuntunan yang baik menuju perjalaan hidup di dunia sampai di akhirat kelak.

Dengan adanya pembebasan Islam manusia diberikan pilihan yang cerdas, yaitu: sebuah bentuk pilihan antara kebaikan dan kejahatan, tentunya dalam pengertian sebuah kejahatan akan membawa kesengsaraan manusia di dalam menjalankan kehidupan di dunia sampai akhirat kelak, sedangkan kebaikan akan menuntun manusia menuju hidup penuh kemuliaan, baik didunia maupun di akhirat kelak. Sehingga dengan adanya pembebasan Islam dapat dijadikan sebuah gagasan pilihan hidup bagi manusia yang ingin hidup mulia atau hidup penuh kehinaan dengan dosa-dosa yang dipikulnya.

Keberadaan Islam dengan bentuk pembebasan dapat dijadikan sebuah keteladanan bagi manusia menuju kebaikan yang mulia dalam menuju sebuah tatanan kehidupan manusia yang lebih baik, cerdas, sabar, dan penuh rasa syukur atas karunia Ilahi yang tak ternilai harganya.

Semoga tulisan sederhana di atas dapat dijadikan sebuah pendorong buat kami menuju kehidupan yang penuh kebaikan dan penuh kemuliaan, baik di dunia maupun di akhirat kelak, Amin...........

Membedah Tembung "Manunggaling Kawula Gusti"


By: Khoirul Taqwim

Ketika membahas tentang permasalahan tembung "Manunggaling Kawula Gusti", terlebih dahulu saya mengajak kepada para pembaca, untuk menarik nafas sedalam mungkin, supaya kondisi kita saat membaca artikel pendek ini dapat menampung dan menganalisa secara jernih dan secara cerdas di dalam mengungkap istilah "Manunggaling Kawula Gusti".

Istilah "Manunggaling" merupakan sebuah proses penyucian diri (seseorang) dengan menyatu tindak tanduk dan perilaku sesuai dengan Yang Maha Agung. Sehingga antara aktivitas diri (seseorang) dengan kehendak Yang Maha Agung dapat sejalan sesuai dengan kehendak wahyu Ilahi, dan saat menuju proses melakukan sebuah aktivitas tidak lepas dari mengarah ke-Yang Maha Tunggal, tentunya dengan cara membagusi hati dan membagusi tindak-tanduk diri (seseorang) yang sudah berusaha melakukan sebuah laku "Manunggaling Kawula Gusti".

Begitu juga dengan istilah: "Kawula" merupakan sebuah tindakan diri (seseorang) di dalam melakukan sebuah aktivitas yang mengarah ke-Yang Maha Tunggal, tentunya menuju Gusti Yang Maha suci sebagai sang penguasa di jagad raya.

Dengan melihat manunggaling kawula, berarti segala aktivitas yang dilakukan oleh diri (seseorang) dengan cara lurus hanya untuk kepasrahan kepada Gusti Yang Maha suci, tentunya segala aktivitas hidup diri (seseorang) akan bermuara kepada Allah SWT.

"Manunggaling Kawula Gusti" merupakan sebuah penyatuan diri kepada gusti sang maha pencipta segala. Sehingga tingkah-laku diri (seseorang) dapat sesuai dengan kehendak sang maha agung, untuk mencapai kehidupan yang baik didunia maupun diakhirat kelak.

Gagasan "Manunggaling Kawula Gusti" berupaya memberikan pemahaman di dalam beragama tidak secara kulit semata, tetapi mampu memberikan sebuah pemahaman agama Islam secara hakikat. Sehingga kalau diri (seseorang) sudah mengerjakan amalan berupa rukun Islam, tetapi masih melakukan tindak-laku yang tidak baik, berarti diri (seseorang) tersebut, ternyata belum mencapai hakikat di dalam beribadah atau masih dalam tahap syar'i belaka.

Tidak jarang kita dipertontonkan oleh para Ustadz dengan gagasan keagamaan Islam yang hanya mengejar syar'i (tuntunan) belaka, tetapi lupa berbicara tentang hakikat sebuah ibadah, bahwa ibadah adalah: sebuah bentuk kepasrahan diri seseorang kepada sang maha suci, untuk di aplikasikan di dalam tataran realitas kehidupan secara baik laku dan tindak-tanduk diri seseorang secara benar, tentunya sesuai dengan kehendak wahyu Ilahi. Namun kenyataannya tidak sedikit ustadz yang hanya mengatakan ibadah dalam tataran sebatas wajib atau haram semata. Maka dari sinilah Manunggaling Kawula Gusti berupaya menyajikan pemahaman Islam secara hakikat tidak secara Syar'i semata.

Dengan membedah tembung "Manunggaling Kawula Gusti" diharapkan dapat menambah wawasan bagi umat Islam, bahwa kita di dalam menjalankan ibadah tidak terjebak hanya sebatas mengejar Syar'i semata, Sehingga kalau kita hanya sebatas mengejar Syar'i belaka, tentunya kita akan melupakan hakikat ibadah itu sendiri. Mengingat hakikat ibadah tidak kalah penting saat kita melakukan sebuah laku tindak-tanduk di dalam beribadah. Karena kalau kita hanya sebatas baik di dalam menjalankan ibadah sesuai Syar'i, tetapi laku tindak-tanduk masih jauh dari hakikat ajaran agama Islam, berarti sama dengan kita membohongi diri kita sendiri,

Semoga dengan membedah tembung "Manunggaling Kawula Gusti" dapat menambah kekayaan Ilmu kita di dalam menempuh kehidupan ini dan kehidupan selanjutnya, Amin...............

Bacalah! Ayat Qauliyah Dan Kauniyah


By: Khoirul Taqwim

Alam berguncang
Aliran debu bertebaran di wajah-wajah kehidupan
Flora Fauna sekarat diterpa ombak lautan
Hari itu manusia bertanya-tanya
Ada apa dengan alamku?
Yang kian garang menyongsong dikala senja

Tahukah engkau wahai manusia
Bumi yang tercipta dengan kesempurnaanya
Telah kau rusak dengan tangan-tanganmu
Hingga hari ini
Datanglah gelombang tsunami
Datanglah wedus gembel dari gunung-gunung tinggi menjulang
Dan daratan menjadi lautan kemurkaan

Usaplah wajahmu
Dengarlah bisikan nuranimu
Apa yang telah engkau lakukan selama ini?
Hingga datanglah kerusakan bumi
Setelah tercipta dengan baik

Bacalah!
Ayat Qauliyah
Supaya jiwamu tenang
Bahwa Allah telah mencipta manusia dalam bentuk kesempurnaan
Kemudian dikembalikan ketempat yang serendah-rendahnya
Kecuali mereka yang beriman

Bacalah!
Ayat Kauniyah
Supaya engkau berpikir
Bahwa Allah akan memperlihatkan mereka tanda-tanda kekuasaan
Disegala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri
Hingga jelas pada mereka
Bahwa Al-Qur'an adalah: kebenaran

Kutulis tentang kehidupan
Yang muncul dari lubuk jiwa
Bersama Ayat Qauliyah dan Kauniyah

Sang Maha Pemilik Cinta


By: Khoirul Taqwim

Mendung tebal menyelimuti alam
Sementara lautan terhampar biru
Masih setia menemani rasa jiwa yang sepi
Karena hari ini, esok dan selamanya
Sang maha pemilik cinta
Masih menaungi alam semesta

Wahai insan manusia
Sang maha cinta telah menghidupkan ruh
Untuk engkau lelaki dan wanita
Supaya engkau mengenal antara satu sama lain
Saling menghormati
Saling menghargai, melindungi, menyayangi
Dan saling mencinta dalam naungan Ilahi

Demi bumi dan langit
Keberkahan berpasang-pasangan
Adalah: hikmah yang indah di eja dalam rasa
Rezeki adalah: anugerah Ilahi sang maha pemilik cinta
Terlukis dalam firman dan sabda

Nikah!
Adalah: cinta
Nikah!
Adalah: kemuliaan dalam bentuk ketaqwaan
Kepada sang maha pemilik cinta

Cakrawala
Menembus lintas batas pemikiran manusia
Atas sebuah makna rasa cinta
Inilah sebuah bentuk keagungan Ilahi
Yang tersurat maupun tersirat
Untuk engkau wahai insan manusia
Supaya diantara engkau menjadi penolong
Diantara sebagian yang lain
Berbuatlah kebajikan
Dirikanlah Sholat
Tunaikanlah zakat
Taatlah kepada Allah dan Rasul
Supaya Ihsan, Islam, dan Iman
Selalu di hati yang terdalam

Saat bumi berguncang
langit bertebaran menjadi anai-anai
Hari itu rahmat Ilahi akan datang
Bagi mereka yang tak ragu akan kebenaran firmanMU
Karena Engkau sang maha perkasa lagi maha bijaksana

Geguritan: 22 Oktober, Dinten Santri


Dening: Khoirul Taqwim

22 Oktober
dinten Santri sampun tiba
Hening cipta berkumandang teng negeri khatulistiwa
kagem ngenget jasa-jasa para Santri
lebet labet agami ugi nagari

Udara ketenangan kraos
dipunkala kerawuhan dinten Santri
mekaten ugi angin kekendel sakedhap
dipunkala menyambut dinten Santri
kaliyan wontenipun dinten Santri
Menimbulkan setunggal renungan agung
kagem umat manusia sawetahipun

Rumiyin kala
dipunkala para Santri berjuang
ngantos dumugining seda
lebet mengsah penjajahan bangsa asing
sedaya dipuntumindakaken tanpa pangangkah
punika ngungkuk semangat para Santri dikala punika

Kesunyian dalu menika
mboten kraos waspa
Mengalir dipangkuan bumi pertiwi
dados bektos mengenang para Santri
Dikala punika kaliyan senjata sawontenipun
Berjuang kemedan tempur
lebet menempuh resolusi Jihad
Demi kebangkitan nusa ugi bangsa
mila sampun saprayoginipun
kita sedaya mengenang piyambakipun sedaya

Dinten menika
adalem serat sejarah agung teng dinten santri
Disaksikan yuta-yuta kartika diangkasa
Disaksikan udara asrep menggigil
sedaya kraos alam menyambut dinten santri
dados dinten mengenang para Santri
dados dinten pahlawan khatulistiwa
dados dinten kebangkitan umat
Dinegeri maritim kaliyan dasan ewu
Berjajar pulau-pulau saking Sabang ngantos Merauke

Adalem serat dipundalu gelap gulita
dipunrencangi semangat ngijem
dados tanda kesuburan alam Nusantara
ingkang penuh kemakmuran
ingkang tiada tara kekayaannya

Dinten Santri
kaliyan kopyah cemeng dipunmustaka
sarungan dados simbol kekiyatan
kagem mengsah samukawis tirani
lebet ngekahi kemerdekaan
ingkang sampun dipunwungu para pangrumiyin negeri

Kaliyan kewontenan dinten Santri
saged dipundadosaken semangat introspeksi
lebet mengeja langkah salajengipun
Demi kejayaan
Demi kemerdekaan
ugi sampun sakedahipun
kita sedaya saged mundhut
Suri tauladan ingkang sae
kaliyan wontenipun dinten Santri
kala menika ugi salaminipun

Mugi-mugi dinten Santri
ngampil rahmat ugi nikmat
ugi ngampil keberkahan
lebet ngamalaken samukawis kebajikan
Demi kamajengan, keadilan, ugi kemakmuran
kagem rakyat Nusantara
Amin.......

Jabal Redi Meletus


Dening: Khoirul Taqwim

Grama mbesem daratan
Wedos gembel mbeksa teng udara
telas sampun alam kawula
teng telan jabal redi meletus

Manusia mlajeng salira
putra timur ngupadi Ibunipun
lukar bulat mboten kraos
menika dinten kalimengan banda
rahajeng nyawa ingkang teng ucal

Eyang putri sempoyongan tindak
Nyawa hampir melayang
teng telan lahar membara
yutan soca pilu
midhanget
mriksani
rumaos
ewon korban manusia ndhawahan

Mboten kentun ahli agami berkhutbah
menika coben ujian
menika azab rawuh
sayuta tafsir mandhap saking lidhah
ngrembag Jabal meletus

Teng gang sudut margi becek wonten swanten jiwa
putra timur ngendika kaliyan tutuk terbungkam
Ikhlasno sedaya ingkang wonten
menika namung titipan

Jawah Rezeki Alam



Dening: Khoirul Taqwim

Jawah selebat wana amazon
asrep menggigil raos
Kodok sambut sekaran dalu
Srigala menggaung dipunwalik mega
Kucing mlajeng menyelinap dipangkuan
dinten jawah bah perang teng tabuh

Sabin tumpah ruah tirta
Benih pantun jagi dipuntenem
Alhamdulillah
Rezeki alam mboten kininten sampun tiba

Kesedan Jatos Salira


Dening: Khoirul Taqwim

Kesedan membuta
mboten pandang yuswa timur
Bahkan bayi timur mungil
tumut seda samukawis

Jasad membumi
Bercampur bantala
dados dhaharan ewon cacing
telas sampun ingkang wonten

Ruh
Kepangkuan Ilahi
Disambut Iblis kaliyan resah harap
Adakah panjenenganipun sahabat
Iblis ngatur ndangu'
Keserakahan
Kesombongan
ical pupus sampun ditelan bumi raya
tilar ruh kepundi ta tindak

Yutan malaikat berdo'a
layon mrikia
dalem sahabatmu
riwe kesahmu ta dados juru rahajeng
Manusia membabi buta
dalem yaiku sepotong sela
kagungan margi arah lebet salira
mboten usah tumut Iblis
Malaikatpun mboten dalem tumuti
dalem kagungan dunia mandiri
Alamku yaiku manusia
sanes Iblis
sanes malaikat
kersanipun ruhku dados jatos salira

Geguritan Sobat


Dening: Khoirul Taqwim

Kelam lebet kelabu
cemeng lebet kemelut
pajar dhatengaken
kala sumpena buta panjenengan rawuh
Jiwa tenggelam lebet buku
Pena menuntun hakikat sugeng
adalem kersanipunaken salira mengitari bumi
ngupadi secercah cahaya
menantang tawang udara
dalem bisu
dalem buta
rawuha panjenengan dalem tengga

Sobat
Seruku midhangetaken!...
ngertosi kesugengan tawang
ampun kalimengan membumi kala panjenengan dhawah
mega-mega tebal mbenter
Halilntar berkilat
Menggelegar petir nglayon
kesugengan tindak tetap wanci

Sobat
dalem disampingmu
panjenengan yaiku dimar lebet jiwa
pajar benderang lebet kalbu
kala panjenengan tiba rawuh

Sobat
sumangga kita sedaya lajengi dunia cemeng
sareng buku terserak
Gapai sugeng cita menika
Lintas wates marak
tempuh kala panjenengan tiba
lajeng sedaya tuntas

Sobat
tunjukaken racikan otakmu
Gapai kartika dicakrawala
langkung pena kita sedaya wonten
langkung pena kita sedaya julang
langkung pena kita sedaya tebang
Raih sedaya ingkang wonten

Sobat mlajenga
Membumi nawang lebet ambakan

Geguritan Dinten Rampung Nyawa


Dening: Khoirul Taqwim

Sunyi resah midhanget lirih
tengah dalu tambah menggumpal
pasuryan ayu mboten kemriksa malih
Buta bisu kedadosan dalu sunyi

Lirih ampil sae dalu menika
Tenang raos lebet jiwa
Sujud dalu penuh kesah
Dosa mboten nyana dados redi

Dalem kersa rengkuh lebet dalu
lukar dosa lebet jiwa
Duh Pengeran apunten sujud sembah kawula
dalem tadahkan asta kagem panjenengan

Mboten kraos shubuh jemput gelap
surya miwiti gantos pekat dalu
Dosa dereng gantos dalu
raos tobat mboten terbalas

Gusti Pengeran dalem dereng rampung
dalu dados saksi sunyi
Tobat kawula dereng rampung
sayangipun nyawa sampun mboten kiyat

Raga tilar jasad
apunten dalem mboten sagah
Dosa mboten sampun diapunten
icala raos dipungantos raos

Sesal mboten wonten artos
dinten rampung nyawa sampun tiba
mboten mlajeng kepundi
Gusti Sang mentis Wenang sampun ngersa sedaya

Geguritan Waspa Kenangan


Dening: Khoirul Taqwim

Kenangan dangu terurai waspa
esem lembat ical saknalika
bahasa asih gandrung
terbungkus soca jelalatan

Tilaraken salira lebet sepen
tindak tebih lebet langkah ampeyan
soca mboten ngantos sudut pandang
panjenengan mlajeng lebet peluk tuwun adalem

Panjambet penggalih sampun dados benteng
penggalih lebet lara jiwa
paling sae lebet sugeng
sedaya kosong dalu rahina adalem

Hukum penggalih ingkang lara
tersedu-sedu waspa dipunmargen
mboten wonten artiati
sedaya sampun dados beku

Rintihan waspa buta
midhanget diujung dalu enggal adalem
mengais pecahan kaca waspa
nendulam lebet lara kenangan

Kenangan buta ngampil dinten enggal adalem
dalem tetap dipunmriki
lebet lara sanubari
kersanipun tirta mengalir samargi sugeng adalem

Geguritan Mutiara Semangat


Dening: Khoirul Taqwim

Tembung mutiara mbesem semangat
nurani terhentak seketka
senjata dipunasta jagi menghantam
tembe ambisi kemimpangan kabesmi semangat

Reformis ngendika kaliyan lantang
sugeng tertindas utawi seda mengsah
bahkan Jihadis bengok kaliyan kencang
sugeng hina utawi seda syahid

Filosof Nietczhe ngendika
sugeng dipunwucalan priyantun benten utawi seda dipunwucalan piyambak
diseberang Cuba mbengok Chea Guevara
sugeng miskin utawi seda dados martir

Mboten kentun ugi pejuang 45 munapa
sugeng utawi seda
Mutiara bahasa
semangat lebet jiwa nurani manusia

Geguritan Supaos Perawat


Dening Khoirul Taqwim

Suster panjenengan abdikan nyawa
Tanpa lelah satembung bahasa
soca panjenengan tertoreh sendu
mriksani yektos dipunmajeng panjenengan
labet perih dipunjaja
panjenengan abaikan ambakan panjenengan
Demi supaos pengabdian

Lara perih
gerah pilu rekaos pasien
usada panjenengan tancapkan direlung sel lebet
kedhanganan ingkang panjenengan harap
Demi supaos mulia

Dhangan
Ucapan ketulusan lebet nurani
panjenengan sebat salajeng lebet lembat rupa panjenengan
Kuharu
adalem bektos
Pengabdianmu adalem catet lebet sajak kawula

Suster
Untaian bahasa kawula ucap
Demi supaos perawat