Monday, 20 July 2015

Kembali Kepangkuan Bumi


By: Khoirul Taqwim

Pulang kepangkuan bumi
Tempat asal diri ada
Hilang
Senyap
Lenyap
Ditelan alam raya

Dari Ayam Kampung Melihat Indonesia Raya


Kekuasaan merupakan sesuatu yang menjadi iming-iming sebagian besar masyarakat, sebab manusia mempunyai sifat tak lepas dari watak yang ingin menguasai bukan di kuasai, sehingga perebutan kekuasaan tak terelakkan dimana tempat dan waktu kapan saja bisa terjadi.

Di saat kita mengamati yang paling sederhana tentang dua jago ayam kampung yang bertarung gara-gara makanan dan kepuasan biologis yang menjadi bahan rebutan, dari pengamatan tersebut memunculkan pertanyaan apakah ada manusia yang berkelahi gara-gara makanan dan kepuasan biologis?......tentunya ada jika kita mau mengamati di pasar, kantor, jalanan dan tempat-tempat lain yang sering muncul tentang permasahan ini, tetapi sebagian manusia lebih rapi dalam memainkan peranan tersebut, sering tergambar dalam film maupun sinetron penuh tipu daya yang terkadang susah kita menebak alur yang sedemikian rupa rumitnya.

Ketika ada sebagian manusia yang menguasai di segala aspek kekuasaan sudah dapat di pastikan tinggal menunjuk apa yang dia inginkan semua akan selesai dengan mudah, sehingga wajar banyak orang yang merebutkan yang namanya kekuasaan di sebabkan rasa yang ingin memuaskan diri.

Di kala waktu senggang kita dapat mengamati ayam kampung dalam bertarung di karenakan hanya sebatas mengisi perut, tetapi kalau manusia sebatas lebih dari itu atau tidak?..........Heeemm....tentunya kecenderungan lebih di banding sekedar permasalahan tersebut.

Belajar dari mengamati ayam hingga melihat Indonesia raya tak ubahnya kita di hadapkan mulai dari pengamatan yang begitu kecil dan mencoba melihat jutaan kepala manusia, sehingga kita akan di bawa keranah yang rumit tetapi hakikatnya sama yaitu: kekuasaan dan menguasai, perbedaan cuma apa dan bagaimana cara dalam menerapkan tersebut?.......

Kita sering di sajikan kabar berita tentang permasalahan politik dengan rebutan kursi mulai dari kepala desa sampai sang penguasa istana, tak lain dan tak bukan perebutan kekuasaan menjadi pemicu terbesar setiap polermik yang ada, karena hakikatnya manusia ingin berkuasa mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya dan bentuk-bentuk lain di segala aspek kekuasaan yang punya tempat strategis dalam kehidupan masyarakat.

Semoga saja para penguasa selalu berpihak kepada seluruh masyarakat secara menyeluruh tidak hanya segelintir kepala manusia dan mereka dapat mengambil sikap dengan bijak dan arif dalam menyikapi beragam aspek kehidupan masyarakat secara luas.

Agama Mengkritisi Rasio


By: Khoirul Taqwim

Penulis sering sekali mendengar tentang rasio mengkritisi agama, bagi kelompok yang setuju dengan rasio tentunya itu dianggap sebagai pencerahan. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah apakah benar rasio membawa pencerahan?...pertanyaan itulah yang menjadi bola liar untuk di diskusikan, sebab melalui pengamatan penulis kalau kita memahami agama hanya sebatas menggunakan rasio, kemungkinan besar belum lengkap dalam memahaminya.

Berangkat dari pengamatan di atas penulis mencoba memainkan bahasa dengan cara membalikkan, sehingga menjadi bahasa agama mengkritisi rasio, penulis mengangkat judul itu agar terjadi keseimbangan dalam mengamati persoalan, sebab kalau menegasikan keberadaan jiwa tentunya hasil dari pengamatan akan kurang tepat dalam menyikapi suatu permasalahan. Sebenarnya penulis dulu juga salah satu pengagum rasionalitas, tetapi kalau berpikir ulang ternyata terlalu dangkal kalau hanya memahami agama sebatas menggunakan rasio, karena disitu ada jiwa yang harus di ajak urun rembug (musyawarah) dalam memahami suatu persoalan.

Mengamati keberadaan agama akhir-akhir ini sering sekali mendengar agama menjadi kepentingan rasio yang di paksakan, dengan mulai yang paling sederhana sampai yang sulit di analisa kemana arah pembicaraan mengenai alur agama, bahkan yang terjadi cenderung dialog yang mengarah debat kusir (diskusi yang tidak ada ujung) antara satu sama lain dalam mempertahankan argumen yang di anggap sebuah kebenaran.

Sebagian manusia ada yang begitu kuat tentang ke ingin tahuannya yang mendalam mengenai agama, maka mereka ada yang mencari lewat rasionalitas yang dianggap akan menemukan sosok apa yang menjadi mimpi mereka tentang pengetahuan agama tersebut, maka mulailah mengkritik destruktif tentang ayat-ayat suci yang dianggap sebagai dongeng belaka, bahkan nabi adam sebagai orang pertama di dunia dianggap sesuatu kejadian yang belum pasti.

Sebenarnya kalau bicara masalah kritik agama sudah begitu lama otak manusia mengkritik agama secara habis-habisan, sebagian ada yang mengatakan bahwa agama adalah sebuah evolusi dari animisme dan dinamisme, sehingga muncullah agama-agama wahyu yang di anut sebagian besar umat manusia.

Sejarah menunjukkan bahwa sejak dulu kala ada sebagian manusia yang mendeklarasikan diri sebagai paham atheis, karena mereka menganggap bahwa agama tidak dapat menampung apa yang ada dalam rasio yang di pahaminya, sehingga muncul berbagai slogan diantaranya: agama itu sudah mati dan juga ada yang mengatakan agama itu candu, peristiwa itu sungguh memprihatinkan bagi jiwa-jiwa yang sudah meyakini kebenaran agama secara mutlak.

Masyarakat rasional atheis inilah yang nantinya menyerang dan menyudutkan keberadaan agama dengan sesuka otaknya, melihat dari situ dapat di tebak yang ada hanya gudang rasio dalam mencaci agama secara nalar destruktif. karena semua tidak lepas berdasarkan kepentingan rasio dari segelintir orang yang mengatakan diri masih dalam tahap pencarian, sebenarnya sebuah keyakinan kalau tidak di publikasikan secara terbuka yang bersifat menghujat satu sama lain, maka tidak akan menjadi persoalan publik. apabila atas dasar tepa selira (tenggang rasa) yang di angkat sebagai substansinya, tetapi dengan mengatasnamakan liberal (kebebasan) berpendapat seluas-luasnya tanpa menghargai keberadaan pemeluk agama lain, keadaan itulah nanti menjadi benih yang tumbuh dan terus berkembang menjadi sebuah konflk benturan keyakinan.

Kalau melihat dari sudut pandang kerusakan alam saat ini lebih cenderung diakibatkan rasional buta yang mengarah segala sesuatu di halalkan dari situlah kerusakan sebenarnya dalam kehidupan masyarakat, seperti terjadinya perang nuklir, pencemaran udara dan masih banyak lagi yang dihasilkan rasio dalam menciptakan sebuah kerusakan, sehingga penulis sangat menyadari apa yang dimiliki rasio ternyata punya keterbatasan yang begitu besar.

Maksud dari tulisan di atas bahwa segala sesuatu punya habitat sendiri-sendiri, kalau rasio bisa memahami ilmu pengetahuan dan sejenisnya, namun ternyata rasio juga tidak mampu memahami segala di luar alamnya, seperti memahami kehidupan setelah kematian secara tuntas.

Tulisan di atas bukan bermaksud merendahkan rasionalitas, tetapi agar kita selalu sadar bahwa rasio manusia penuh dengan keterbatasan dalam memahami misteri-misteri alam dan misteri yang ada dalam diri kita sendiri, sehingga segala sesuatu di kembalikan pada alam masing-masing dalam memahami segala persoalan yang ada, agar tidak terjadi penghakiman dan merasa bahwa rasio adalah segala-galanya, sebab semua ternyata punya alam masing-masing dalam memahami banyak hal.

Irama Jiwa


by: Khoirul Taqwim

Nada jiwa berdetak kencang
Saat irama mengalun nyaring sepanjang dinding
Indah terasa dalam benak setiap hasrat
Sampai terbawa nada merdu yang kian merasa

Irama jiwa dalam dada
Menggapai panorama alam raya
Terlihat melambai bah ombak di samudra
Memanggil hayalan yang kian menggema
Bersama kilatan datang sebuah irama
Bercampur tentang kisah lautan arwah

Irama jiwa adalah nyata
Terasa mulai menggema sepanjang aura
Saat diri tak tahan aroma rasa

Irama jiwa adalah bait
Bikin daku melayang ke ranah hilang
Sampai tak ketemu irama sudah

Mantra Cinta


by: Khoirul Taqwim

Daku terpanah tepat di jantung
Berdarah air cinta basahi segenap raga
Menoreh kepiluan asrmara yang kian melanda

Bin salabin
Mantra cinta bersenandung
Dengan jompa-jampi menegur rasa batin
Kian rapuh di telan alunan nada fatamorgana

Bin salabin
Komat-kamit mulut ini
Menghias setiap langkah jiwa yang kian hampa

Bin salabin
Dapatkan jantung hatinya
Kan kurengkuh dinda dalam pelukan bulan

Bin salabin
Bergetarlah jiwa masuk separuh sukma
Menghantar kelayang-layang asmara cinta

Bin salabin
Bahasa mantra cinta yang kian jauh dari sebuah makna

Rasio Ternyata Penyebab Perang Agama


By: Khoirul Taqwim


Sebelum membahas rasio ternyata penyebab perang agama terlebih dahulu bagi para pengagum rasionalitas saya ajak untuk menarik nafas sedalam mungkin, agar dalam menerima tulisan ghaib ini dapat mencermati dengan santai dan mampu mencerna tentang sebenarnya apa yang terjadi tentang perang agama yang sering menelan korban harta maupun jiwa.

Kejadian perang agama mulai dari tingkat daerah yang terjadi di maluku, poso, bahkan sampai di tingkat Internasional antara palestina melawan Israel ternyata tidak lepas dari peran rasio yang menjadi penyebab terbesar terjadinya konflik berdarah ini, lalu yang menjadi pertanyaan terbesar adalah: apakah benar rasio yang menyebabkan terjadinya perang agama?....berangkat dari situlah perlu adanya suatu kajian tentang rasio dalam memaknai beragam persoalan tentang agama.

Perang agama yang tejadi di masa lalu maupun saat ini merupakan bentuk penafsiran rasio dalam memahami agama sesuai dengan nalar teoritis maupun praktis yang di miliki setiap individu maupun kelompok, sehingga memunculkan perbedaan dalam menghasilkan suatu tafsir agama, sehingga dari perbedaan itu terjadi bola liar yang tidak dapat di hindarkan yang membentuk benturan antar keyakinan.

Rasio mempunyai peran sebagai alat dalam memahami suatu permasalahan atas keajadian dalam persoalan kehidupan beragama, sehingga rasio sangat dominan menjadi penentu perang atau tidaknya dalam kehidupan beragama, berangkat dari argumen itulah berarti terjadinya perang agama akhir-akhir ini tidak lepas dari yang namanya rasionalitas.

Pemicu perang agama di karenakan rasio ekstrim dengan ambisi berlomba-lomba merasionalkan agama sebagai cara menunjukkan superioritas dalam diri agama masing-masing baik secara individu maupun kelompok, sehingga memunculkan gesekan sosial yang terus terjadi dalam kehidupan masyarakat, karena dari situlah muncul keinginan sebagai individu maupun kelompok yang paling kuat di antara satu sama yang lain.

Keberadaan rasio manusia dalam memahami beragam persoalan tidak lepas dari yang namanya hukum rimba yang mempunyai ambisi ingin saling mengalahkan satu sama lain, sehingga memunculkan keinginan berkuasa dari kelompok agama satu dengan menguasai kelompok agama lainnya.

Hakikat rasio manusia sebenarnya ingin berkuasa, berangkat dari hakikat rasio itulah segala cara apapun di lakukan sebagai jawaban dalam meraih kemenangan sebagai petarung rasio sejati, sehingga dari hakikat rasio itu dapat di tarik kesimpulan bahwa rasio manusia ingin paling berkuasa di antara yang lain, kalau ini muncul dalam tatanan keberagaman agama, sudah dapat dipastikan yang ada benturan agama yang saling ingin menjatuhkan agama satu sama yang lain.

Melihat dari beberapa gambaran yang sudah di paparkan tadi dapat di kerucut penyebab terjadinya konflik agama disebabkan keberagaman rasio pembenaran diri tanpa melihat pendapat yang lain dengan arif dalam memahami agama dan juga memposisikan suatu agama tetapi keduanya tidak sejalan dalam pemaknaan, sehingga yang terjadi adalah benturan rasio satu sama lain yang tidak terhindarkan disinilah awal benih perang agama yang jauh dari tepa selira (tenggang rasa) dalam kehidupan beragama.

Penyebab perang agama selain argumen di atas, karena di sebabkan adanya benturan dalam rasio teoritis dengan rasio praktis dalam menyikapi agama tidak sejalan, sehingga keduanya gagal dalam menyikapi tepa selira dalam beragama, sehingga dari situlah nanti timbul perang antar agama dalam kehidupan masyarakat.

Kalau kita simpulkan sementara penyebab perang agama karena rasio ekstrim yang menjadikan saling hujat menghujat satu sama lain, berangkat dari situlah terjadi penyakit rasionalitas yang sudah kronis, sehingga penyakit tersebut mewabah dalam kehidupan masyarakat beragama yang di sebabkan kesehatan rasio sudah terganggu dalam kehidupannya.

Maksud dari tulisan di atas hanya sebagai penyeimbang dan kontrol atas rasionalitas, karena penulis sering mendengar tuduhan rasionalitas kalau yang menyebabkan perang agama adalah ajaran yang tidak tepat dalam agama itu sendiri, tetapi penulis memberikan tanggapan yang berbeda bahwa penyebab perang agama di karenakan rasio manusia dalam memahami ajaran agama terlalu dangkal, sehingga perang tidak dapat di hindarkan dalam kehidupan masyarakat beragama.

Mandi di Sungai Penuh Tantangan


Di masa kecilku setelah pulang dari sekolah dasar aku sering di ajak sahabat desaku pergi kesungai, sekaligus mandi di sana, alangkah indah hariku saat itu terasa tidak ada beban dalam hidup sampai rasa jiwa ini begitu bahagia yang tak terkira, di saat itu dalam benakku tertantang untuk menaklukkan sungai yang lumayan deras arusnya.

Pernah waktu di awal mandi di sungai aku tak bisa berenang, sehingga tak dapat di pungkiri akhirnya aku minum air sungai banyak gara-gara aku terbawa arus sungai yang lumayan deras saat itu, tetapi untung saja sahabatku dapat menolongku dengan tangkas, akhirnya akupun tertolong dengan selamat.

Sebenarnya saat aku mandi di sungai waktu itu airnya tidak terlalu jernih, namun namanya juga anak-anak yang punya jiwa petulang waktu itu, terasa asyik-asyik saja, apalagi di saat dekat air terjun sangat menakutkan dan juga menyenangkan, takut karena dari ketinggian aku terjun kebawah dan terbawa arus yang begitu deras, tetapi yang paling berbahaya saat turun ternyata tidak terbawa arus, akhirnya mutar-muter di air sungai tersebut, apabila terjadi hal demikian maka kita harus menenggelamkan diri sampai benar-benar kebawah, akhirnya dapat lepas juga dari putaran air yang begitu mengerikan.

Mandi di sungai tentu ada sebuah yang tak terlupakan, karena di hari itu begfitu menyenangkan dan sekaligus menantang nyawa kalau kita tidak berhati-hati saat mandi, maklum waktu itu aku masih terlalu kecil untuk mandi di sungai yang lumayan agak besar, tetapi dari situlah perjalanan saat masih kecil begitu mengingatkan masa silam yang begitu unik dan membahagiakan.

Mandi di sungai ada kenikmatan tersendiri bagi para petualang yang ingin belajar menghayati alam, sekaligus belajar tentang kehidupan alam yang penuh warna dalam hidup yang saat ini terkadang terlupakan.

Kersa Ilahi


Dening: Khoirul Taqwim

Kesedan mboten nyuwanten
Nampak dados yektos
kagem sinten kemawon insan manusia
kesedan pasti ta mangsul samukawis kesugengan

Kesedan menjemput sukma
kala sukma dipun pundhut saking raga
kemriksa amalan nengga dipunngrika
kala sukma ical saking salira insan manusia

Kesedan pasti ta rawuh
amargi kesedan sampun keserat sareng kersa Ilahi
ngantos kesedan ngampil datheng alam barzah asmanipun

Tintrim Jiwa


Dening: Khoirul Taqwim

Tintrim raos jiwa panjenengan
ngasta dalem teduh teng jagad mahliga sumpena mabur inggil

Endah naluri panjenengan
ngasta dalem bersimpuh jengku tanpa sepatah tembung
amargi panjenengan mekaten nduwe jarwi teng jagad dalem

Ketintriman pajeng panjenengan
ngasta penggalih adalem kraos sejuk mega raos
mboten wonten ingkang ngertosi naluri jiwa dalem
kajawi panjenengan ingkang wonten teng jagad penggalih dalem ingkang paling lebet

Jejeran jiwa menika
kados hamparan samudra kesaen
ingkang terpampang teng udara suci

Satuhu penggalih menika
mekaten hening dipunkala panjenengan wonten teng celak dalem
ngantos tumuju sumber samukawis sumber
raos ugi asa

Kelembatan jiwa panjenengan
dados hasrat lebet kesabaran
ngantos ngasta tintrim sedaya jagad dalem
amargi panjenengan harmoni kesugengan
ingkang dados wangsulan
inggil samukawis keteduhan
Seisi panorama jagad nan hening teng alam ketenteraman

Enjing Dinten Suci


Dening: Khoirul Taqwim


Enjing nan ceria diujung mbeksa
mraos cakrawala kaliyan penuh kesaen
asta keinggil kaliyan penuh Do'a-do'a gaib
Pertanda alam taksih bersahabat kaliyan penuh keikhlasan

Insya Allah
dipundinten enjing ingkang cerah ceria
Daku ta tetap bersujud wonten Ilahi
mentis suci panjenenganipun sang mentis pencipta samukawis

Suci dipun enjing dinten
Pertanda alam penuh kaliyan kegirangan
Sayup-sayup pohon pertanda kesugengan
mimbeti dinten enjing penuh kaliyan kebahagiaan alam
menika alam enjing dinten nan sejuk bergemulai
Penuh kaliyan remen cita tiada tara kraos

Kerudung ijem


Dening: Khoirul Taqwim

Adalem serat kerudung ijem membentang dijendela
panjenenganipun termenung miyambak sareng sepotong kursi
ingkang setia lebet sandaran saliranipun
panjenenganipun kaliyan menatap kesaen alam
ingkang miwiti gelap dipundhahar sang petang

Oh! panjenenganipun
yaiku putri mungil timur
Semampai inggil nembe
ingkang memikat jiwa para kakung
amargi panjenenganipun putri ingkang mekaten imagi
teng saben detak jantung sang kakung

Sang putri berkerudung ijem
dipuninggil jendela kaliyan penuh keluguan ngadika bahasanya

Oh! Kerudung ijem
Membungkus kendahan ugi kelembuatan
panjenenganipun sang putri pujaan para kakung
amargi panjenenganipun kageman takdir kesaen
ingkang mekaten sempurna saking pandangan para sang kakung

Oh! panjenenganipun
kerudung ijem

Ketukan Ambakan Elmi


Dening: Khoirul Taqwim

Dalem sugeng namung sawates ketukan ambakan
mboten wonten artos, apalagi jarwi
ugi ketukan ambakan menika
dalem badhe dados penentu
Jiwa ugi raga salajengipun

Kaliyan miyosipun bahasa ugi tembung
dalem dados artos ugi jarwi
amargi dalem sugeng kaliyan elmi
kersanipun ambakan menika ical ditelan wanci
sayangipun elmi dalem duduk
badhe lestantun teng alam raya
amargi dalem sugeng lebet naungan elminipun

Sekedhik tembung, apalagi bahasa
ingkang wonten elmi ugi jiwa
ingkang luwe badhe seserepan ingkang wonten
amargi menika yaiku: nawalan ugi takdir Ilahi
mugi-mugi Allah maringi panempuhan kaliyan elmi ingkang dipunkagungananipun
Amin........

45. Batik Perca Longdress Smok



Bagi yang mau pesan Batik Perca Longdress Smok dengan harga obral Murah perbiji Rp. 50.000. Sedangkan  bagi yang mau beli 20 biji Batik Perca Longdress Smok Rp. 30.000 perbiji. Dan bagi yg berminat bisa menghubungi nomor telepon 085-647-217-538, Pin BBM 7d2a8bc2.

Widadari swargi


Dening: Khoirul Taqwim

Widadari swargi
adalem serat bahasa tentang panjenengan
saking dinten ingkang mboten nate lelah
dalem mengenang panjenengan sareng sajak dalem
ingkang berbaris tanpa jemu
nyerat tentang pasuryan panjenengan
ingkang kian salajeng lebet angan dalem

Widadari swargi sang pengembara elmi
punapa panjenengan mangertos tentang jarwi raos jiwa
ingkang kian memasung kebekuan lara dalem
amargi dipunpanjenengan salajeng dhateng lebet wungon hayal dalem
sayangipun sedaya namung sumpena sendu
ingkang mboten terjamah lebet yektos


Wahai Widadari swargi
panjenengan renungan saben ambakan
saking jiwa ngantos penggalihan dalem
ingkang kian larut lebet hayalan
amargi sedaya mboten menentu
antawis arah ugi keyektosan

Widadari swargi
adalem serat kagem panjenengan
salajeng ugi salaminipun

Sajak Do'a Tinta ludira


Dening: Khoirul Taqwim

Nuwun inggih! Allah
ludira adalem dinten menika mengalir dados tinta ewah-ewahan
teng kala mriksani bangsa dalem teng terkam para koruptor
teng wanci negeri dalem mengalir waspa kepedihan
kala punika nusantara berduka lara
wanci punika negeri dalem tilar setunggal asma
Masya' Allah, bangsa dalem sampun mboten wonten
ingkang rumiyin gagah perkasa
Innalillah, bantala tirta adalem kesare sampun
sareng keserakahan ugi kedzaliman

Nuwun inggih! Allah
ngandikanipun bangsa dalem yaiku bangsa sugeh nang jagad
sayangipun rakyat saking sabang ngantos merauke terkapar luwe
ngandikanipun negeri dalem yaiku negeri sejahtera
sayangipun adalem mriksa yutan mustaka manusia termiskinkan
ngandikanipun bantala tirta adalem yaiku bantala tirta kesuburan
sayangipun adalem mriksa bantala tirta adalem dipundhahar tikus saren

Nuwun inggih! Allah
dalem suwun perlindungan dhateng panjenengan
saking godaan syetan ingkang paling terkutuk
Amin........

Japi Gandrung


Dening: Khoirul Taqwim

Daku kejemparing tepat teng jantung
ludiran tirta gandrung telesi sajangkep raga
Menoreh kesekelan asmara ingkang kian nempuh

Bin salabin
japi gandrung bersenandung
kaliyan jompa-jampi menegur raos batos
Kian rapuh teng telan alunan nada fatamorgana

Bin salabin
Komat-kamit tutuk menika
mraos saben langkah jiwa ingkang kian hampa

Bin salabin
sagedaken jantung penggalihipun
kurengkuh dinda lebet pelukan wulan

Bin salabin
Getaran jiwa mlebet separuh sukma
Menghantar kelayang-layang asmara gandrung

Bin salabin
Bahasa japi gandrung ingkang kian tebih saking setunggal jarwi

Gandrung


Dening: Khoirul Taqwim

Gandrung punika sae
kagem piyambakipun sedaya ingkang ngertosi
jarwi asih gandrung

Gandrung punika lembat
kagem piyambakipun sedaya ingkang nepang
Tentang wados jiwa

Gandrung punika duka
kagem piyambakipun sedaya ingkang mboten ngertosi
setunggal tembung kejujuran

Gandrung punika nafsu
kagem piyambakipun sedaya ingkang mboten saged ngedhangsulaken salira
saking syahwat angkara murka

Gandrung punika gandrung
amargi gandrung kageman
saking gandrung punika piyambak

Sawates Goresan


Dening : Khoirul Taqwim

Sahabat
midhanget cerios sakedhap adalem
kala adalem tindak lajengi hamparan tawang bintu
adalem panggihi panjenenganipun
ugi panjenenganipun yaiku bayangan antawis wonten ugi mboten wonten

Dalem sanes sinten panjenenganipun
sayangipun dalem namung setitik langkah margi
menasari puing-puing raos menika
dalem terlelap lebet sumpena-sumpena sak panjenengan
Ah punika mboten ..mboten.....
amergi dhateng adalem namung sawates goresan asa
adalem mboten kedah menjamah panjenenganipun
cekap panjenengan paringi dalem margi
ngenget panjenenganipun ugi panjenenganipun
salajeng...

Kereta Yuswa


Dening: Khoirul Taqwim

Kereta senja tambah yuswa
Tergeletak teng halaman jiwa ingkang kian rapuh
Rayap merayap ndhahar saben baris ketos
ngantos mboten nduwe tosan dahaga

Kereta senja wonten teng ngrika
Nampak keriput nduwe pasuryan gaduh
kala roda-roda kian mengapit
ngantos ambakan mboten nduwe gina sampun
amargi terhapus yuswa ingkang kian yuswa

Kereta senja lebet jiwa
Kenangan zaman rumiyin ingkang apik kraos
Walau terlena zaman ingkang makaken ramai panorama

Kereta senja
ndherekne dalem lebet sumpena
kala soca beranjak nggebag dalu

Jawah Tengah Dalu


Dening: Khoirul Taqwim

Jawah tengah dalu
kala margi gelap gulita
asrep menggigil sekujur salira
asta kraos awrat mengetuk konten
teles kuyub werneni sekujur salira

Penggalih kala jawah
sepen tengah dalu mboten nduwe kartika
dhereki arwah alam ngandap emut
sakedhap ngalimengan duri lebet jaja
Walau jantung taksih berdetak enggal
sayangipun jawah terhapus resah sukma

Jawah kala gelap dalu
ampil kapang tentang panjenenganipun
ngantos terlelap soca ingkang panjang

Keranda Layon


Dening: Khoirul Taqwim

Keranda layon
tengah dalu tindak terseok-seok
Menggoda saben dhusun ngantos ujung kitha
enget ta saben ambakan mangke pasti mboten wonten
amargi jasad teng tilar nyawa ingkang kian tebih tindak

Keranda layon berpacu kaliyan wanci
Menuju panggen akhir pamasareanan sang insan
tergeletak jasad teng antawis himpitan bumi
sengkera kawontenan gelap nglayon
Melayang arwah menuju pengasingan alam barzakh

Keranda layon ndherekne sebingkai layon
ngantos kelubang bantala liat cemeng mengkilat
kala manusia terlelap sapanjang hayat

Pulau Seda


Dening: Khoirul Taqwim

Kitha ingkang nggrama
mbenter beringas teng sapanjang margi
kesedan dados santapan gagak cemeng
Kala pecah roket berhembus teng udara
ngantos keserat setunggalewu serdadu mboten bernyawa

Oooo...
Pulau seda
dinten kelabu kala punika
Denyut nadi kesugengan kendel sakedhap
mriksani letusan rudal-rudal kesedan

Blair.......
swanten midhanget menggelegar

Door....
senjata nyenjata miwiti nempuh setunggal sami benten

Duum.....
nuwuna sedaya makhluk sugeng

Pulau seda wanci punika
mbikak yutan mustaka terhenyak
Jasad berserakan teng bantala lapang
Nyawa ical mboten karuan
kala bayonet-bayonet melalang datheng penjuru jagad

Pulau seda
Saksi bisu tragedi masa silam

Swanten Jiwa


Dening: Khoirul Taqwim

Nada jiwa berdetak kencang
kala irama mengalun nyaring sapanjang dinding
sae kraos lebet benak saben hasrat
ngantos kampil nada merdu ingkang kian rumaos

Irama jiwa lebet jaja
Mencapai panorama jagad raya
kemriksa melambai bah ombak teng samudra
ngaturi hayalan ingkang kian menggema
sareng kilatan rawuh setunggal irama
Bercampur tentang kisah samodran arwah

Irama jiwa yaiku yektos
kraos miwiti menggema sapanjang aura
kala salira mboten kuwawi aroma raos

Irama jiwa yaiku bait
Bikin dalem melayang datheng ranah ical
ngantos mboten kepanggih irama sampun

Sajak Swanten Takbir


Dening: Khoirul Taqwim

Bedug sampun mungel
Dag dig duuuuuuuuuuug
midhanget swanten takbir sayup nan merdu
satuhu teng dinten menika sedaya umat nampak terpancar
Aura rena salajeng teng dinten nan fitri

Swanten takbir midhanget
Memuji keagungan Ilahi
Berkumandang seantero jagad raya
Membahana bumi ngantos tawang
ngantos qalbu rumaos pajar benderang
teng dinten wiyaran nan sae merni

Kumandang gema takbir
ngasta nada penggalih berucap rahmat
Sambut penuh raos syukur
teng dinten suci nan sae kraos

Swanten Gemuruh takbir
jarwi dinten agung sampun rawuh
yutan umat bersorak penuh ambakan do'a
Memohon wonten dzat Ilahi
inggil nikmat ugi rahmat
kagem salajeng rawuh dipundinten penuh apunten

Swanten takbir penuh werni
Pertanda riyadin sampun tiba
Terucap lebet saben detak jiwa
Menyusun tembung ugi bahasa
Minal adin walfaidzin
Mohon apunten miyos ugi batos

Dinten Takbir Ilahi



Dening: Khoirul Taqwim

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
dalem panjatkan dalu takbir Ilahi dipunkala Idul Fitri sampun tiba
dalem basuh pasuryan kaliyan tirta suci dados panuwun wontenIlahi
ngantosa dalem wonten margi suci teng dalu takbir Ilahi
kala menika ugi umat muslim bidhal saking dhusun ngantos sudut kitha
Hilir mudik sareng deru mesin-mesin montor ugi mobil teng margen

Sedherek dalem mriksa dalu menika
miwiti saking surau-surau ngantos dinding-dinding ambakan kesugengan
mekaten kathah umat muslim manjataken dalu takbir Ilahi
ugi mboten awis raka putri, priyantun-priyantun dewasa ngantos eyang kakung-eyang putri tumpah ruah dipunmargen
amargi menika yaiku dinten istimewa ingkang penuh berkah Ilahi

midhanget ugi saking swanten angin dalu
setunggal bentuk sorak sorai yutan umat manusia ndhereki langkah dalu takbir Ilahi
sedaya mboten lukar saking pertanda dinten kemimpangan sampun tiba kala dahaga ugi luwe

Dinten menika setunggal bentuk kemerdekaan umat muslim sampun tiba
kaliyan gema takbir kaliyan ikhlas jiwa
Seraya kaliyan mastani Allahu Akbar, Allah mentis agung
mila kala menika ugi jantung dalem berdebar kaliyan penuh haru ugi bercampur rena raos

Dalu menika ugi dalem mboten kraos ngantos soca berkaca-kaca
lajeng dalem mboten kraos butiran waspa menika dhawah saking kelopak soca adalem
amargi menika dinten, bersejarah lebet sugeng adalem dadostanda bektos adalem wonten Ilahi

Meluruskan Mushaf Al-Qur'an


By: Khoirul Taqwim

Keberadaan mushaf Al-Qur'an atau shuhuf berasal dari bahasa Arab Selatan kuno, tetapi didalam perjalanannya sejarah mencatat, bahwa dikatakan mushaf Al-Qur'an itu tidak lepas dari mushaf Utsmani atau Mushaf al-Imam, padahal mushaf Al-Qur'an tidak hanya mushaf Ustmani, tetapi ada mushaf Al-Qur'an lainnya, diantaranya: Mushaf Ali bin Abi Thalib, Mushaf Ibn Mas’ud, dan Mushaf Ubay ibn Ka’ab.

Keberagaman dari berbagai mushaf Al-Qur'an yang ada berarti ajaran Islam mempunyai kekayaan yang sungguh menakjubkan, untuk dikaji maupun untuk digali lebih dalam lagi tentang ajaran agama Islam.

Mushaf Al-Qur'an tidak sedikit orang yang menyamakan dengan wahyu Ilahi, padahal mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah tulisan yang berusaha membukukan wahyu Ilahi melalui dunia tulis menulis.

Keberadaan wahyu Ilahi merupakan sebuah kehendak agung dari Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW, sedangkan mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah susunan bahasa yang berusaha menulis tentang wahyu Ilahi.

Meluruskan Mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah keniscayaan, untuk menjadi penerang bagi umat Islam, supaya umat Islam dapat membedakan antara wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an. Karena tidak sedikit yang menganggap, bahwa wahyu Ilahi sama dengan mushaf Al-Qur'an, padahal keduanya sangat berbeda, apabila kalau kita mencermati secara hati-hati dan jernih dalam mengungkap kedua hal tersebut.

Mencari kebenaran tentang wahyu Ilahi membutuhkan sebuah instrumen dan logika yang jelas. Mengingat wahyu Ilahi bersumber dari sang maha pencipta segala, sedangkan mushaf Al-Qur'an sebuah tindakan insan manusia yang berupaya menulis sebuah wahyu Ilahi dari perjalanan Nabi Muhammad SAW dengan membedakan antara firman dan sabda.

Kebenaran wahyu Ilahi sudah tidak diragukan lagi, tetapi kalau wahyu Ilahi sudah di konvers menjadi mushaf Al-Qur'an, berarti sama dengan wahyu Ilahi sudah dijadikan alat untuk menjadi bahan pengetahuan bagi umat Islam secara universal

Dengan meluruskan mushaf Al-Qur'an dapat menjadikan sebuah pemahaman bagi umat Islam, bahwa mushaf Al-Qur'an berjumlah tidak hanya satu saja, tetapi mushaf Al-Qur'an lebih dari satu. Sedangkan wahyu Ilahi berupa Al-Qur'an diturunkan untuk nabi Muhammad SAW, melalui malaikat Jibril. Sedangkan keberadaan mushaf Al-Qur'an berupaya menjelaskan tentang wahyu Ilahi melalui dunia tulis menulis dimasa saat itu, hingga dimasa saat ini.

Semoga Allah SWT memberikan pencerahan Ilmu kepada kami semua, Amin.........

Membedah Tembung "Manunggaling Kawula Gusti"


By: Khoirul Taqwim

Ketika membahas tentang permasalahan tembung "Manunggaling Kawula Gusti", terlebih dahulu saya mengajak kepada para pembaca, untuk menarik nafas sedalam mungkin, supaya kondisi kita saat membaca artikel pendek ini dapat menampung dan menganalisa secara jernih dan secara cerdas di dalam mengungkap istilah "Manunggaling Kawula Gusti".

Istilah "Manunggaling" merupakan sebuah proses penyucian diri (seseorang) dengan menyatu tindak tanduk dan perilaku sesuai dengan Yang Maha Agung. Sehingga antara aktivitas diri (seseorang) dengan kehendak Yang Maha Agung dapat sejalan sesuai dengan kehendak wahyu Ilahi, dan saat menuju proses melakukan sebuah aktivitas tidak lepas dari mengarah ke-Yang Maha Tunggal, tentunya dengan cara membagusi hati dan membagusi tindak-tanduk diri (seseorang) yang sudah berusaha melakukan sebuah laku "Manunggaling Kawula Gusti".

Begitu juga dengan istilah: "Kawula" merupakan sebuah tindakan diri (seseorang) di dalam melakukan sebuah aktivitas yang mengarah ke-Yang Maha Tunggal, tentunya menuju Gusti Yang Maha suci sebagai sang penguasa di jagad raya.

Dengan melihat manunggaling kawula, berarti segala aktivitas yang dilakukan oleh diri (seseorang) dengan cara lurus hanya untuk kepasrahan kepada Gusti Yang Maha suci, tentunya segala aktivitas hidup diri (seseorang) akan bermuara kepada Allah SWT.

"Manunggaling Kawula Gusti" merupakan sebuah penyatuan diri kepada gusti sang maha pencipta segala. Sehingga tingkah-laku diri (seseorang) dapat sesuai dengan kehendak sang maha agung, untuk mencapai kehidupan yang baik didunia maupun diakhirat kelak.

Gagasan "Manunggaling Kawula Gusti" berupaya memberikan pemahaman di dalam beragama tidak secara kulit semata, tetapi mampu memberikan sebuah pemahaman agama Islam secara hakikat. Sehingga kalau diri (seseorang) sudah mengerjakan amalan berupa rukun Islam, tetapi masih melakukan tindak-laku yang tidak baik, berarti diri (seseorang) tersebut, ternyata belum mencapai hakikat di dalam beribadah atau masih dalam tahap syar'i belaka.

Tidak jarang kita dipertontonkan oleh para Ustadz dengan gagasan keagamaan Islam yang hanya mengejar syar'i (tuntunan) belaka, tetapi lupa berbicara tentang hakikat sebuah ibadah, bahwa ibadah adalah: sebuah bentuk kepasrahan diri seseorang kepada sang maha suci, untuk di aplikasikan di dalam tataran realitas kehidupan secara baik laku dan tindak-tanduk diri seseorang secara benar, tentunya sesuai dengan kehendak wahyu Ilahi. Namun kenyataannya tidak sedikit ustadz yang hanya mengatakan ibadah dalam tataran sebatas wajib atau haram semata. Maka dari sinilah Manunggaling Kawula Gusti berupaya menyajikan pemahaman Islam secara hakikat tidak secara Syar'i semata.

Dengan membedah tembung "Manunggaling Kawula Gusti" diharapkan dapat menambah wawasan bagi umat Islam, bahwa kita di dalam menjalankan ibadah tidak terjebak hanya sebatas mengejar Syar'i semata, Sehingga kalau kita hanya sebatas mengejar Syar'i belaka, tentunya kita akan melupakan hakikat ibadah itu sendiri. Mengingat hakikat ibadah tidak kalah penting saat kita melakukan sebuah laku tindak-tanduk di dalam beribadah. Karena kalau kita hanya sebatas baik di dalam menjalankan ibadah sesuai Syar'i, tetapi laku tindak-tanduk masih jauh dari hakikat ajaran agama Islam, berarti sama dengan kita membohongi diri kita sendiri,

Semoga dengan membedah tembung "Manunggaling Kawula Gusti" dapat menambah kekayaan Ilmu kita di dalam menempuh kehidupan ini dan kehidupan selanjutnya, Amin...............

Budaya Lebaran (hari raya Idul fitri)


By: Khoirul Taqwim

Sebentar lagi masyarakat akan di hadapakan lebaran atau disebut dengan hari raya idul fitri, dari peristiwa ini tentunya ada sebagian masyarakat yang sibuk berangkat mudik (pulang kampung), dari perantauan kota pulang kepelosok desa atau lebih tepatnya pulang ketanah kelahirannya, peristiwa ini merupakan budaya masyarakat yang menjadi trend tahunan, sehingga wajar di hari idul fitri ini semakin naik kebutuhan hidup masyarakat, karena budaya lebaran membentuk konsumerisme yang tinggi dalam kehidupan masyarakat desa maupun kota.

Sebelum lebih jauh lagi mengenai budaya lebaran coba pahami terlebih dahulu tentang pengertian hari raya idul fitri, kalau bahasa trend dalam kehidupan masyarakat tradisionalis adalah lebaran, sebenarnya hari raya idul fitri ini merupakan peristiwa tahunan yang tak dapat dipungkiri keberadaannya dan seluruh umat Islam di dunia ini akan segera merayakan hari raya idul fitri yang biasa dianggap hari kemenangan. dilihat dari sisi etimologis Idul fitri berasal dari kata ‘id yang dalam bahasa Arab bermakna `kembali’, dari asal kata ini menunjukkan bahwa Hari Raya Idul Fitri ini selalu berulang dan kembali datang setiap tahun. sehingga hari raya Idulf fitri itu mempunyai makna kembali kepada fitrah (kesucian),

Hari raya idul fitri merupakan sesuatu yang bersifat kebiasaan (akan terulang dari tahun ketahun) dan perayaan lebaran jatuh pada tanggal 1 Syawal yang selalu dirayakan seluruh umat Islam di dunia, pada waktu kecil saya sering melihat budaya lebaran (idul fitri) yang paling menarik adalah budaya silaturahmi antar keluarga, tetangga dan teman, tetapi saat ini ada pergeseran budaya yang sebagian masyarakat, khususnya anak muda di waktu kebaran menghabiskan di tempat pariwisata atau bentuk hiburan lainnya, inilah suatu pergeseran budaya dalam kehidupan masyarakat dalam menyambut hari raya idul fitri.

Budaya yang menjadi kebiasaan di tengah-tengah kehidupan masyarakat di hari lebaran yaitu kebiasaan hal yang baru, dari situ membentuk budaya konsumerisme tinggi dalam kehidupan masyarakat, sehingga kita sering melihat masyarakat berbondong-bondong beli baju baru, kerudung baru, celana baru atau bentuk yang sejenisnya yang bersifat baru, peristiwa ini merupakan kebiasaan yang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat, sehingga dapat dipastikan para pedagang banyak meraup untung di hari menjelang lebaran ini,

Budaya lebaran adalah pembaharuan atau bisa di sebut kembali kepada kesucian, sehingga di manfaatkan sebagian masyarakat untuk membeli sesuatu yang baru berupa materi yang di anggap perlu untuk menyambut lebaran, bahkan bagi masyarakat jawa dalam menyambut tamu dengan memberikan makanan ringan (jajanan) yang tersedia di kotak-kotak yang ada di ruang tamu dan juga memberikan minuman tea, kopi, sirup atau minuman yang lainnya, sebagai bentuk penyambutan tamu di waktu lebaran dalam budaya masyarakat setempat.

Berbicara tentang lebaran tentunya sesuatu yang punya karakter dan punya nilai lebih dalam hubungan sesama di banding hari-hari yang lain, karena di hari lebaran kita punya budaya saling mema'afkan satu sama lain, sebagai bentuk kebersamaan menuju penyucian diri setelah berpuasa selama bulan ramadhan. Ingat lebaran tentunya ingat kampung halaman bagi para perantau, jadi bersiap-siaplah pulang dengan energi secukupnya dan kebutuhan yang diperlukan untuk menyambut hari raya Idul fitri, dan yang pastinya jalan-jalan di waktu lebaran begitu ramai di penuhi para pemudik dan jangan lupa siapkan uang receh sebab biasanya kalau di kampung para pemudik yang pulang dari kerja akan memberikan uang receh itu untuk anak-anak kecil sebagai uang jajan dan sebagai bentuk hadiah tahunan di hari lebaran yang penuh istimewa bagi yang merasakan indahnya hari lebaran.

Berangkat dari tulisan di atas semoga saja budaya lebaran yang membentuk budaya baru materi fisik, dapat merambah membentuk jiwa kita yang baru, agar lebih baik lagi di banding sebelumnya, dan semoga kita juga dapat memperbarui pikiran yang lebih cerdas dalam menganalisa setiap menjawab persoalan kehidupan. Dan Allah penguasa segala sesuatu, pengatur segala ciptaan, tiada Tuhan selain Dia.

Menggali Al-Qur'an: Mushaf Ali Bin Abi Thalib dan Mushaf Utsmani


By: Khoirul Taqwim

Keberadaan Mushaf Utsmani yang menjadi bacaan dan hafalan bagi para pengkaji Al-Qur'an di berbagai wilayah dunia menjadikan ruh dari sumber segala sumber ajaran agama Islam, tetapi untuk keberlangsungan umat dalam menambah kekayaan umat Islam, ternyata membutuhkan kajian kembali tentang Mushaf Ali Bin Abi Thalib yang lama terpendam dalam sejarah, untuk di kaji kembali dan dikomparasikan dengan Mushaf Utsmani, supaya kekayaan Mushaf Al-Qur'an semakin kaya dalam kajian khazanah ke-Islaman.

Perbedaan umat Islam dalam pemahaman dan penulisan mushaf Al-Qur'an sejak zaman sahabat sampai saat ini, ternyata memperkaya kekayaan khazanah intelektual Islam, bahkan perbedaan cara penulisan Mushaf Al-Qur'an sejak zaman kenabian sudah berlangsung. Berangkat dari sinilah, bahwa penulisan Mushaf Al-Qur'an memang mengalami perbedaan sejak zaman dahulu sampai saat ini. Sehingga perbedaan itu menambah kekayaan umat di dalam mengkaji nilai-nilai ke-Islaman.

Ketika kita mencoba menggali tentang Mushaf Ali Bin Abi Thalib dan menggali Mushaf Utsmani, tentunya terlintas di dalam pikiran kita, untuk mengkomparasikan kedua Mushaf Al-Qur'an yang populer dikalangan umat Islam, khususnya bagi para penggali Mushaf Al-Qur'an di dalam mencari sebuah kebenaran antara pemahaman dan pemikiran Mushaf Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani.

Dengan melihat kedua Mushaf Al-Qur'an antara Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani, mari kita pahami mushaf tersebut, melalui kajian dibawah ini:

Mushaf Ali bin Abi Thalib memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh mushaf lainnya. Karakter khusus mushaf Ali Bin Abi Thalib adalah: ayat dan surat tersusun rapi sesuai dengan urutan turunnya. Berangkat dari sinilah ayat-ayat makkiyah diletakkan sebelum ayat-ayat madaniyah, ayat-ayat yang turun masa awal diletakkan lebih dahulu dari pada ayat-ayat yang turun belakangan.

Dari uraian diatas dapat dikatakan, bahwa Mushaf Ali Bin Abi Thalib proses pengumpulan Mushaf Al-Qur’an berdasarkan “urutan turunnya” (tartib nuzul). Maka tidak jarang Mushaf Ali Bin Abi Thalib di dalam dunia tulis dikatakan lebih mendekati kebenaran wahyu Ilahi dibanding Mushaf lainnya. Mengingat Mushaf Ali Bin Abi Thalib di tulis secara runut di banding Mushaf Usmani dan lain sebagainya.

Sedangkan Ciri-ciri mushaf Utsmani adalah: Susunannya seperti yang banyak beredar saat ini, hanya ada perbedaan sedikit dengan beberapa mushaf sahabat dalam susunan atau urutan surat. Misalnya jika mushaf sahabat lainnya meletakkan Surat Yunus masuk dalam tujuh surat besar dan di urutuan ke-7.

Berangkat dari uraian diatas tidak jarang yang mengatakan, bahwa Mushaf Utsmani hasil dari ijtihad para sahabat dalam pemaham tentang dunia tulis wahyu Ilahi.

Mushaf Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani menjadikan kedua Mushaf sebagai kekayaan umat Islam, untuk terus digali sebagai kekayaan Ilmu Pengetahuan bagi umat Islam, sekaligus menjadi bahan rujukan dalam mengembangkan kekayaan Ilmu pengetahuam Islam.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan nikmat kepada para penggali Mushaf Usmani dan Mushaf Ali Bin Abi Thalib, Amin............

Cinta Kepada Islam


By: Khoirul Taqwim

Cinta kepada Islam merupakan sebuah anugerah Ilahi yang tak ternilai harga dan kenikmatannya. Karena dengan cinta kepada Islam, berarti sama dengan diri umat manusia telah menghambakan kepada Allah SWT sebagai sang maha pencipta segala yang ada dilangit maupun dibumi,

Rasa cinta kepada Islam sama dengan cinta kepada Allah SWT dan cinta kepada Rasulullah. Maka barang siapa yang dapat anugerah cinta kepada Islam, berarti keimanan dan hidayah telah didapat oleh diri sebagai umat manusia yang beriman.

Kecintaan kepada Islam dapat diwujudkan dengan cara menjauhi larangan dan menjalankan semua perintah Allah SWT. Maka akan mendapatkan kenikmatan yang sungguh luar biasa bagi sang pecinta Islam, apabila rasa kecintaannya dengan kesungguhan, bukan hanya sekedar cinta palsu belaka.

Kenikmatan mencintai Allah SWT merupakan sebuah bentuk rahmat yang agung bagi diri umat manusia dalam melakukan berbagai aktivitas kehidupan. Karena dengan cinta kepada Allah SWT akan mendapatkan kenikmatan didunia maupun diakhirat kelak. Sehingga cinta kepada Islam merupakan sebuah keniscayaan bagi diri umat manusia yang beriman dan bertaqwa.

Mencintai Islam dapat dikatakan sebagai wujud kepatuhan diri umat manusia dalam beragama, supaya kenikmatan yang penuh rahmat akan terus datang dalam sanubari diri  umat manusia secara kaffah.

Wujud cinta kepada Allah SWT  salah satu bentuk keindahan bagi diri umat manusia dalam menjalankan agama secara benar, tentunya sesuai dengan firman dan sabda.

Cinta kepada Islam dapat dikatakan diri umat manusia sebagai jalan menuju kerahmatan. Mengingat cinta kepada Islam sama dengan diri umat manusia cinta kepada Allah dan rasulnya. tentunya semua penuh dengan ketulusan dan keikhlasan yang sebenar-benarnya.

Meluruskan Mushaf Al-Qur'an


By: Khoirul Taqwim

Keberadaan mushaf Al-Qur'an atau shuhuf berasal dari bahasa Arab Selatan kuno, tetapi didalam perjalanannya sejarah mencatat, bahwa dikatakan mushaf Al-Qur'an itu tidak lepas dari mushaf Utsmani atau Mushaf al-Imam, padahal mushaf Al-Qur'an tidak hanya mushaf Ustmani, tetapi ada mushaf Al-Qur'an lainnya, diantaranya: Mushaf Ali bin Abi Thalib, Mushaf Ibn Mas’ud, dan Mushaf Ubay ibn Ka’ab.

Keberagaman dari berbagai mushaf Al-Qur'an yang ada berarti ajaran Islam mempunyai kekayaan yang sungguh menakjubkan, untuk dikaji maupun untuk digali lebih dalam lagi tentang ajaran agama Islam.

Mushaf Al-Qur'an tidak sedikit orang yang menyamakan dengan wahyu Ilahi, padahal mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah tulisan yang berusaha membukukan wahyu Ilahi melalui dunia tulis menulis.

Keberadaan wahyu Ilahi merupakan sebuah kehendak agung dari Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW, sedangkan mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah susunan bahasa yang berusaha menulis tentang wahyu Ilahi.

Meluruskan Mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah keniscayaan, untuk menjadi penerang bagi umat Islam, supaya umat Islam dapat membedakan antara wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an. Karena tidak sedikit yang menganggap, bahwa wahyu Ilahi sama dengan mushaf Al-Qur'an, padahal keduanya sangat berbeda, apabila kalau kita mencermati secara hati-hati dan jernih dalam mengungkap kedua hal tersebut.

Mencari kebenaran tentang wahyu Ilahi membutuhkan sebuah instrumen dan logika yang jelas. Mengingat wahyu Ilahi bersumber dari sang maha pencipta segala, sedangkan mushaf Al-Qur'an sebuah tindakan insan manusia yang berupaya menulis sebuah wahyu Ilahi dari perjalanan Nabi Muhammad SAW dengan membedakan antara firman dan sabda.

Kebenaran wahyu Ilahi sudah tidak diragukan lagi, tetapi kalau wahyu Ilahi sudah di konvers menjadi mushaf Al-Qur'an, berarti sama dengan wahyu Ilahi sudah dijadikan alat untuk menjadi bahan pengetahuan bagi umat Islam secara universal

Dengan meluruskan mushaf Al-Qur'an dapat menjadikan sebuah pemahaman bagi umat Islam, bahwa mushaf Al-Qur'an berjumlah tidak hanya satu saja, tetapi mushaf Al-Qur'an lebih dari satu. Sedangkan wahyu Ilahi berupa Al-Qur'an diturunkan untuk nabi Muhammad SAW, melalui malaikat Jibril. Sedangkan keberadaan mushaf Al-Qur'an berupaya menjelaskan tentang wahyu Ilahi melalui dunia tulis menulis dimasa saat itu, hingga dimasa saat ini.

Semoga Allah SWT memberikan pencerahan Ilmu kepada kami semua, Amin..........

71. Daster Ibu Sogan @Rp. 20.000



Harga promo Daster Ibu Sogan dengan harga obral murah perbiji Rp. 40.000. Sedangkan bagi yang mau beli 10 biji dengan harga promo Rp. 20.000 perbiji. Dan bagi yg berminat bisa menghubungi nomor telepon 085-647-217-538, Pin BBM 7d2a8bc2.

Dinten Takbir Ilahi


Dening: Khoirul Taqwim

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
dalem panjatkan dalu takbir Ilahi dipunkala Idul Fitri sampun tiba
dalem basuh pasuryan kaliyan tirta suci dados panuwun wontenIlahi
ngantosa dalem wonten margi suci teng dalu takbir Ilahi
kala menika ugi umat muslim bidhal saking dhusun ngantos sudut kitha
Hilir mudik sareng deru mesin-mesin montor ugi mobil teng margen

Sedherek dalem mriksa dalu menika
miwiti saking surau-surau ngantos dinding-dinding ambakan kesugengan
mekaten kathah umat muslim manjataken dalu takbir Ilahi
ugi mboten awis raka putri, priyantun-priyantun dewasa ngantos eyang kakung-eyang putri tumpah ruah dipunmargen
amargi menika yaiku dinten istimewa ingkang penuh berkah Ilahi

midhanget ugi saking swanten angin dalu
setunggal bentuk sorak sorai yutan umat manusia ndhereki langkah dalu takbir Ilahi
sedaya mboten lukar saking pertanda dinten kemimpangan sampun tiba kala dahaga ugi luwe

Dinten menika setunggal bentuk kemerdekaan umat muslim sampun tiba
kaliyan gema takbir kaliyan ikhlas jiwa
Seraya kaliyan mastani Allahu Akbar, Allah mentis agung
mila kala menika ugi jantung dalem berdebar kaliyan penuh haru ugi bercampur rena raos

Dalu menika ugi dalem mboten kraos ngantos soca berkaca-kaca
lajeng dalem mboten kraos butiran waspa menika dhawah saking kelopak soca adalem
amargi menika dinten, bersejarah lebet sugeng adalem dadostanda bektos adalem wonten Ilahi