Thursday, 24 March 2011

Malasya Bagian Dari Bangsa Kita



Mungkin dari para pembaca ada yang kaget dengan tulisan yang saya sampaikan sebentar lagi, bahwa ternyata Malasya adalah bagian dari bangsa kita, tentu saya punya argumen tersendiri sebelum membahas permasalahan di atas, agar terkesan agak ilmiah sedikit atau barang kali biar tidak cenderung mengada-ada kabar tersebut, tetapi bagi orang yang mengenal tentang sejarah nusantara, tentu dia tidak kaget saat membaca hal semacam ini.

Sebelum saya mulai menulis tentang Malasya bagian dari bangsa kita, terlebih dahulu saya ingatkan lagi kepada para pembaca, kalau anda masih kaget dengan tulisan yang saya paparkan sebentar lagi, saya ingatkan jangan di teruskan lagi membaca tulisan tersebut, karena nanti bisa membuat jantung anda kumat, tetapi kalau mental anda sudah siap dan berani mengambil resiko, lanjutkan! membaca ulasan sedehana yang saya paparkan di bawah ini.

Pertama; coba kita bertanya dulu pada pohon yang ada di sana, eh! maksud pertanyaan saya kenapa Malasya menjadi bagian dari bangsa kita? Jawabannya mudah karena kita termasuk bagian bangsa nusantara, maksudnya bahwa kita hidup di suatu wilayah yang sama dalam naungan nusantara, berangkat dari situ kita dapat menebak bahwa dahulu kala Malasya, Indonesia, singapura dan negara lainnya yang ada di wilayah nusantara pernah menyatu dalam satu nanungan, walaupun di dalamnya ada beberapa kerajaan yang terdapat dalam naungan nusantara tersebut.

Berangkat dari argumen di atas berarti Malasya yang ada saat ini termasuk bagian dari negara kita, karena kita hidup dalam satu wilayah nusantara dan pemersatunya kita kenal dengan sebutan maha patih Gajah Mada dari kerajaan maja pahit.

Banyak orang mengenal bahwa maha patih Gajah Mada dengan sumpah palapa mampu menyatukan nusantara, walaupun setelah beliau tiada nusantara terjadi disintegrasi yang sangat di bawah titik memprihatinkan.

Kedua; coba kita bertanya lagi pada udara yang ada di sana, eh! maksud pertanyaan saya kenapa setelah maha patih Gajah Mada terjadi disintegrasi nusantara? Nah! ini juga mudah jawabannya, karena suatu bangsa punya masa, dan Ibn Khaldun bilang bangsa akan berdiri tegak dalam tiga generasi, berangkat dari situ hal wajar ketika berdiri sebuah bangsa besar, lalu akan terjadi masa tua dan berakhirlah suatu bangsa tersebut di makan ketuaan, tetapi Ibn Khaldun juga mengatakan tidak menutup kemungkinan di dalam satu wilayah tersebut, akan muncul kembali bangsa sehebat masa lalu, mungkin juga di nusantara akan muncul manusia sehebat maha patih Gajah Mada dalam mempersatukan nusantara, bahkan bisa juga dia lebih hebat dari beliau.

Dari argumen di atas kita dapat mengkerucut bahwa Malasya bagian dari wilayah nusantara, sehingga Malasya itu termasuk bagian dari negara kita, yaitu; bangsa nusantara yang di gagas para pendahulu bangsa kita.

Ketiga: pertanyaan terakhir kenapa bangsa Malasya terkadang tidak sejalan dengan bangsa sebagian di nusantara? ya! wajar namanya juga satu kamar, eh! maksudnya kita satu wilayah nusantara, sehingga terjadi konflik intern dalam berumah tangga hal yang biasa, maklum bagi yang jejaka mungkin agak susah menjelaskan tentang ini, tetapi bagi yang sudah berumah tangga pasti dia lebih paham dengan permasalahan tersebut.

Kalau dalam istilah Indonesia dan Malasya adalah bagian nusantara, tetapi saat ini sedang mengalami cerai sehingga terjadilah disintegrasi nusantara, dan kita sebagai generasi muda akan menunggu atau bermain kapan bangsa nusantara ini akan kembali terwujud seperti di zaman kerajaan maja pahit, atau bahkan lebih dari kerajaan tersebut, tetapi zaman terus berubah tidak ada kata mustahil dalam menatap masa depan, karena sang maha pencipta akan merestui perjuangan dan niat Orang-rang yang mau menjalankan dengan ikhlas dan tulus dalam merekonstruksi suatu bangsa.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com).......

Habislah Amerika dengan 3 Langkah Sekak Matt



Ketika membicarakan negara Amerika terasa tidak pernah habis membahas tentang bangsa yang satu ini, karena negara ini mempunyai kekuatan yang luar biasa di atas rata-rata kemampuan bangsa lain, sampai terkadang pikiran kita di buat berputar lebih dari tujuh keliling dalam membahas tentang keberadaan negara super power dunia yang satu ini.

Perlu di ingat bahwa suatu negara akan mengalami kerusakan, karena menurut Ibn Khaldun sebuah umur negara tidak lebih dari tiga generasi, dalam artian bahwa negara ada masa transisi dalam perjalanan sebuah kekuasaan tersebut. Lalu tahap apa saja masa transisi itu;

Pertama; masa awal berdiri suatu negara dan ini yang di sebut dengan masa penyatuan sebuah bangsa yang baru lahir.

Kedua; masa berkembang dan masa menuju puncak sebuah kemajuan negara.

Ketiga; masa tua negara dan inilah yang di sebut masa kebancuran sebuah bangsa.

Sejarah bangsa besar di dunia, ternyata tidak ada kata abadi, semua punya masa awal dan habis, lalu kaitan dengan bangsa Amerika apa tentang argumen diatas? coba kita kupas sedikit demi sedikit tentang masa habis Amerika dengan 3 langkah sekak matt.

Pertama; masalah krisis ekonomi

Suatu bangsa bisa maju dan tidak maju tak lepas dari masalah ekonomi, bahkan apabila ekonomi mengalami regresi yang berlebihan sudah dapat di tebak pasti kondisi negara tersebut akan mengalami kepunahan. jika bangsa Amerika mengalami kejadian di atas berarti masa kemegahan bangsa tersebut sudah mulai habis, karena di landa polemik yang sangat sentral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kedua; sebuah bangsa dilanda penyakit kronis.

Ketika bangsa Amerika di landa korupsi dan konfliks yang intern berkepanjangan, tentu sudah dapat di tafsir keretakan sebuah bangsa akan segera terlihat dan masa super power sebuah bangsa akan segera berakhir.

Ketiga; masalah masa tua sebuah bangsa.

Kertika garis masa tua sudah mewabah dalam suatu bangsa, sehingga menimbulkan ketidak percayaan masyarakat yang berkepanjangan, tentu tidak lain dan tidak bukan semua akan mengakibatkan terjadi perpecahan suatu bangsa tersebut, maka dapat di terka dengan sederhana di situlah masa kehancuran suatu bangsa yang tidak bisa di obati.

Beberapa alasan di atas apabila menimpa bangsa Amerika yang di kenal dengan kekuatan super powernya, maka tidak lain dan tidak bukan kehancuran akan menimpa bangsa tersebut, dan tentu obat dari penyakit ketiga argumen di atas tidak akan tersembuhkan, karena negara sudah mengalami penyakit kronis yang tidak dapat di obati lagi.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)....... .

Ramalan Presiden Indonesia ke-7



Sebentar lagi kita akan di kejutkan dengan pemilihan presiden republik Indonesia yang ke-7, nah! disini saya mencoba mengulas sedikit tentang siapa orang yang akan menjadi nomor satu di republik Indonesia, tentu di perlukan analisa yang mendalam dengan cara menggabungkan rasional dengan pskis, agar dapat menemukan tentang ramalan presiden Indonesia yang ke-7.

Sering kita mendengar maupun membaca tentang perdebatan mengenai presiden ke-7 Indonesia, tetapi hari ini saya mencoba mengulas dengan meramal tentang presiden Indonesia ke-7, agar dapat gambaran melalui mata batin untuk menimbang dan di kritisi hasil ramalan yang perlu di kaji ulang kebenarannya.

Dalam permainan politik sebenarnya mudah kita menganalisa tentang permasalahan di atas, dengan cara bahwa presiden ke-7 akan jatuh kepihak oposisi atau pihak istana yang akan duduk kembali bertahta. Kalau melihat hitungan statistik dari sebuah sejarah tidak menutup kemungkinan akan terjadi penguasa baru, tetapi yang perlu di ingat walaupun terjadi penguasa baru tidak akan mudah membalikkan keadaan tanpa restu dari pihak istana, sehingga saya punya hitungan pihak oposisi akan di untungkan 40 persen dalam pemilihan presiden Indonesia mendatang, sedangkan pihak istana sekitar 60 persen.

Berangkat dari argumen statistik diatas anda sudah bisa menafsirkan bahwa pemenang pemilihan presiden ke-7 nanti tidak jauh dari pihak yang di restui istana, jadi agak sulit apabila ingin menjadi presiden ke-7 tanpa restu dan dukungan beliau. Walaupun gambaran ini bisa berubah setiap saat, jika pihak istana mengalami blunder dalam berpolitik, tetapi kalau tetap bisa memainkan permainan dengan cantik seperti sedia kala, maka tidak lain dan tidak bukan pihak istana atau orang dekat istana akan menang kembali di pilpres yang ke-7, dengan catatan tetap bisa menebar senyum bahagia bagaimanapun keadaan negara saat ini.

Namun yang perlu di ingat bahwa pihak nomor satu istana nanti sudah tidak bisa mencalonkan lagi, karena terbentur Undang-undang yang mengatur presiden naik lebih dua kali melanggar hukum. Nah! disini nanti pihak istana akan membuat skenario yang tak kalah jauh menarik dengan kondisi pilpres di waktu pemilihan presiden ke-6 Indonesia waktu itu.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)....... . .

Malasya Bagian Dari Bangsa Kita


Mungkin dari para pembaca ada yang kaget dengan tulisan yang saya sampaikan sebentar lagi, bahwa ternyata Malasya adalah bagian dari bangsa kita, tentu saya punya argumen tersendiri sebelum membahas permasalahan di atas, agar terkesan agak ilmiah sedikit atau barang kali biar tidak cenderung mengada-ada kabar tersebut, tetapi bagi orang yang mengenal tentang sejarah nusantara, tentu dia tidak kaget saat membaca hal semacam ini.

Sebelum saya mulai menulis tentang Malasya bagian dari bangsa kita, terlebih dahulu saya ingatkan lagi kepada para pembaca, kalau anda masih kaget dengan tulisan yang saya paparkan sebentar lagi, saya ingatkan jangan di teruskan lagi membaca tulisan tersebut, karena nanti bisa membuat jantung anda kumat, tetapi kalau mental anda sudah siap dan berani mengambil resiko, lanjutkan! membaca ulasan sedehana yang saya paparkan di bawah ini.

Pertama; coba kita bertanya dulu pada pohon yang ada di sana, eh! maksud pertanyaan saya kenapa Malasya menjadi bagian dari bangsa kita? Jawabannya mudah karena kita termasuk bagian bangsa nusantara, maksudnya bahwa kita hidup di suatu wilayah yang sama dalam naungan nusantara, berangkat dari situ kita dapat menebak bahwa dahulu kala Malasya, Indonesia, singapura dan negara lainnya yang ada di wilayah nusantara pernah menyatu dalam satu nanungan, walaupun di dalamnya ada beberapa kerajaan yang terdapat dalam naungan nusantara tersebut.

Berangkat dari argumen di atas berarti Malasya yang ada saat ini termasuk bagian dari negara kita, karena kita hidup dalam satu wilayah nusantara dan pemersatunya kita kenal dengan sebutan maha patih Gajah Mada dari kerajaan maja pahit.

Banyak orang mengenal bahwa maha patih Gajah Mada dengan sumpah palapa mampu menyatukan nusantara, walaupun setelah beliau tiada nusantara terjadi disintegrasi yang sangat di bawah titik memprihatinkan.

Kedua; coba kita bertanya lagi pada udara yang ada di sana, eh! maksud pertanyaan saya kenapa setelah maha patih Gajah Mada terjadi disintegrasi nusantara? Nah! ini juga mudah jawabannya, karena suatu bangsa punya masa, dan Ibn Khaldun bilang bangsa akan berdiri tegak dalam tiga generasi, berangkat dari situ hal wajar ketika berdiri sebuah bangsa besar, lalu akan terjadi masa tua dan berakhirlah suatu bangsa tersebut di makan ketuaan, tetapi Ibn Khaldun juga mengatakan tidak menutup kemungkinan di dalam satu wilayah tersebut, akan muncul kembali bangsa sehebat masa lalu, mungkin juga di nusantara akan muncul manusia sehebat maha patih Gajah Mada dalam mempersatukan nusantara, bahkan bisa juga dia lebih hebat dari beliau.

Dari argumen di atas kita dapat mengkerucut bahwa Malasya bagian dari wilayah nusantara, sehingga Malasya itu termasuk bagian dari negara kita, yaitu; bangsa nusantara yang di gagas para pendahulu bangsa kita.

Ketiga: pertanyaan terakhir kenapa bangsa Malasya terkadang tidak sejalan dengan bangsa sebagian di nusantara? ya! wajar namanya juga satu kamar, eh! maksudnya kita satu wilayah nusantara, sehingga terjadi konflik intern dalam berumah tangga hal yang biasa, maklum bagi yang jejaka mungkin agak susah menjelaskan tentang ini, tetapi bagi yang sudah berumah tangga pasti dia lebih paham dengan permasalahan tersebut.

Kalau dalam istilah Indonesia dan Malasya adalah bagian nusantara, tetapi saat ini sedang mengalami cerai sehingga terjadilah disintegrasi nusantara, dan kita sebagai generasi muda akan menunggu atau bermain kapan bangsa nusantara ini akan kembali terwujud seperti di zaman kerajaan maja pahit, atau bahkan lebih dari kerajaan tersebut, tetapi zaman terus berubah tidak ada kata mustahil dalam menatap masa depan, karena sang maha pencipta akan merestui perjuangan dan niat Orang-rang yang mau menjalankan dengan ikhlas dan tulus dalam merekonstruksi suatu bangsa.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com).......

Habislah Amerika dengan 3 Langkah Sekak Matt


Ketika membicarakan negara Amerika terasa tidak pernah habis membahas tentang bangsa yang satu ini, karena negara ini mempunyai kekuatan yang luar biasa di atas rata-rata kemampuan bangsa lain, sampai terkadang pikiran kita di buat berputar lebih dari tujuh keliling dalam membahas tentang keberadaan negara super power dunia yang satu ini.

Perlu di ingat bahwa suatu negara akan mengalami kerusakan, karena menurut Ibn Khaldun sebuah umur negara tidak lebih dari tiga generasi, dalam artian bahwa negara ada masa transisi dalam perjalanan sebuah kekuasaan tersebut. Lalu tahap apa saja masa transisi itu;

Pertama; masa awal berdiri suatu negara dan ini yang di sebut dengan masa penyatuan sebuah bangsa yang baru lahir.

Kedua; masa berkembang dan masa menuju puncak sebuah kemajuan negara.

Ketiga; masa tua negara dan inilah yang di sebut masa kebancuran sebuah bangsa.

Sejarah bangsa besar di dunia, ternyata tidak ada kata abadi, semua punya masa awal dan habis, lalu kaitan dengan bangsa Amerika apa tentang argumen diatas? coba kita kupas sedikit demi sedikit tentang masa habis Amerika dengan 3 langkah sekak matt.

Pertama; masalah krisis ekonomi

Suatu bangsa bisa maju dan tidak maju tak lepas dari masalah ekonomi, bahkan apabila ekonomi mengalami regresi yang berlebihan sudah dapat di tebak pasti kondisi negara tersebut akan mengalami kepunahan. jika bangsa Amerika mengalami kejadian di atas berarti masa kemegahan bangsa tersebut sudah mulai habis, karena di landa polemik yang sangat sentral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kedua; sebuah bangsa dilanda penyakit kronis.

Ketika bangsa Amerika di landa korupsi dan konfliks yang intern berkepanjangan, tentu sudah dapat di tafsir keretakan sebuah bangsa akan segera terlihat dan masa super power sebuah bangsa akan segera berakhir.

Ketiga; masalah masa tua sebuah bangsa.

Kertika garis masa tua sudah mewabah dalam suatu bangsa, sehingga menimbulkan ketidak percayaan masyarakat yang berkepanjangan, tentu tidak lain dan tidak bukan semua akan mengakibatkan terjadi perpecahan suatu bangsa tersebut, maka dapat di terka dengan sederhana di situlah masa kehancuran suatu bangsa yang tidak bisa di obati.

Beberapa alasan di atas apabila menimpa bangsa Amerika yang di kenal dengan kekuatan super powernya, maka tidak lain dan tidak bukan kehancuran akan menimpa bangsa tersebut, dan tentu obat dari penyakit ketiga argumen di atas tidak akan tersembuhkan, karena negara sudah mengalami penyakit kronis yang tidak dapat di obati lagi.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)....... .

Ramalan Presiden Indonesia ke-7


Sebentar lagi kita akan di kejutkan dengan pemilihan presiden republik Indonesia yang ke-7, nah! disini saya mencoba mengulas sedikit tentang siapa orang yang akan menjadi nomor satu di republik Indonesia, tentu di perlukan analisa yang mendalam dengan cara menggabungkan rasional dengan pskis, agar dapat menemukan tentang ramalan presiden Indonesia yang ke-7.

Sering kita mendengar maupun membaca tentang perdebatan mengenai presiden ke-7 Indonesia, tetapi hari ini saya mencoba mengulas dengan meramal tentang presiden Indonesia ke-7, agar dapat gambaran melalui mata batin untuk menimbang dan di kritisi hasil ramalan yang perlu di kaji ulang kebenarannya.

Dalam permainan politik sebenarnya mudah kita menganalisa tentang permasalahan di atas, dengan cara bahwa presiden ke-7 akan jatuh kepihak oposisi atau pihak istana yang akan duduk kembali bertahta. Kalau melihat hitungan statistik dari sebuah sejarah tidak menutup kemungkinan akan terjadi penguasa baru, tetapi yang perlu di ingat walaupun terjadi penguasa baru tidak akan mudah membalikkan keadaan tanpa restu dari pihak istana, sehingga saya punya hitungan pihak oposisi akan di untungkan 40 persen dalam pemilihan presiden Indonesia mendatang, sedangkan pihak istana sekitar 60 persen.

Berangkat dari argumen statistik diatas anda sudah bisa menafsirkan bahwa pemenang pemilihan presiden ke-7 nanti tidak jauh dari pihak yang di restui istana, jadi agak sulit apabila ingin menjadi presiden ke-7 tanpa restu dan dukungan beliau. Walaupun gambaran ini bisa berubah setiap saat, jika pihak istana mengalami blunder dalam berpolitik, tetapi kalau tetap bisa memainkan permainan dengan cantik seperti sedia kala, maka tidak lain dan tidak bukan pihak istana atau orang dekat istana akan menang kembali di pilpres yang ke-7, dengan catatan tetap bisa menebar senyum bahagia bagaimanapun keadaan negara saat ini.

Namun yang perlu di ingat bahwa pihak nomor satu istana nanti sudah tidak bisa mencalonkan lagi, karena terbentur Undang-undang yang mengatur presiden naik lebih dua kali melanggar hukum. Nah! disini nanti pihak istana akan membuat skenario yang tak kalah jauh menarik dengan kondisi pilpres di waktu pemilihan presiden ke-6 Indonesia waktu itu.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)....... . .