Sunday, 12 July 2015
Jalan Menuju Islam
By: Khoirul Taqwim
Islam merupakan agama yang tidak perlu diragukan dan Islam mengajarkan tentang kebaikan maupun kebenaran. Sehingga dengan adanya ajaran Islam tak jarang manusia dalam kesesatan kembali menuju jalan terang benderang. Dari sinilah Islam sangat mempunyai kekuatan yang luar biasa dalam menata keberagaman kehidupan umat manusia.
Keberadaan Islam dapat mengobati sakit hati bagi umat yang beriman. Sehingga Islam dapat dikatakan sebagai agama wahyu dengan membawa kebenaran yang hakiki dalam memberikan sebuah penerangan bagi umat manusia.
Ajaran Islam dapat dijadikan sebagai penawar obat sakit hati. Karena Islam memberikan tuntunan melalui firman dan sabda yang terkandung sebagai sumber ajaran Islam. Maka ajaran Islam sangatlah tepat sebagai obat hati, untuk menenteramkan umat manusia, khususnya umat Islam diseluruh belahan bumi.
Jalan menuju Islam dengan firman dan sabda sebagai pegangan kehidupan umat manusia, supaya keberkahan di dunia maupun di akhirat dapat tercapai dengan baik dan benar.
Menuju jalan Islam dibutuhkan jembatan kebenaran yang tidak hanya sekedar teori, tetapi pengamalan yang baik dalam melakukan berbagai tindakan ditengah-tengah realitas kehidupan umat manusia secara universal.
Papua Berdarah: Salah Apa Masjid Kami Di Bakar?...
By: Gus Wim
Saat pelaksanaan sholat Idul Fitri pada hari Jumat tanggal 17 Juli Tahun 2015, tragedi kemanusiaan pecah dengan terjadinya pembakaran kios dan Masjid di Tolikara, Papua. Bahkan jumlah korban berjatuhan dengan darah dan nyawa hilang membuat suasana mencekam disaat hari yang seharusnya penuh kebahagiaan bagi umat Islam, tetapi dalam hitungan detik suasana berubah menjadi air mata dan darah.
Kejadian pembakaran Masjid di Tolikara, Papua membuat umat Islam di dunia, khususnya umat Islam di Nusantara terhenyak dan diam sejenak, untuk merenungkan peristiwa yang terjadi atas pembakaran masjid yang dilakukan oleh para tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, tentunya membuat hati nurani umat Islam miris dan berduka atas tragedi pembakaran masjid dan jatuhnya korban atas tragedi pembakaran masjid di Tolikara, Papua.
Kerukunan yang digaungkan dengan istilah: "Bhinneka Tunggal Ika" sejenak terkoyak oleh segilintir oknum (Kristen Anti Toleransi) dengan melakukan pembubaran Sholat Idul Fitri dan pembakaran Masjid di Tolikara, Papua. Sehingga membuat umat Islam tergerak hatinya dan mendo'akan para korban atas tragedi pembakaran masjid yang jauh dari sifat toleransi antar umat beragama.
Dengan kejadian pembakaran masjid di Papua dan atas korban berdarah di Papua membuat hati bertanya, Salah apa masjid kami (tempat ibadah umat Islam) di bakar?.... Sungguh pertanyaan ini dari hati yang dalam, begitu kejinya para pembakar tempat ibadah umat Islam di tanah Papua tercinta.
Atas kejadian pembakaran masjid di Papua membuat kerukunan antar umat beragama diambang kehancuran. Sehingga kalau tidak dapat ditangani dengan cepat oleh para tokoh lintas agama dan para aparatur negara, tentunya kejadian di Tolikara, Papua dapat melebar kedaerah-daerah lainnya.
Papua berdarah dengan kejadian pembakaran masjid dan pembubaran para jama'ah Sholat Idul Fitri membuat hati dan pikiran umat manusia, khususnya umat Islam tercabik-cabik hatinya atas tragedi kemanusiaan dan atas runtuhnya kebebasan dalam beragama yang telah diatur dalam tatanan hak azazi manusia. Maka untuk itulah tindakan pembakaran masjid di Tolikara, Papua sudah seharusnya ditindak tegas bagi para pembakar masjid tempat beribadah tersebut.
Salah apa masjid kami dibakar? pertanyaan ini selalu menggelitik hati nurani bagi yang mau berpikir atas tragedi kebebasan dalam menjalankan ibadah dan atas tragedi kemanusiaan di tanah Tolikara, Papua.
Semoga sang maha kuasa memberikan ketabahan bagi para korban pembakaran masjid di Tolikara,Papua. Amin................
Mengembalikan Wahyu Ilahi Vs Kembali Kepada Mushaf Al-Qur'an
By: Khoirul Taqwim
Ketika umat muslim menghadapi beragam permasalahan tentang realitas kehidupan yang dialaminya, ternyata tidak sedikit yang berupaya mencari permasalahan yang dialaminya dengan pondasi ajaran agama Islam. Sehingga menimbulkan beragam tafsir yang tidak sedikit pula tafsir yang muncul hanya sebatas tafsir kepentingan belaka, tanpa melihat kebenaran yang haqiqi. Maka untuk itulah dibutuhkan analisa mengenai pemecahan umat Islam dengan bersumber wahyu Ilahi.
Banyak tokoh umat Islam terutama golongan modern yang berupaya disetiap melihat permasalahan kehidupan mereka berupaya kembali kepada Mushaf Al-Qur'an, padahal ketika kembali kepada mushaf Al-Qur'an kalau tidak dengan hati-hati dan teliti akan terjadi percampuran makna antara mushaf Al-Qur;an dengan realitas kehidupan. Sehingga permasalan yang seyogyanya tidak ada didalam mushaf Al-Qur'an, tetapi dikatakan ini ada didalam mushaf AlQur'an, padahal sudah seharusnya dikatakan ini hanya sebatas tafsir dari mushaf Al-Qur'an, tetapi bukan malah mengatakan permasalahan ini berkaitan dengan Mushaf Al-Qur'an, padahal tidak ada kaitannya sama sekali antara permasalahan yang dialami seseorang dengan keberadaan mushaf Al-Qur'an.
Gagasan kembali kepada mushaf Al-Qur'an tidak jarang menemukan kejangkalan, bagaimana tidak? Mushaf Al-Qur'an yang tidak membicarakan secara detail permasalahan, tetapi seolah-olah mushaf Al-Qur'an berbicara secara detail, hingga keterm-term kecil. Sehingga menimbulkan kerancuan didalam beragama Islam disebabkan munculnya berbagai tafsir dan pemahaman yang disebabkan kembali kepada mushaf Al-Qur'an.
Dengan kembali kepada mushaf Al-Qur'an kalau sebatas hanya dijadikan alat pembenaran diri didalam beragama, tentunya akan menghasilkan sebuah politisasi didalam menjalankan keagamaan. Maka untuk itulah kembali kepada mushaf Al-Qur'an hanya menambah multi tafsir yang menjadikan perbedaan semakin ditonjolkan, Sehingga yang terjadi tafsir antara satu dengan yang lainnya mengalami perbedaan, dan akhirnya yang teerjadi tindakan destruktif antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lainnya.
Sedangkan mengembalikan wahyu Ilahi merupakan sebuah wujud kepasrahan diri, bahwa Al-Qur'an itu wahyu Ilahi. Sehingga dibutuhkan pemahaman membedakan antara wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an, begitu juga perbedaan antara mushaf Al-Qur'an dengan tafsir Al-Qur'an. Mengingat ketiga hal ini kalau tidak berhati-hati akan terjadi percampuradukan, padahal jelas berbeda antara Wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an, dan begitu juga keduanya berbeda dengan tafsir Al-Qur'an.
Dengan mengembalikan wahyu Ilahi kita dituntut dapat membedakan antara wahyu Al-Qur'an dengan mushaf Al-Qur'an. Sehingga kita dapat menganalisa secara jernih dalam berupaya menjelaskan ajaran agama Islam secara benar dan tepat sasaran.
Semoga Allah SWT memberikan kecerdasan buat diri dan semuanya, Amin...........
Meluruskan Mushaf Al-Qur'an
By: Khoirul Taqwim
Keberadaan mushaf Al-Qur'an atau shuhuf berasal dari bahasa Arab Selatan kuno, tetapi didalam perjalanannya sejarah mencatat, bahwa dikatakan mushaf Al-Qur'an itu tidak lepas dari mushaf Utsmani atau Mushaf al-Imam, padahal mushaf Al-Qur'an tidak hanya mushaf Ustmani, tetapi ada mushaf Al-Qur'an lainnya, diantaranya: Mushaf Ali bin Abi Thalib, Mushaf Ibn Mas’ud, dan Mushaf Ubay ibn Ka’ab.
Keberagaman dari berbagai mushaf Al-Qur'an yang ada berarti ajaran Islam mempunyai kekayaan yang sungguh menakjubkan, untuk dikaji maupun untuk digali lebih dalam lagi tentang ajaran agama Islam.
Mushaf Al-Qur'an tidak sedikit orang yang menyamakan dengan wahyu Ilahi, padahal mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah tulisan yang berusaha membukukan wahyu Ilahi melalui dunia tulis menulis.
Keberadaan wahyu Ilahi merupakan sebuah kehendak agung dari Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW, sedangkan mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah susunan bahasa yang berusaha menulis tentang wahyu Ilahi.
Keberadaan wahyu Ilahi merupakan sebuah kehendak agung dari Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW, sedangkan mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah susunan bahasa yang berusaha menulis tentang wahyu Ilahi.
Meluruskan Mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah keniscayaan, untuk menjadi penerang bagi umat Islam, supaya umat Islam dapat membedakan antara wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an. Karena tidak sedikit yang menganggap, bahwa wahyu Ilahi sama dengan mushaf Al-Qur'an, padahal keduanya sangat berbeda, apabila kalau kita mencermati secara hati-hati dan jernih dalam mengungkap kedua hal tersebut.
Mencari kebenaran tentang wahyu Ilahi membutuhkan sebuah instrumen dan logika yang jelas. Mengingat wahyu Ilahi bersumber dari sang maha pencipta segala, sedangkan mushaf Al-Qur'an sebuah tindakan insan manusia yang berupaya menulis sebuah wahyu Ilahi dari perjalanan Nabi Muhammad SAW dengan membedakan antara firman dan sabda.
Kebenaran wahyu Ilahi sudah tidak diragukan lagi, tetapi kalau wahyu Ilahi sudah di konvers menjadi mushaf Al-Qur'an, berarti sama dengan wahyu Ilahi sudah dijadikan alat untuk menjadi bahan pengetahuan bagi umat Islam secara universal
Dengan meluruskan mushaf Al-Qur'an dapat menjadikan sebuah pemahaman bagi umat Islam, bahwa mushaf Al-Qur'an berjumlah tidak hanya satu saja, tetapi mushaf Al-Qur'an lebih dari satu. Sedangkan wahyu Ilahi berupa Al-Qur'an diturunkan untuk nabi Muhammad SAW, melalui malaikat Jibril. Sedangkan keberadaan mushaf Al-Qur'an berupaya menjelaskan tentang wahyu Ilahi melalui dunia tulis menulis dimasa saat itu, hingga dimasa saat ini.
Semoga Allah SWT memberikan pencerahan Ilmu kepada kami semua, Amin........
Membedah Tembung "Manunggaling Kawula Gusti"
By: Khoirul Taqwim
Ketika membahas tentang permasalahan tembung "Manunggaling Kawula Gusti", terlebih dahulu saya mengajak kepada para pembaca, untuk menarik nafas sedalam mungkin, supaya kondisi kita saat membaca artikel pendek ini dapat menampung dan menganalisa secara jernih dan secara cerdas di dalam mengungkap istilah "Manunggaling Kawula Gusti".
Istilah "Manunggaling" merupakan sebuah proses penyucian diri (seseorang) dengan menyatu tindak tanduk dan perilaku sesuai dengan Yang Maha Agung. Sehingga antara aktivitas diri (seseorang) dengan kehendak Yang Maha Agung dapat sejalan sesuai dengan kehendak wahyu Ilahi, dan saat menuju proses melakukan sebuah aktivitas tidak lepas dari mengarah ke-Yang Maha Tunggal, tentunya dengan cara membagusi hati dan membagusi tindak-tanduk diri (seseorang) yang sudah berusaha melakukan sebuah laku "Manunggaling Kawula Gusti".
Begitu juga dengan istilah: "Kawula" merupakan sebuah tindakan diri (seseorang) di dalam melakukan sebuah aktivitas yang mengarah ke-Yang Maha Tunggal, tentunya menuju Gusti Yang Maha suci sebagai sang penguasa di jagad raya.
Dengan melihat manunggaling kawula, berarti segala aktivitas yang dilakukan oleh diri (seseorang) dengan cara lurus hanya untuk kepasrahan kepada Gusti Yang Maha suci, tentunya segala aktivitas hidup diri (seseorang) akan bermuara kepada Allah SWT.
"Manunggaling Kawula Gusti" merupakan sebuah penyatuan diri kepada gusti sang maha pencipta segala. Sehingga tingkah-laku diri (seseorang) dapat sesuai dengan kehendak sang maha agung, untuk mencapai kehidupan yang baik didunia maupun diakhirat kelak.
Gagasan "Manunggaling Kawula Gusti" berupaya memberikan pemahaman di dalam beragama tidak secara kulit semata, tetapi mampu memberikan sebuah pemahaman agama Islam secara hakikat. Sehingga kalau diri (seseorang) sudah mengerjakan amalan berupa rukun Islam, tetapi masih melakukan tindak-laku yang tidak baik, berarti diri (seseorang) tersebut, ternyata belum mencapai hakikat di dalam beribadah atau masih dalam tahap syar'i belaka.
Tidak jarang kita dipertontonkan oleh para Ustadz dengan gagasan keagamaan Islam yang hanya mengejar syar'i (tuntunan) belaka, tetapi lupa berbicara tentang hakikat sebuah ibadah, bahwa ibadah adalah: sebuah bentuk kepasrahan diri seseorang kepada sang maha suci, untuk di aplikasikan di dalam tataran realitas kehidupan secara baik laku dan tindak-tanduk diri seseorang secara benar, tentunya sesuai dengan kehendak wahyu Ilahi. Namun kenyataannya tidak sedikit ustadz yang hanya mengatakan ibadah dalam tataran sebatas wajib atau haram semata. Maka dari sinilah Manunggaling Kawula Gusti berupaya menyajikan pemahaman Islam secara hakikat tidak secara Syar'i semata.
Dengan membedah tembung "Manunggaling Kawula Gusti" diharapkan dapat menambah wawasan bagi umat Islam, bahwa kita di dalam menjalankan ibadah tidak terjebak hanya sebatas mengejar Syar'i semata, Sehingga kalau kita hanya sebatas mengejar Syar'i belaka, tentunya kita akan melupakan hakikat ibadah itu sendiri. Mengingat hakikat ibadah tidak kalah penting saat kita melakukan sebuah laku tindak-tanduk di dalam beribadah. Karena kalau kita hanya sebatas baik di dalam menjalankan ibadah sesuai Syar'i, tetapi laku tindak-tanduk masih jauh dari hakikat ajaran agama Islam, berarti sama dengan kita membohongi diri kita sendiri,
Semoga dengan membedah tembung "Manunggaling Kawula Gusti" dapat menambah kekayaan Ilmu kita di dalam menempuh kehidupan ini dan kehidupan selanjutnya, Amin...............
Menggali Al-Qur'an: Mushaf Ali Bin Abi Thalib dan Mushaf Utsmani
By: Khoirul Taqwim
Keberadaan Mushaf Utsmani yang menjadi bacaan dan hafalan bagi para pengkaji Al-Qur'an di berbagai wilayah dunia menjadikan ruh dari sumber segala sumber ajaran agama Islam, tetapi untuk keberlangsungan umat dalam menambah kekayaan umat Islam, ternyata membutuhkan kajian kembali tentang Mushaf Ali Bin Abi Thalib yang lama terpendam dalam sejarah, untuk di kaji kembali dan dikomparasikan dengan Mushaf Utsmani, supaya kekayaan Mushaf Al-Qur'an semakin kaya dalam kajian khazanah ke-Islaman.
Perbedaan umat Islam dalam pemahaman dan penulisan mushaf Al-Qur'an sejak zaman sahabat sampai saat ini, ternyata memperkaya kekayaan khazanah intelektual Islam, bahkan perbedaan cara penulisan Mushaf Al-Qur'an sejak zaman kenabian sudah berlangsung. Berangkat dari sinilah, bahwa penulisan Mushaf Al-Qur'an memang mengalami perbedaan sejak zaman dahulu sampai saat ini. Sehingga perbedaan itu menambah kekayaan umat di dalam mengkaji nilai-nilai ke-Islaman.
Ketika kita mencoba menggali tentang Mushaf Ali Bin Abi Thalib dan menggali Mushaf Utsmani, tentunya terlintas di dalam pikiran kita, untuk mengkomparasikan kedua Mushaf Al-Qur'an yang populer dikalangan umat Islam, khususnya bagi para penggali Mushaf Al-Qur'an di dalam mencari sebuah kebenaran antara pemahaman dan pemikiran Mushaf Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani.
Dengan melihat kedua Mushaf Al-Qur'an antara Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani, mari kita pahami mushaf tersebut, melalui kajian dibawah ini:
Mushaf Ali bin Abi Thalib memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh mushaf lainnya. Karakter khusus mushaf Ali Bin Abi Thalib adalah: ayat dan surat tersusun rapi sesuai dengan urutan turunnya. Berangkat dari sinilah ayat-ayat makkiyah diletakkan sebelum ayat-ayat madaniyah, ayat-ayat yang turun masa awal diletakkan lebih dahulu dari pada ayat-ayat yang turun belakangan.
Dari uraian diatas dapat dikatakan, bahwa Mushaf Ali Bin Abi Thalib proses pengumpulan Mushaf Al-Qur’an berdasarkan “urutan turunnya” (tartib nuzul). Maka tidak jarang Mushaf Ali Bin Abi Thalib di dalam dunia tulis dikatakan lebih mendekati kebenaran wahyu Ilahi dibanding Mushaf lainnya. Mengingat Mushaf Ali Bin Abi Thalib di tulis secara runut di banding Mushaf Usmani dan lain sebagainya.
Sedangkan Ciri-ciri mushaf Utsmani adalah: Susunannya seperti yang banyak beredar saat ini, hanya ada perbedaan sedikit dengan beberapa mushaf sahabat dalam susunan atau urutan surat. Misalnya jika mushaf sahabat lainnya meletakkan Surat Yunus masuk dalam tujuh surat besar dan di urutuan ke-7.
Berangkat dari uraian diatas tidak jarang yang mengatakan, bahwa Mushaf Utsmani hasil dari ijtihad para sahabat dalam pemaham tentang dunia tulis wahyu Ilahi.
Mushaf Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani menjadikan kedua Mushaf sebagai kekayaan umat Islam, untuk terus digali sebagai kekayaan Ilmu Pengetahuan bagi umat Islam, sekaligus menjadi bahan rujukan dalam mengembangkan kekayaan Ilmu pengetahuam Islam.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan nikmat kepada para penggali Mushaf Usmani dan Mushaf Ali Bin Abi Thalib, Amin............
Cahaya Islam
By: Khoirul Taqwim
Islam merupakan obat hati bagi umat manusia dalam mengarungi kehidupan. Sehingga ajaran Islam sangat urgen dalam membangun sebuah hati yang damai dan penuh rahmat bagi alam semesta.
Keberadaan ajaran Islam dapat menjadi cahaya umat mausia dalam mengarungi kehidupan, untuk itulah sumber ajaran Islam yang tertera dalam firman dan sabda dapat menjadi obat bagi kehidupan umat manusia.
Cahaya Islam bersama firman dan sabda dapat dijadikan tuntunan bagi umat manusia, supaya umat manusia dapat memahami makna tentang nilai-nilai Islam, tentunya dapat mengaplikasikan kehidupan sehari-hari secara Islami.
Menerapkan ajaran Islam ditengah-tengah realitas kehidupan umat manusia, niscaya dapat menjadi penenang hati dan cahaya hati umat manusia diseluruh belahan bumi. Maka cahaya Islam sangat membantu dalam mengobati hati, baik rasa gelisah, sedih, gundah maupun rasa negatif lainnya.
Dengan adanya cahaya Islam dapat mengahasilkan nilai-nilai energi positif buat umat manusia, khususnya umat Islam dalam menjalankan kehidupan saat ini.
Energi Positif Dalam Islam
By: Khoirul Taqwim
Islam salah satu agama terbesar dibelahan bumi, untuk itulah Islam menjadi magnet bagi bermilyar-milyar kepala manusia dalam menggali tentang Ilmu ke-Islaman, tentunya melalui wahyu Al-Qur'an dan Sunnah Nabi. Maka Islam menempatkan diri sebagai ajaran yang penuh rahmat dan kedamaian bagi umat manusia diseluruh belahan bumi.
Ajaran Islam sangat mempunyai energi positif bagi umat manusia, apalagi ajaran Islam tak mengenal suku, ras maupun golongan yang lain, tetapi seluruh umat manusia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Berangkat dari sinilah Islam merupakan sebuah ajaran yang punuh aura positif bagi insan seluruh alam semesta.
Keberadaan Islam menjadi sebuah tuntunan hidup bagi umat manusia, khususnya umat muslim diseluruh alam semesta. Sehingga energi positif dalam ajaran Islam sangat tepat sasaran sebagai obat hati dalam mengarungi kehidupan yang melelahkan dan penuh tantangan dari hari-kehari.
Perasaan jemu maupun gelisah tak jarang menghantui kehidupan manusia. Maka Islam dapat dijadikan penyalur aura positif dalam memberikan ketenangan hati dan jiwa disetiap dada manusia.
Energi positif dalam Islam merupakan sebuah keniscayaan bagi umat manusia, untuk itulah ajaran Islam melalui firman dan sunnah dapat dijadikan tuntunan dan pengamalan bagi umat manusia, baik masa lampau maupun masa yang akan datang. Karena Islam penyalur energi positif dalam menghasilkan, berupa ketenangan jiwa disetiap detak nafas kehidupan umat manusia seutuhnya.
Firman dan Sunnah
Firman dan sunnah menjadi tuntunan bagi umat manusia, khususnya umat Islam diseluruh belahan bumi. Maka mengkaji firman dan sunnah merupakan sebuah keniscayaan dalam mempelajari tentang Ilmu-ilmu ke-Islaman, supaya umat manusia dapat membedakan antara kebenaran dan kebatilan.
Keberadaan firman dan sunnah sangat urgen sebagai petunjuk kebenaran. Sehingga firman dan sunnah merupakan sebuah bahan pokok dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan kemaslahatan secara universal.
Keberadaan firman dan sunnah menjadikan kebenaran sebagai kekuatan sejati, untuk melawan segala angkara murka yang terjadi disekitar kehidupan umat manusia. Maka firman dan sunnah sebagai pedoman kebenaran bagi umat yang beriman dalam menjalankan kehidupan yang lebih baik, tentunya baik didunia maupun di akhirat kelak.
Dengan firman dan sunnah manusia mendapatkan petunjuk, untuk diterapkan didalam kehidupan sehari-hari yang benar dan bermanfa'at bagi seluruh alam semesta.
Berangkat dari uraian di atas dapat dapat ditarik seimpulan, bahwa firman dan sabda sebagai pedoman hidup bagi umat manusia, khususnya umat Islam secara kaffah, supaya dapat selamat dalam mengarungi kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak. Karena firman dan sunnah merupakan kebenaran yang tak terbantahkan keberadaannya.
Keberkahan Islam
By: Khoirul Taqwim
Belajar ajaran agama Islam membuat manusia mengerti sesuatu yang tidak dimengerti. Sehingga dengan belajar Islam manusia dapat membedakan antara kebenaran hakiki dengan kebatilan. Dari sunilah Islam sangat mulia bagi umat manusia dalam mengarungi warna kehidupan yang terus berjalan.
Manusia tak jarang mencari sebuah kebenaran yang sesuai dengan tuntunan ajaran hakiki, tetapi manusia tak jarang pula yang tersesat saat mengeja jalan kehidupan yang dilaluinya. Maka manusia terus berusaha belajar dalam mencari kebenaran yang sesuai kebutuhan kehidupan didunia maupun di akhirat kelak.
Kedatangan ajaran Islam merupakan sebuah keberkahan yang bermakna bagi umat manusia, supaya umat manusia dapat memahami tentang kebenaran yang sesungguhnya.
Kehidupan umat manusia mengalami kegundahan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Sehingga umat manusia tak jarang pula mengalami krisis mental dalam menapaki perjalanan kehidupan, untuk itulah manusia terus berupaya dalam belajar tentang mencari sebuah kebenaran yang tepat, supaya keberkahan dapat tercapai yang sesuai dengan tujuan dalam perjalanan kehidupan.
Memang perjalanan kehidupan manusia tidaklah mudah dalm menggapai sebuah kemenangan hidup, untuk itulah belajar dan bekerja sebagai jalan pencapai amalan hidup yang sejati.
Ajaran Islam memberikan sebuh ketenangan dan ketenteraman dalam kehidupan umat manusia, untuk itulah kerja keras dalam belajar tentang ajaran Islam, sangatlah hal urgen bagi umat manusia secara umum dan khususnya sangat urgen bagi umat Islam.
Keberkahan Islam merupakan sebuah jawaban bagi umat manusia yang berhasil dengan tepat dalam memahami ajaran Islam dan mengamalkan ajaran Islam,
Keberadaan keberkahan Islam adalah: sebuah jawaban tentang kebenaran hakiki bagi perjalanan realitas kehidupan umat manusia secara universal dalam pencapain keselamatan di dunia maupun di akhirat kelak.
Estri Berkerudung Ungu
Dening: Khoirul Taqwim
Estri berkerudung ungu
Bersandar teng masjid yuswa wonten wanci sonten tibo
Kemriksa pesona alam surgawi
Mekaten sae inggil samukawis ingkang wonten lebet salira siestri berkurudung ungu
penggalih sinten ingkang mboten terpaut
Inggil kendahan siestri berkerudung ungu
Anggun gemulai kala tindak
Kemriksa sae dipunsaben langkah abah siestri berkerudung ungu
dipunsetunggal masjid yuswa dipundhusun punika
Siestri berkerudung ungu
dados primadona dhusun
mboten awis kakung ingkang kersa njambe panjenenganipun
amargi panjenenganipun estri lemah lembat
kaliyan sayuta kebecikan
ugi sayuta kesaean
lebet salira siestri berkerudung ungu
Oh! estri berkerudung ungu
dipunpanjenengan dados idaman teng saben kakung ingkang memandang
ugi dipunpanjenengan kageman saking alam kesaen surgawi
Sujud Sareng Waspa
Dening: Khoirul Taqwim
Sujud dalu ingkang hening
waspa ndhereki langkah
Bait Doa ingkang terucap saking lathi mungil
mboten kraos sajadah bena genangan waspa
ngapunten menika waspa kesekelan utawi karemenan
ingkang pasti dalu sampun manggihaken
antawis Sujud kaliyan waspa
Sujud dalu tanpa swanten
ingkang wonten namung sawates jagad bumi
kaliyan dherekan raungan tembung mboten swanten
sayangipun bisikan penggalih saking lebet sanubari
kagem lajeng berjuang lebet menempuh sugeng ingkang langkung sae
Menika sujud dalu sareng waspa
ngantos mboten kraos ujung fajar Subuh miwiti tiba
sedaya kraos sae sareng sujud waspa
Sujud Dalu Gaib
Dening: Khoirul Taqwim
Dalu ingkang asrep menggigil
kawontenan mboten wonten tembung
sedaya terlelap kaliyan kesaen sumpena
ingkang wonten namung swanten percikan tirta timur
ingkang rawuh saking ron seberang lepen
Sujud dalu menika
kagem sang mentis luhur
kaliyan swanten lirih
dalem suwun dhateng Ilahi
supados dalem salajeng lebet kawontenan kapitadosan
Sujud dalu menika
Tanda bektos
Tanda kapitadosan
dhateng Ilahi sang mentis pencipta samukawis
Sumpah Perawat
Oleh: Khoirul Taqwim
Suster kau abdikan nyawa
Tanpa lelah sekata bahasa
Matamu tertoreh sendu
Melihat nyata dihadapmu
Luka perih didada
Kau abaikan nafasmu
Demi sumpah pengabdianmu
Lara perih
Sakit pilu derita pasien
Obat kau tancapkan direlung sel dalam
Kesembuhan yang kau harap
Demi sumpah mulia
Sembuh
Ucapan ketulusan dalam nurani
Kau sebut selalu dalam lembut wajahmu
Kuharu
Kuhormat
Pengabdianmu kucatat dalam sajakku
Suster
Untaian bahasa kuucap
Demi sumpah perawat
Aku Sudah Mati
By: Khoirul Taqwim
Hari ini aku sudah mati
Bersama layang-layang terbang tinggi membumbung
Burung-burung gagak menyambut jasadku
Dengan tawa dan senyum kecil saat melihat tubuhku
Karena sebentar lagi aku akan menjadi santapan siang bolong
Cacing bumipun ikut menari dibawah tanah
Saat jasadku dimasukkan kubangan liang lahat
Aku hanya tertawa tak ada air mata sedikitpun waktu itu
Kematianku hari ini
Bukan bentuk keputusasaanku
Namun ini adalah makna yang terdalam
Hubungan antara aku dan sang maha pencipta
Dan aku telah menepati janji hari ini
Ikhlas itulah kunci yang tepat saat melepas jasad
Masuk surga atau neraka aku tak perduli itu
Semua kuserahkan pada Allah yang maha agung
Kematian
Aku punya sedikit pinta hanya melepas nafas dan jasad tersisa
Seperti dahulu kala aku tak kembali bernyawa
Sampai detik ini juga aku akan melepas raga di alam raya
Hari kematianku ini
Kupersembahkan pada Allah yang maha suci
Sebagai wujud hamba yang pasrah dan ikhlas
Aku Ikhlas Di Neraka AbadiMU
Malaikat Malik itu memukulku
Dan memukulku terus menerus
Padahal aku tak bersalah pada dia
Bahkan aku tak mengenal dia
Tetapi dia terus memukul dan mecambukku
Dengan dalih aku telah berlumuran dosa
Namun aku ikhlas dia menyakitiku sepanjang hari
Dan sepanjang waktu sesuka dia
Biar dia puas menghukumku sebagai tanda bakti pada Ilahi
Oh!..Allah
Hamba sudah tiada di alam semesta
Alam barzakh sudah terlewati
Dan saat ini neraka sedang kuhadapi
Saat malaikat suruhanMU mencambukku
Aku tetap tersenyum kecil
Dan kulihat dia terus menyiksaku
Namun aku tetap berusaha tersenyum
Walaupun itu berat kurasa
Tetapi itu bentuk pengabdianku tentang kata ikhlas
Oh!..Allah
Justru kalau aku kamu taruh disurga
Aku malah menangis Sejadi-jadinya
karena aku tak pantas berada di situ
Oh!..Allah
Berikan nerakaMU padaku
Sebagai wujud cintaku atasMU
Dibalik nama ikhlas yang terkandung didalam naunganMU
Oh!..Allah
Dalam lubuk hatiku berucap
Terima kasih telah memberikan neraka abadiMU untukku
Pelamar Dan Do'a-do'a Segitiga
By: Khoirul Taqwim
Serpihan jiwa tak diundang
Berbutir salju diantara pena terserak
Menggema di iringi senandung hati yang lagi jatuh
Pada dia lewat mimpi sang imagi
Tentang rasa asa setiap detik mengetuk
Dini hari berbisik lirih
Kupanjatakan Do'a-do'a berbentuk segitiga
Antara aku, sang pembuat jiwa dan dia
Dalam naungan kebesaran-NYA
Pukul tiga dini hari ini
Tasbih melingkar di jari jemari
Dan sajadah masih terbentang luas
Diantara garis sujudku
Sembah kumohon pada-NYA
Pagi menjelang shubuh
Meluap degupan jantung
Yang kian hari kian terasa
Hingga buat diri kadang lupa
kalau raga masih menyatu dengan jiwa
Mentari mulai bersinar
Menghapus embun dipagi hari
Melamar dia yang tak pernah kukenal
Tentang rasa terpaut jiwa
Hingga jantung tak berdetak
Terbawa makna rasa kasih
Namun dia sudah ada
Di antara jiwa yang terlamar
Oooo...Allah
Butiran ayat ini kan jadi untaian
Suratan garis Qalbuku yang sudah tergambar oleh-MU
Rahasia Cinta Wanita di Balik Jilbab
By: Khoirul Taqwim
Wanita di balik jilbab
Kau terlihat begitu tegar pancarkan sebuah makna kata
Saat di kau menatap setiap detak jantung yang kian mulai melambat
Namun aku tahu di balik kerudung rahasiamu
Bahwa kamu begitu rapuh saat memahami makna rasa kata cinta
Karena kamu tercipta dari tulang rusuk yang ada dalam daku
Sehingga aku tahu kalau kamu tak berdaya memahami sebuah jiwa
Wanita di balik jilbab
Menggoda di setiap mata kepala sang lelaki yang ada
Saat mengingat jilbab membentang rahmat di langit biru
Bersandar di atas kepala wanita dalam naungan sang maha Ilahi
Wanita di balik jilbab
Setiap waktu kan bersinar di setiap qalbu sang lelaki
Bahkan tetesan air matamu mengandung cairan salju
Sejukkan setiap jengkal jantung di balik sanubari
Selangkah indah wanita berjilbab nan ayu rupawan
Saat hati ini kering membisu rasa dalam benak
Kau wanita punya rahasia nikmat yang agung terasa
Wanita di balik jilbab
Rahasiamu ada di alam jiwa, terlantun saat pujian datang
Sampai hari nan waktu tak menentu dalam getaran rasa jiwa
Cinta rahasia wanita ada di balik jilbab yang terurai lewat bahasa rasa
Cinta di Titik Ayat Suci
By: Khoirul Taqwim
Cinta terukir di atas ayat suci
Membahana di antara hati syahdu
Bersama Do'a-do'a langit biru
Sepanjang nyawa menyatu raga
Sampai nafas berakhir tanpa sisa
Oooo........ayat suci
Kutitip bahasa cinta abadi
Tertanam dalam lembaran jiwa
Hingga daku menemui sang pengeja bahasa
Tentang cinta dalam tentangnya
Oooo.........ayat suci
Perantara indah di antara garis cinta
Mengalun merdu bersama nada jiwa
Meraih mimpi yang kian dekat mendekap
Hingga diri bahagia sepanjang hayat
Oooo.......ayat suci
Kisah sebuah makna cinta
Keabadian dalam rasa jiwa
Sampai menutup mata dititik jalan terakhir
Hingga daku hilang tanpa jejak sedetak
Saksi Menutup Mata
By: Khoirul Taqwim
Esok lusa daku tinggal sebuah nama
Kenangan bagi dia yang mau mengenang
Tangisan bagi dia yang merasa tertinggal
Karena hari esok daku kan pergi jauh tanpa batas
Namun tubuhku kan kutinggal dalam gua
Hari esok kan jadi kelabu
Jika daku pergi tanpa bekal amal
Namun bila esok daku di hisab tanpa dosa
Pasti Allah akan menempatkan daku di taman syurga
Berteman para rasul dan wali Allah
Hari ini kuberkemas diri
Menuju esok kan tiba waktu yang tepat
Menjemput kenyataan yang tak bisa di cegah
Namun terasa dalam setiap detak jangtungku
Sampai nafas ini hilang benar dalam ketiadaan
Hari ini dan esok
Kan jadi saksi pergiku menutup mata
Sajak Para Serdadu Allah
By: Khoirul Taqwim
Dikala langit berubah memerah
Disitu ada letak syahid menunggu para serdadu Allah
Dikala subuh ada aliran sungai mengalir di mata
Disitu ada letak kebengisan yang wajib diluruskan
Wahai para serdadu Afghanis
Jangan pernah gentar melihat para musuhmu
Karena hidup adalah pengabdian
Wahai para serdadu palestin
Angkat suaramu lantang melawan ombak dari barat
Walau zionis menyayat buta tubuhmu
Wahai para serdadu libya
Tongkat kebenaran ada di setiap langkah gerakmu
Raihlah sejarah manis yang mulai dekat di setiap ketuk nadimu
Wahai semua serdadu Allah
Lihatlah keabadian menunggu disana
Mereguk suci kalimatullah
Semangat sepanjang hayat
Menempuh jihad fisabilillah di sepanjang nafas
Sampai jasad terhempas dari ruh
Menuju jalan ridha Allah
Amins……
Sajak Suara Takbir
By: Khoirul Taqwim
Bedug telah berbunyi
Dag dig duuuuuuuuuuug
Terdengar suara takbir sayup nan merdu
Sungguh di hari ini seluruh umat nampak terpancar
Aura bahagia selalu di hari nan fitri
Suara takbir terdengar
Memuji keagungan Ilahi
Berkumandang seantero alam raya
Membahana bumi sampai langit
Hingga qalbu merasa terang benderang
Di hari lebaran nan indah mewarna
Kumandang gema takbir
Membuat nada hati berucap rahmat
Sambut penuh rasa syukur
Di hari suci nan indah terasa
Suara Gemuruh takbir
Makna Hari agung telah datang
Jutaan umat bersorak penuh nafas do'a
Memohon pada dzat Ilahi
Atas nikmat dan rahmat
Tuk selalu datang dihari penuh ma'af
Suara takbir penuh warna
Pertanda hari raya telah tiba
Terucap dalam setiap detak jiwa
Menyusun kata perkata
Minal adin walfaidzin
Mohon ma'af lahir dan batin
Budaya Lebaran (hari raya Idul fitri)
By: Khoirul Taqwim
Sebentar lagi masyarakat akan di hadapakan lebaran atau disebut dengan hari raya idul fitri, dari peristiwa ini tentunya ada sebagian masyarakat yang sibuk berangkat mudik (pulang kampung), dari perantauan kota pulang kepelosok desa atau lebih tepatnya pulang ketanah kelahirannya, peristiwa ini merupakan budaya masyarakat yang menjadi trend tahunan, sehingga wajar di hari idul fitri ini semakin naik kebutuhan hidup masyarakat, karena budaya lebaran membentuk konsumerisme yang tinggi dalam kehidupan masyarakat desa maupun kota.
Sebelum lebih jauh lagi mengenai budaya lebaran coba pahami terlebih dahulu tentang pengertian hari raya idul fitri, kalau bahasa trend dalam kehidupan masyarakat tradisionalis adalah lebaran, sebenarnya hari raya idul fitri ini merupakan peristiwa tahunan yang tak dapat dipungkiri keberadaannya dan seluruh umat Islam di dunia ini akan segera merayakan hari raya idul fitri yang biasa dianggap hari kemenangan. dilihat dari sisi etimologis Idul fitri berasal dari kata ‘id yang dalam bahasa Arab bermakna `kembali’, dari asal kata ini menunjukkan bahwa Hari Raya Idul Fitri ini selalu berulang dan kembali datang setiap tahun. sehingga hari raya Idulf fitri itu mempunyai makna kembali kepada fitrah (kesucian),
Hari raya idul fitri merupakan sesuatu yang bersifat kebiasaan (akan terulang dari tahun ketahun) dan perayaan lebaran jatuh pada tanggal 1 Syawal yang selalu dirayakan seluruh umat Islam di dunia, pada waktu kecil saya sering melihat budaya lebaran (idul fitri) yang paling menarik adalah budaya silaturahmi antar keluarga, tetangga dan teman, tetapi saat ini ada pergeseran budaya yang sebagian masyarakat, khususnya anak muda di waktu kebaran menghabiskan di tempat pariwisata atau bentuk hiburan lainnya, inilah suatu pergeseran budaya dalam kehidupan masyarakat dalam menyambut hari raya idul fitri.
Budaya yang menjadi kebiasaan di tengah-tengah kehidupan masyarakat di hari lebaran yaitu kebiasaan hal yang baru, dari situ membentuk budaya konsumerisme tinggi dalam kehidupan masyarakat, sehingga kita sering melihat masyarakat berbondong-bondong beli baju baru, kerudung baru, celana baru atau bentuk yang sejenisnya yang bersifat baru, peristiwa ini merupakan kebiasaan yang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat, sehingga dapat dipastikan para pedagang banyak meraup untung di hari menjelang lebaran ini,
Budaya lebaran adalah pembaharuan atau bisa di sebut kembali kepada kesucian, sehingga di manfaatkan sebagian masyarakat untuk membeli sesuatu yang baru berupa materi yang di anggap perlu untuk menyambut lebaran, bahkan bagi masyarakat jawa dalam menyambut tamu dengan memberikan makanan ringan (jajanan) yang tersedia di kotak-kotak yang ada di ruang tamu dan juga memberikan minuman tea, kopi, sirup atau minuman yang lainnya, sebagai bentuk penyambutan tamu di waktu lebaran dalam budaya masyarakat setempat.
Berbicara tentang lebaran tentunya sesuatu yang punya karakter dan punya nilai lebih dalam hubungan sesama di banding hari-hari yang lain, karena di hari lebaran kita punya budaya saling mema'afkan satu sama lain, sebagai bentuk kebersamaan menuju penyucian diri setelah berpuasa selama bulan ramadhan. Ingat lebaran tentunya ingat kampung halaman bagi para perantau, jadi bersiap-siaplah pulang dengan energi secukupnya dan kebutuhan yang diperlukan untuk menyambut hari raya Idul fitri, dan yang pastinya jalan-jalan di waktu lebaran begitu ramai di penuhi para pemudik dan jangan lupa siapkan uang receh sebab biasanya kalau di kampung para pemudik yang pulang dari kerja akan memberikan uang receh itu untuk anak-anak kecil sebagai uang jajan dan sebagai bentuk hadiah tahunan di hari lebaran yang penuh istimewa bagi yang merasakan indahnya hari lebaran.
Berangkat dari tulisan di atas semoga saja budaya lebaran yang membentuk budaya baru materi fisik, dapat merambah membentuk jiwa kita yang baru, agar lebih baik lagi di banding sebelumnya, dan semoga kita juga dapat memperbarui pikiran yang lebih cerdas dalam menganalisa setiap menjawab persoalan kehidupan. Dan Allah penguasa segala sesuatu, pengatur segala ciptaan, tiada Tuhan selain Dia.
Keberhasilan Membangun Islam
By: Khoirul Taqwim
Dengan membangun Islam umat manusia akan tercipta akhlak yang mulia. Maka untuk itulah membangun Islam merupakan sebuah keharusan dalam mengupayakan sebuah bangunan Islam yang lebih bermartabat di tengah-tengah realitas kehidupan umat manusia secara luas.
Membangun Islam akan dihadapkan dengan berbagai persoalan yang menghambat, baik permasalahan dana maupun permasalahan mental. Maka untuk itulah membangun Islam dibutuhkan kerjasama di semua pihak, supaya terbentuk bangunan Islam yang beradab dan menakjubkan.
Dalam membngun Islam yang paling terpenting mampu menciptakan perubahan mental, untuk menuju mental yang berakhlak mulia. Karena dengan akhlak mulia umat Islam akan memperoleh berbagai kebaikan yang sungguh menakjubkan.
Bangunan Islam yang paling urgen bukan masalah dana, walau dana juga sangat urgen, tetapi yang paling urgen semangat persatuan dan kesatuan masyarakat Islam di tengah-tengah realitas kehidupan umat manusia secara universal.
Akhlak yang mulia merupakan tujuan bangunan Islam dan kesejahteraan umat Islam juga menjadi prioritas bagi keberhasilan dalam membangun Islam, tentunya agama Islam agar terbangun di setiap jiwa dan raga umat Islam secara kaffah.
Keberhasilan dan kesuksessan dalam membangun Islam tak lepas dari umat Islam itu sendiri mau atau tidak mau dalam membangun Islam, tentunya semua dibutuhkan semangat persatuan maupun kesatuan umat Islam dalam membangun Islam yang mencerahkan di tengah-tengah realitas kehidupan umat manusia.
Semoga membangun Islam dapat terwujud, baik jiwa maupun raga umat Islam dapat tercapai dengan baik, Amin.......
Dalam membngun Islam yang paling terpenting mampu menciptakan perubahan mental, untuk menuju mental yang berakhlak mulia. Karena dengan akhlak mulia umat Islam akan memperoleh berbagai kebaikan yang sungguh menakjubkan.
Bangunan Islam yang paling urgen bukan masalah dana, walau dana juga sangat urgen, tetapi yang paling urgen semangat persatuan dan kesatuan masyarakat Islam di tengah-tengah realitas kehidupan umat manusia secara universal.
Akhlak yang mulia merupakan tujuan bangunan Islam dan kesejahteraan umat Islam juga menjadi prioritas bagi keberhasilan dalam membangun Islam, tentunya agama Islam agar terbangun di setiap jiwa dan raga umat Islam secara kaffah.
Keberhasilan dan kesuksessan dalam membangun Islam tak lepas dari umat Islam itu sendiri mau atau tidak mau dalam membangun Islam, tentunya semua dibutuhkan semangat persatuan maupun kesatuan umat Islam dalam membangun Islam yang mencerahkan di tengah-tengah realitas kehidupan umat manusia.
Semoga membangun Islam dapat terwujud, baik jiwa maupun raga umat Islam dapat tercapai dengan baik, Amin.......
Gairah Beribadah di Malam Hari
By: Khoirul Taqwim
Beragama tak jarang membawa suasana yang memperlihatkan sesuatu yang sulit dijelaskan secara logika, apalagi saat beribadah di malam hari membuat suasana nampak mengharukan yang terlihat tenang, namun nampak kesenyapan malam yang penuh dengan do'a-do'a gaib.
Beribadah di malam hari membuat suasana yang menggairahkan dan tak jemu-jemu dalam menjalankan ritual beragama. Dari suasana malam hari menampakkan suasana keindaan yang menyejukkan saat beribadah dl malam hari, tentunya dengan amalan-amlan Sholat lail maupun dzikir yang tak henti-hentinya, baik mulut maupun hati selalu melafadkan ayat-ayat suci dalam bimgkai ajaran agama Islam.
Sholat lail dan dzikir malam menjadikan gairah malam dalam beribadah, untuk mendekatkan diri kepada sang maha pencipta segala. Beribadah di malam hari merupakan suatu jalan Surga dalam mendekatkan diri kepada sang maha pencipta segala, tentunya untuk mencapai kehidupan yang di berkahi Allah SWT.
Gairah malam membuat semangat dalam beribadah dengan penuh ketulusan dan keikhlasan yang sesuai dengan tuntunan, baik sabda maupun firman dari sang maha pencipta segala yang ada di langit dan yang ada di bumi.
Dengan malam beribadah membuat suasana kalbu nampak merasa tenang dan tenteram dalam menjalankan kehidupan selanjutnya, tentunya semua berkat sang maha pencipta alam semesta.
Beribadah di malam hari merupakan sebuah proses mendekatkan diri kepada sang maha pencipta segala. Maka beribadah di malam hari sebagai proses jalan menuju kebaikan dalam bentuk mendekatkan diri kepada sang maha pencipta langit dan bumi.
Semoga uraian singkat tentang gairah beribadah di malam hari dapat menjadikan kita selalu ingat kepada Allah SWT. Amin...........
Keteladanan Pernikahan Nabi Muhammad SAW Sebagai Pengusaha Sukses
By: Khoirul Taqwim
Pernikahan Nabi Muhammad SAW penuh dengan keindahan yang menakjubkan. Bagaimana tidak? Nabi Muhammad SAW menikah dengan Ummul Mukminin Khadijah saat beliau masih dalam membangun usaha perdagangan. Sehingga pernikahan Nabi Muhammad SAW terasa penuh dengan keindahan saat perjalanan beliau membangun usaha perdagangan di tingkat lokal maupun di tingkat Internasional.
Bisnis usaha Nabi Muhammad SAW sebagai pengusaha dalam melakukan perdagangan di mulai sejak kecil, hingga Nabi Muhammad SAW di usia remaja. bertemu dengan As-Saib bin Abus-Saib yang merupakan teman kerja yang terbaik, dan antara Nabi Muhammad dan As-Saib bin Abus-Saib tidak pernah saling curang dan saling berselisih dalam melakukan usaha perdagangan antara kedua orang tersebut.
Usaha Nabi Muhammad SAW dalam melakukan usaha perdagangan. Bahwa Nabi Muhammad SAW dalam melakukan usaha perdagangan, ternyata tidak hanya di tingkat lokal, tetapi Nabi Muhammad SAW sudah terlibat di tingkat Internasional dalam menjalankan aktivitas usaha perdagangan.
Sejak usia 17 tahun Nabi Muhammad SAW telah mampu memimpin sebuah usaha perdagangan di berbagai negeri. Sungguh keteladanan yang luar biasa yang ditunjukkan Nabi Muhammad SAW dalam mengajarkan kepada umat manusia tentang usaha perdagangan yang tidak hanya sebatas mengejar materi belaka, tetapi Nabi Muhammad SAW dalam mengajarkan usaha perdagangan kepada umat manusia tentang cara usaha perdagangan yang sukses dan berhasil dengan tidak meninggalkan sifat kebaikan, kejujuran, ketabahan, rendah hati, dan penuh kesabaran dalam melakukan usaha perdagangan di seluruh penjuru negeri.
Kesuksesan usaha Nabi Muhammad SAW semakin cemerlang saat bertemu Ummul Mukminin Khadijah, dan akhirnya Nabi Muhammad SAW menikah dengan beliau Ummul Mukminin Khadijah. Inilah pernikahan yang penuh dengan keberkahan antara Nabi Muhammad SAW dengan Ummul Mukminin Khadijah, baik dalam membangun usaha perdagangan maupun dalam membangun rumah tangga demi keberlangsungan agama Islam di belahan bumi.
Pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Ummul Mukminin Khadijah merupakan pernikahan yang penuh dengan keteladanan yang patut menjadi suri tauladan bagi umat manusia di seluruh alam semesta.
Semoga dengan keindahan pernikahan Nabi Muhammad SAW dalam membangun usaha perdagangan dapat menjadi keteladanan yang dapat kita contoh: atas kebaikan, keuletan dan kejujuran beliau Nabi Muhammad SAW dalam menjalankan aktivitas usaha perdagangan, baik di tingkat lokal maupun di tingkat Internasional
Mengembalikan Wahyu Ilahi Vs Kembali Kepada Mushaf Al-Qur'an
By: Khoirul Taqwim
Ketika umat muslim menghadapi beragam permasalahan tentang realitas kehidupan yang dialaminya, ternyata tidak sedikit yang berupaya mencari permasalahan yang dialaminya dengan pondasi ajaran agama Islam. Sehingga menimbulkan beragam tafsir yang tidak sedikit pula tafsir yang muncul hanya sebatas tafsir kepentingan belaka, tanpa melihat kebenaran yang haqiqi. Maka untuk itulah dibutuhkan analisa mengenai pemecahan umat Islam dengan bersumber wahyu Ilahi.
Banyak tokoh umat Islam terutama golongan modern yang berupaya disetiap melihat permasalahan kehidupan mereka berupaya kembali kepada Mushaf Al-Qur'an, padahal ketika kembali kepada mushaf Al-Qur'an kalau tidak dengan hati-hati dan teliti akan terjadi percampuran makna antara mushaf Al-Qur;an dengan realitas kehidupan. Sehingga permasalan yang seyogyanya tidak ada didalam mushaf Al-Qur'an, tetapi dikatakan ini ada didalam mushaf AlQur'an, padahal sudah seharusnya dikatakan ini hanya sebatas tafsir dari mushaf Al-Qur'an, tetapi bukan malah mengatakan permasalahan ini berkaitan dengan Mushaf Al-Qur'an, padahal tidak ada kaitannya sama sekali antara permasalahan yang dialami seseorang dengan keberadaan mushaf Al-Qur'an.
Gagasan kembali kepada mushaf Al-Qur'an tidak jarang menemukan kejangkalan, bagaimana tidak? Mushaf Al-Qur'an yang tidak membicarakan secara detail permasalahan, tetapi seolah-olah mushaf Al-Qur'an berbicara secara detail, hingga keterm-term kecil. Sehingga menimbulkan kerancuan didalam beragama Islam disebabkan munculnya berbagai tafsir dan pemahaman yang disebabkan kembali kepada mushaf Al-Qur'an.
Dengan kembali kepada mushaf Al-Qur'an kalau sebatas hanya dijadikan alat pembenaran diri didalam beragama, tentunya akan menghasilkan sebuah politisasi didalam menjalankan keagamaan. Maka untuk itulah kembali kepada mushaf Al-Qur'an hanya menambah multi tafsir yang menjadikan perbedaan semakin ditonjolkan, Sehingga yang terjadi tafsir antara satu dengan yang lainnya mengalami perbedaan, dan akhirnya yang teerjadi tindakan destruktif antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lainnya.
Sedangkan mengembalikan wahyu Ilahi merupakan sebuah wujud kepasrahan diri, bahwa Al-Qur'an itu wahyu Ilahi. Sehingga dibutuhkan pemahaman membedakan antara wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an, begitu juga perbedaan antara mushaf Al-Qur'an dengan tafsir Al-Qur'an. Mengingat ketiga hal ini kalau tidak berhati-hati akan terjadi percampuradukan, padahal jelas berbeda antara Wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an, dan begitu juga keduanya berbeda dengan tafsir Al-Qur'an.
Dengan mengembalikan wahyu Ilahi kita dituntut dapat membedakan antara wahyu Al-Qur'an dengan mushaf Al-Qur'an. Sehingga kita dapat menganalisa secara jernih dalam berupaya menjelaskan ajaran agama Islam secara benar dan tepat sasaran.
Semoga Allah SWT memberikan kecerdasan buat diri dan semuanya, Amin.............
Meluruskan Mushaf Al-Qur'an
By: Khoirul Taqwim
Keberadaan mushaf Al-Qur'an atau shuhuf berasal dari bahasa Arab Selatan kuno, tetapi didalam perjalanannya sejarah mencatat, bahwa dikatakan mushaf Al-Qur'an itu tidak lepas dari mushaf Utsmani atau Mushaf al-Imam, padahal mushaf Al-Qur'an tidak hanya mushaf Ustmani, tetapi ada mushaf Al-Qur'an lainnya, diantaranya: Mushaf Ali bin Abi Thalib, Mushaf Ibn Mas’ud, dan Mushaf Ubay ibn Ka’ab.
Keberagaman dari berbagai mushaf Al-Qur'an yang ada berarti ajaran Islam mempunyai kekayaan yang sungguh menakjubkan, untuk dikaji maupun untuk digali lebih dalam lagi tentang ajaran agama Islam.
Mushaf Al-Qur'an tidak sedikit orang yang menyamakan dengan wahyu Ilahi, padahal mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah tulisan yang berusaha membukukan wahyu Ilahi melalui dunia tulis menulis.
Keberadaan wahyu Ilahi merupakan sebuah kehendak agung dari Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW, sedangkan mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah susunan bahasa yang berusaha menulis tentang wahyu Ilahi.
Keberadaan wahyu Ilahi merupakan sebuah kehendak agung dari Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW, sedangkan mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah susunan bahasa yang berusaha menulis tentang wahyu Ilahi.
Meluruskan Mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah keniscayaan, untuk menjadi penerang bagi umat Islam, supaya umat Islam dapat membedakan antara wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an. Karena tidak sedikit yang menganggap, bahwa wahyu Ilahi sama dengan mushaf Al-Qur'an, padahal keduanya sangat berbeda, apabila kalau kita mencermati secara hati-hati dan jernih dalam mengungkap kedua hal tersebut.
Mencari kebenaran tentang wahyu Ilahi membutuhkan sebuah instrumen dan logika yang jelas. Mengingat wahyu Ilahi bersumber dari sang maha pencipta segala, sedangkan mushaf Al-Qur'an sebuah tindakan insan manusia yang berupaya menulis sebuah wahyu Ilahi dari perjalanan Nabi Muhammad SAW dengan membedakan antara firman dan sabda.
Kebenaran wahyu Ilahi sudah tidak diragukan lagi, tetapi kalau wahyu Ilahi sudah di konvers menjadi mushaf Al-Qur'an, berarti sama dengan wahyu Ilahi sudah dijadikan alat untuk menjadi bahan pengetahuan bagi umat Islam secara universal
Dengan meluruskan mushaf Al-Qur'an dapat menjadikan sebuah pemahaman bagi umat Islam, bahwa mushaf Al-Qur'an berjumlah tidak hanya satu saja, tetapi mushaf Al-Qur'an lebih dari satu. Sedangkan wahyu Ilahi berupa Al-Qur'an diturunkan untuk nabi Muhammad SAW, melalui malaikat Jibril. Sedangkan keberadaan mushaf Al-Qur'an berupaya menjelaskan tentang wahyu Ilahi melalui dunia tulis menulis dimasa saat itu, hingga dimasa saat ini.
Semoga Allah SWT memberikan pencerahan Ilmu kepada kami semua, Amin........
Menggali Al-Qur'an: Mushaf Ali Bin Abi Thalib dan Mushaf Utsmani
By: Khoirul Taqwim
Keberadaan Mushaf Utsmani yang menjadi bacaan dan hafalan bagi para pengkaji Al-Qur'an di berbagai wilayah dunia menjadikan ruh dari sumber segala sumber ajaran agama Islam, tetapi untuk keberlangsungan umat dalam menambah kekayaan umat Islam, ternyata membutuhkan kajian kembali tentang Mushaf Ali Bin Abi Thalib yang lama terpendam dalam sejarah, untuk di kaji kembali dan dikomparasikan dengan Mushaf Utsmani, supaya kekayaan Mushaf Al-Qur'an semakin kaya dalam kajian khazanah ke-Islaman.
Perbedaan umat Islam dalam pemahaman dan penulisan mushaf Al-Qur'an sejak zaman sahabat sampai saat ini, ternyata memperkaya kekayaan khazanah intelektual Islam, bahkan perbedaan cara penulisan Mushaf Al-Qur'an sejak zaman kenabian sudah berlangsung. Berangkat dari sinilah, bahwa penulisan Mushaf Al-Qur'an memang mengalami perbedaan sejak zaman dahulu sampai saat ini. Sehingga perbedaan itu menambah kekayaan umat di dalam mengkaji nilai-nilai ke-Islaman.
Ketika kita mencoba menggali tentang Mushaf Ali Bin Abi Thalib dan menggali Mushaf Utsmani, tentunya terlintas di dalam pikiran kita, untuk mengkomparasikan kedua Mushaf Al-Qur'an yang populer dikalangan umat Islam, khususnya bagi para penggali Mushaf Al-Qur'an di dalam mencari sebuah kebenaran antara pemahaman dan pemikiran Mushaf Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani.
Dengan melihat kedua Mushaf Al-Qur'an antara Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani, mari kita pahami mushaf tersebut, melalui kajian dibawah ini:
Mushaf Ali bin Abi Thalib memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh mushaf lainnya. Karakter khusus mushaf Ali Bin Abi Thalib adalah: ayat dan surat tersusun rapi sesuai dengan urutan turunnya. Berangkat dari sinilah ayat-ayat makkiyah diletakkan sebelum ayat-ayat madaniyah, ayat-ayat yang turun masa awal diletakkan lebih dahulu dari pada ayat-ayat yang turun belakangan.
Dari uraian diatas dapat dikatakan, bahwa Mushaf Ali Bin Abi Thalib proses pengumpulan Mushaf Al-Qur’an berdasarkan “urutan turunnya” (tartib nuzul). Maka tidak jarang Mushaf Ali Bin Abi Thalib di dalam dunia tulis dikatakan lebih mendekati kebenaran wahyu Ilahi dibanding Mushaf lainnya. Mengingat Mushaf Ali Bin Abi Thalib di tulis secara runut di banding Mushaf Usmani dan lain sebagainya.
Sedangkan Ciri-ciri mushaf Utsmani adalah: Susunannya seperti yang banyak beredar saat ini, hanya ada perbedaan sedikit dengan beberapa mushaf sahabat dalam susunan atau urutan surat. Misalnya jika mushaf sahabat lainnya meletakkan Surat Yunus masuk dalam tujuh surat besar dan di urutuan ke-7.
Berangkat dari uraian diatas tidak jarang yang mengatakan, bahwa Mushaf Utsmani hasil dari ijtihad para sahabat dalam pemaham tentang dunia tulis wahyu Ilahi.
Mushaf Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani menjadikan kedua Mushaf sebagai kekayaan umat Islam, untuk terus digali sebagai kekayaan Ilmu Pengetahuan bagi umat Islam, sekaligus menjadi bahan rujukan dalam mengembangkan kekayaan Ilmu pengetahuam Islam.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan nikmat kepada para penggali Mushaf Usmani dan Mushaf Ali Bin Abi Thalib, Amin............
Membedah Tembung "Manunggaling Kawula Gusti"
By: Khoirul Taqwim
Ketika membahas tentang permasalahan tembung "Manunggaling Kawula Gusti", terlebih dahulu saya mengajak kepada para pembaca, untuk menarik nafas sedalam mungkin, supaya kondisi kita saat membaca artikel pendek ini dapat menampung dan menganalisa secara jernih dan secara cerdas di dalam mengungkap istilah "Manunggaling Kawula Gusti".
Istilah "Manunggaling" merupakan sebuah proses penyucian diri (seseorang) dengan menyatu tindak tanduk dan perilaku sesuai dengan Yang Maha Agung. Sehingga antara aktivitas diri (seseorang) dengan kehendak Yang Maha Agung dapat sejalan sesuai dengan kehendak wahyu Ilahi, dan saat menuju proses melakukan sebuah aktivitas tidak lepas dari mengarah ke-Yang Maha Tunggal, tentunya dengan cara membagusi hati dan membagusi tindak-tanduk diri (seseorang) yang sudah berusaha melakukan sebuah laku "Manunggaling Kawula Gusti".
Begitu juga dengan istilah: "Kawula" merupakan sebuah tindakan diri (seseorang) di dalam melakukan sebuah aktivitas yang mengarah ke-Yang Maha Tunggal, tentunya menuju Gusti Yang Maha suci sebagai sang penguasa di jagad raya.
Dengan melihat manunggaling kawula, berarti segala aktivitas yang dilakukan oleh diri (seseorang) dengan cara lurus hanya untuk kepasrahan kepada Gusti Yang Maha suci, tentunya segala aktivitas hidup diri (seseorang) akan bermuara kepada Allah SWT.
"Manunggaling Kawula Gusti" merupakan sebuah penyatuan diri kepada gusti sang maha pencipta segala. Sehingga tingkah-laku diri (seseorang) dapat sesuai dengan kehendak sang maha agung, untuk mencapai kehidupan yang baik didunia maupun diakhirat kelak.
Gagasan "Manunggaling Kawula Gusti" berupaya memberikan pemahaman di dalam beragama tidak secara kulit semata, tetapi mampu memberikan sebuah pemahaman agama Islam secara hakikat. Sehingga kalau diri (seseorang) sudah mengerjakan amalan berupa rukun Islam, tetapi masih melakukan tindak-laku yang tidak baik, berarti diri (seseorang) tersebut, ternyata belum mencapai hakikat di dalam beribadah atau masih dalam tahap syar'i belaka.
Tidak jarang kita dipertontonkan oleh para Ustadz dengan gagasan keagamaan Islam yang hanya mengejar syar'i (tuntunan) belaka, tetapi lupa berbicara tentang hakikat sebuah ibadah, bahwa ibadah adalah: sebuah bentuk kepasrahan diri seseorang kepada sang maha suci, untuk di aplikasikan di dalam tataran realitas kehidupan secara baik laku dan tindak-tanduk diri seseorang secara benar, tentunya sesuai dengan kehendak wahyu Ilahi. Namun kenyataannya tidak sedikit ustadz yang hanya mengatakan ibadah dalam tataran sebatas wajib atau haram semata. Maka dari sinilah Manunggaling Kawula Gusti berupaya menyajikan pemahaman Islam secara hakikat tidak secara Syar'i semata.
Dengan membedah tembung "Manunggaling Kawula Gusti" diharapkan dapat menambah wawasan bagi umat Islam, bahwa kita di dalam menjalankan ibadah tidak terjebak hanya sebatas mengejar Syar'i semata, Sehingga kalau kita hanya sebatas mengejar Syar'i belaka, tentunya kita akan melupakan hakikat ibadah itu sendiri. Mengingat hakikat ibadah tidak kalah penting saat kita melakukan sebuah laku tindak-tanduk di dalam beribadah. Karena kalau kita hanya sebatas baik di dalam menjalankan ibadah sesuai Syar'i, tetapi laku tindak-tanduk masih jauh dari hakikat ajaran agama Islam, berarti sama dengan kita membohongi diri kita sendiri,
Semoga dengan membedah tembung "Manunggaling Kawula Gusti" dapat menambah kekayaan Ilmu kita di dalam menempuh kehidupan ini dan kehidupan selanjutnya, Amin...............
Subscribe to:
Posts (Atom)
Copyright BATIK 1. Blogger Templates created by Deluxe Templates. SEO by: Templates Block
WordPress by Newwpthemes