Tuesday, 23 November 2010

Kandas Sebuah Harapan

by: Khoirul Taqwim

Kala hati terpaut sang jelita mungil
Manis muka hiasi setiap senyum kecil
Menawan di rasa dalam benak yang dalam
Sungguh terperdaya tanpa perlawanan
Hingga terjatuh tanpa harapan

Jiwa ini hilang sudah di ambil si gadis jelita
Ke arah peraduan yang kian dia tinggalkan
Lahirlah sebintik hasrat suka tentang raut wajah
Alangkah indah suara merdu mengabarkan
Pesona kian bergemulai di sepanjang ingatan
Namun sesak membentang dalam kisah
Sebab sang jelita telah tiada di mata
Dia memilih bersama angan-angan ortunya
Tuk di jodohkan yang tepat tentang sensasinya

Kandas terbang sebuah jiwa
Di terkam ganasnya rasa yang tak kesampaian
Sudahlah sudah kisah pilu ini kututup sudah
Biarkan berjalan di udara yang terbentang di awan
sampai akhir lenyap senyap di telan burung raksasa

Kandas sebuah harapan sebagai proses
Dalam memahami makna tentang pembelajaran
Sekaligus tentang sang jelita rupa yang di jodohkan

Suara Kematian

by: Khoirul Taqwim

Suara kematian terdengar mencekam
Menusuk ruh kehidupan yang kian kropos
Di sepanjang udara yang kian hilang

Sedu sedan terasa
Tarikan nafas ini mulai pelan perlahan
Sepanjang sudut celah hidung terasa berat
Sesampailah kesimpulan kematian kan datang
Kenang waktu itu saat menunggu ajal melayang

Bergetarlah hati ini seraya bumi berguncang
Meraup kabar terasing pilu kan zaman
Nasihat alam tergambar cerah di paru-paru jiwa
Menggoda setiap detak jantung tarikan mengembang
Saket perih menderu mengenang suara kematian
Akhir sebuah nyawa tanda hilang raga
Tinggal kenang belaka yang ada saat hidup
Namun inlah proses yang terus berevolusi
Menuju keseimbangan alam yang penuh guncangan
Detakanpun mengiringi langkah kepergian

Sang nyawa hilang
Sirna di telan guncangan gempa kehidupan