Tuesday, 16 October 2012

Islam Tradisional Berpangkal Pada Kearifan Lokal





Kearifan lokal adalah gagasan atas nilai-nilai realita kehidupan masyarakat setempat dengan berpegang pada kebijaksanaan, penuh kearifan, bernilai positif yang tertanam dalam realita kehidupan masyarakat. Mengingat kearifan lokal merupakan sebuah pandangan masyarakat dalam memberikan sebuah nilai-nilai berdasarkan realita kehidupan secara menyeluruh. Sehingga kearifan lokal sebagai tatanan kehidupan masyarakat setempat dalam membangun sebuah bangsa dan negara.

Keberadaan kearifan lokal didalam kehidupan masyarakat merupakan sebuah realita yang tak dapat dibantah lagi. Sehingga kearifan lokal dengan semangat membangun diberbagai daerah perlu sebuah dukungan dari berbagai pihak, agar keberhasilan dalam membangun masyarakat didaerahnya dapat terwujud sesuai dengan arah pembangunan sebuah peradaban yang penuh dengan kemajuan dalam membangun.


Membangun masyarakat lokal perlu ada sebuah gagasan dalam membentuk sebuah paradigma pemikiran. Bahwa masyarakat sudah saatnya diberikan ruang dan waktu dalam berpikir secara naluri masing-masing individu, untuk menggagas sebuah kemajuan didaerah masing-masing dalam realita tatanan kehidupan masyarakat yang penuh keberagaman.

Kehidupan masyarakat setempat tak dapat dipungkiri lagi. Bahwa keberagaman dalam membentuk sebuah gagasan merupakan sebuah realita, tetapi pada substansinya masyarakat menginginkan sebuah kemajuan dengan berdasarkan tabiat masyarakat setempat, agar keberhasilan dapat tumbuh berkembang sejalan dengan kearifan lokal.

Masyarakat setempat sudah saatnya diberi ruang dan waktu, untuk berkreasi penuh dalam menumbuh-kembangkan semangat daya juang dalam membangun sebuah daerah yang penuh arif dan bijaksana, agar kepribadian dan watak dalam membangun sebuah daerah dapat menjadi pelecut, penyemangat dalam memberikan sebuah gagasan positif dalam membangun sebuah bangsa dan negara.

Kepribadian dan watak masyarakat setempat, tentu jangan sampai dijadikan komoditi politis sepihak dari masyarakat asing yang ingin menguasai sumber daya alam setempat, tetapi kepribadian dan watak masyarakat setempat sudah semestinya diberi sebuah gagasan dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang berlandaskan pada ajaran Islam.

Islam merupakan agama rahmat bagi seluruh alam. Sehingga Islam menolak dengan tegas segala bentuk perbudakan maupun bentuk nilai-nilai yang bertentangan dengan kemanusiaan. Bahkan Islam sangat menyentuh ditingkat infrastruktur maupun suprastruktur dalam memberikan sebuah tatanan ditengah-tengah realita kehidupan masyarakat setempat.

Sedangkan perspektif Islam tradisional dalam melihat berbagai aspek kearifan lokal, sudah seharusnya masyarakat setempat diberi ruang dan waktu dalam menumpahkan berbagai gagasan, untuk terus berkembang dalam menatap kemajuan zaman yang semakin maju dalam peradabannya.

Islam tradisional berpangkal pada kearifan lokal. Karena kemajuan sebuah daerah tak lepas dari peran kearifan lokal, kalau kearifan lokal dapat disinergikan dengan nilai-nilai ke-Islaman, tentu akan tercipta sebuah masyarakat yang penuh rahmat, dan sangat positif dalam membangun sebuah realita kehidupan.

Kearifan lokal sudah saatnya mendapatkan perhatian disemua pihak, agar kearifan lokal dapat tumbuh berkembang sejalan dengan realita kehidupan masyarakat setempat, apalagi melihat perkembangan zaman yang semakin mengglobal.

Peran kearifan lokal dalam membangun sebuah bangsa dan negara sangat urgen. Karena disaat kearifan lokal disuatu daerah dapat berkembang, begitu juga kearifan lokal didaerah lain dapat tumbuh-berkembang, tentu akan menghasilkan sebuah tatanan dari berbagai daerah yang berpangkal pada kearifan lokal dengan menghasilkan sebuah nilai-nilai kemajuan yang penuh keberagaman. Sehingga sebuah bangsa dan negara mampu berdiri kokoh tak lain dan tak bukan. Karena kearifan lokal dapat tumbuh berkembang diberbagai daerah pinggiran maupun pusat-pusat kota. 

Berangkat dari kearifan lokal yang tumbuh subur disertai semangat membangun daerah masing-masing. Maka bangsa dan negara menjadi kuat dalam segala aspek kehidupan. Karena kearifan lokal mampu mencapai ranah diberbagai realita kehidupan, baik masalah ekonomi, politik, pendidikan, sosial, budaya, tehnologi dan berbagai aspek lain.

Semoga Allah SWT selalu memberi pencerahan gagasan kepada kami semua, Amiin...........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........

Islam Tradisional dan Tehnologi





Tehnologi mulai berkembang pesat dari pelosok desa sampai pusat-pusat kota, apalagi tehnologi sudah semakin canggih dari hari-kehari. Sehingga tehnologi secara langsung sebagai pemicu kemajuan peradaban manusia yang terus mengalami perkembangan yang sungguh menakjubkan.

Kemajuan tehnologi merupakan sebuah realita yang penuh tantangan, untuk terus dikaji dalam membangun sebuah peradaban manusia yang lebih baik dari sebelumnya, agar manusia berikutnya lebih mudah dalam mengakses segala informasi maupun komunikasi.

Membangun tehnologi membutuhkan sumber daya manusia yang handal, baik dari segi paradigma pemikiran maupun dari segi realita empirik, agar keberhasilan membangun tehnologi dapat bermanfa'at secara luas ditengah-tengah realita masyarakat.

Zaman dahulu kala, sebelum ada tehnologi yang canggih, manusia saat bepergian cukup jalan kaki atau naik binatang ternak, seperti: Kuda, Kerbau, Unta, Gajah atau binatang ternak lain, tetapi ketika zaman sudah berganti dari zaman klasik menuju zaman tehnologi, manusia saat bepergian sudah berganti naik mobil, motor, pesawat, kereta, dan berbagai jenis transportasi lain.

Pergantian zaman merupakan sebuah langkah perubahan dari zaman batu sampai zaman revolusi tehnologi, tentu realita dari rentetan perjalanan zaman tak lepas dari paradigma pemikiran yang terus berkembang dari hari-kehari atau dari tahun-ketahun. Bahkan lebih jauh dari itu, bahwa tehnologi telah merubah yang jauh menjadi dekat, sedangkan yang dekat semakin lebih dekat. Karena alat komunikasi dan informasi semakin luar biasa keberadaannya.

Komunikasi dan Informasi pada zaman dahulu kala masih bersifat sederhana, baik melalui tatap muka langsung atau surat menyurat dalam memberikan sebuah informasi maupun komunikasi, tetapi sejak terdapat tehnologi yang super canggih, ternyata dalam memberikan sebuah informasi maupun komunikasi semakin cepat dalam hitungan persekian detik, baik melalui email, jejaring sosial, HP atau berbagai macam cara tehnologi lain, untuk memberikan sebuah informasi maupun komunikasi secara cepat ditengah-tengah realita kehidupan.

Keberadaan tehnologi merubah cara pandang masyarakat dalam mengeja langkah kehidupan, walau tehnologi belum secara maksimal memenuhi kebutuhan masyarakat, tetapi paling tidak kedepan tehnologi akan terus berkembang pesat ditengah-tengah kehidupan masyarakat yang semakin haus akan kekayaan informasi maupun komunikasi.

Sedangkan keberadaan Islam tradisional pada masa revolusi tehnologi, menempatkan diri sebagai subyek perubahan dalam membangun kemajuan informasi maupun komunikasi, agar masyarakat secara luas terus berkembang pesat dalam membangun jati diri sebagai bangsa dan negara yang beradab.

Islam tradisional pada masa revolusi tehnologi menekankan sebuah langkah terobosan ditengah hiruk-pikuk era keterbukaan, agar tetap pada jalur paradigma pemikiran. Bahwa Islam tradisional tetap mengacu pada kearifan lokal yang bersumber pada nilai-nilai ke-Islaman. Mengingat kearifan lokal dan nilai-nilai ke-Islaman sangat urgen membangun masyarakat yang lebih baik, dan cerdas dalam memahami beragam realita kehidupan.

Islam tradisional dan tehnologi merupakan sebuah ikatan yang kental dalam realita kehidupan, apalagi keduanya saling melengkapi antar satu sama lain, untuk menerjemahkan berbagai realita ditengah-tengah keberagaman masyarakat.

Keberadaan tehnologi dapat dijadikan sebagai alat Islam tradisional dalam menyebarkan sebuah gagasan, baik melalui media maupun melalui jejaring sosial dalam membangun masyarakat secara utuh dan kaffah.

Semoga Allah SWT selalu memberi hidayah kepada kami semua, Amiin...........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........

Islam Tradisional Pada Masa Keterbukaan





Zaman terus berubah dari masa ketertutupan menuju masa keterbukaan. Karena zaman berjalan seiring tingkat pola pikir manusia dalam membangun sebuah peradaban. Mengingat manusia pada zaman dahulu  kala belum terlalu jauh mengenal tehnologi, tetapi pada zaman sekarang perubahan terus menggeliat dalam kehidupan, baik masalah informasi maupun komunikasi yang terus mengalami kemajuan pesat.

Kemajuan pesat melalui komunikasi maupun informasi terus terjadi, apalagi dipersekian detik terus terdapat pemberitaan secara global diseluruh belahan bumi. Karena zaman dari masa kegelapan informasi maupun komunikasi beralih menuju masa keterbukaan informasi maupun komunikasi. Karena revolusi besar telah terjadi pada perangkat komputerisasi maupun internetisasi. Sehingga menghasilkan informasi maupun komunikasi secara cepat dalam hitungan dipersekian detik.
Masa keterbukaan semakin tak dapat dibendung lagi dalam kehidupan masyarakat. Karena masyarakat semakin banyak menggunakan perangkat komputer dengan mengakses jaringan internet yang semakin cepat laju informasi maupun komunikasi ditengah-tengah kehidupan masyarakat secara luas.

Dengan adanya informasi maupun komunikasi dalam hitungan dipersekian detik sudah menyebar kepenjuru belahan bumi, mau tidak mau genderang masa keterbukaan tak dapat dielakkan lagi. Sehingga perubahan zaman dari masa ketertutupan berubah menjadi masa keterbukaan.

Zaman berubah dari masa ketertutupan menuju masa keterbukaan sudah tak dapat dibantah lagi, lalu muncul sebuah pertanyaan pada masa keterbukaan, bagaimana posisi Islam Tradisional dalam menempatkan sebuah masa yang berbeda? Islam tradisional merupakan sebuah pandangan dengan mengedepankan kearifan lokal yang bertumpu pada nilai-nilai ke-Islaman. Sehingga dengan perubahan masa, Islam tradisional tetap berpikir progress dalam menempatkan beragam realita, tetapi semua tetap pada akar budaya, watak dan kepribadian sebuah bangsa dan negara.

Islam tradisional pada masa keterbukaan merupakan sebuah masa yang penuh tantangan diera globalisasi. Sehingga dengan segala daya upaya Islam tradisional terus membangun paradigma pemikiran yang sesuai dengan kepribadian dan watak masyarakat diseluruh penjuru Nusantara.

Memang zaman sudah mengarah pada masa keterbukaan, dengan adanya sebuah revolusi komunikasi maupun informasi tak dapat dibantah lagi, apalagi disetiap persekian detik informasi maupun komunikasi muncul diberbagai jejaring sosial dan media massa, baik didalam negeri maupun diluar negeri.

Keberadaan Islam tradisional pada masa keterbukaan dapat dikatakan sebagai wajah ke-Islaman dalam membangun pola pikir masyarakat, agar mencapai sebuah paradigma pemikiran yang arif dan bijaksana, walau masa terus berganti dari zaman kezaman, tetapi pada substansinya Islam tradisional tetap sebagai wadah membangun kearifan lokal yang bertumpu pada nilai-nilai ke-Islaman.

Semoga Allah SWT selalu memberi perlindungan kepada kami dimanapun berada, Amiin.........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........

Membangun Pendidikan ala Islam Tradisional






Pendidikan merupakan pintu gerbang dalam membangun sumber daya manusia. Sehingga pendidikan sangat urgen bagi kemajuan sebuah bangsa dan negara. Mengingat pendidikan sebagai peletak dasar awal mula membangun sumber daya manusia, sebelum terjun langsung ditengah-tengah kehidupan masyarakat.


Membangun pendidikan yang berorientasi pada kearifan lokal merupakan sebuah keniscayaan yang tak dapat ditolak. Karena kearifan lokal salah satu watak dan kepribadian masyarakat setempat dalam mengeja langkah menuju kehidupan sejati.

Kearifan lokal modal awal dalam membangun para pelajar, agar kedepan para pelajar mengerti dan paham akan realita kehidupan. Sehingga para pelajar menemukan jati diri sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya sebatas teoritis belaka, tetapi lebih mengena pada kehidupan secara nyata.

Kehidupan pendidikan di negeri Nusanatara, sudah semestinya membangun jiwa dan ruh dalam kehidupan para pelajar, agar para pelajar mendapatkan sebuah ilmu yang bermanfa'at dalam menatap masa depan, tetapi pendidikan yang terjadi saat ini, ternyata tak jarang ditemukan ilmu yang jauh dari kearifan lokal. Sehingga para pelajar berada dalam tekanan kubangan asing, apalagi para pelajar diwajibkan belajar berbagai idiologi luar yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan, tentu pendidikan model seperti ini, cenderung mengarah pada westernisasi.

Pendidikan di Nusantara sudah saatnya berorientasi pada nilai-nilai kearifan lokal yang bertumpu pada nilai-nilai ke-Islaman. Karena nilai-nilai kearifan lokal yang bertumpu pada nilai-nilai ke-Islaman merupakan sebuah realita tang tak dapat ditolak. agar dapat membangun watak dan kepribadian para pelajar yang sesuai dengan moral kebangsaan.

Ketika moral bangsa terjadi sebuah istilah rekonstruksi, berarti bangsa dan negara mengalami kehidupan yang sehat, tetapi disaat sebuah bangsa terjadi istilah destruktif moral, berarti sebuah bangsa dan negara mengalami regresi dibawah titik nadir yang membahayakan bagi kehidupan masyarakat secara luas.

Keberadaan kearifan lokal yang bertumpu pada niali-nilai ke-Islaman merupakan sebuah pandangan Islam tradisional dalam membangun sebuah pendidikan, agar pendidikan di negeri Nusantara dapat berkembang dan mengalami kemajuan sesuai kepribadian sebuah bangsa dan negara.

Kearifan lokal dan nilai-nilai ke-Islaman merupakan sebuah keniscayaan yang tak dapat dibantah dalam membangun pendidikan di negeri Nusantara, agar pendidikan semakin jaya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang lebih bermanfa'at, apalagi kearifan lokal dan nilai-nilai ke-Islaman dapat di ibaratkan "jiwa dan raga" yang tak dapat dipisahkan.

Semoga Allah SWT memberi rahmat dan berkah kepada para pendidik di negeri Nusantara, Amiin..........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........

Islam Tradisional Berpangkal Pada Kearifan Lokal



Kearifan lokal adalah gagasan atas nilai-nilai realita kehidupan masyarakat setempat dengan berpegang pada kebijaksanaan, penuh kearifan, bernilai positif yang tertanam dalam realita kehidupan masyarakat. Mengingat kearifan lokal merupakan sebuah pandangan masyarakat dalam memberikan sebuah nilai-nilai berdasarkan realita kehidupan secara menyeluruh. Sehingga kearifan lokal sebagai tatanan kehidupan masyarakat setempat dalam membangun sebuah bangsa dan negara.

Keberadaan kearifan lokal didalam kehidupan masyarakat merupakan sebuah realita yang tak dapat dibantah lagi. Sehingga kearifan lokal dengan semangat membangun diberbagai daerah perlu sebuah dukungan dari berbagai pihak, agar keberhasilan dalam membangun masyarakat didaerahnya dapat terwujud sesuai dengan arah pembangunan sebuah peradaban yang penuh dengan kemajuan dalam membangun.


Membangun masyarakat lokal perlu ada sebuah gagasan dalam membentuk sebuah paradigma pemikiran. Bahwa masyarakat sudah saatnya diberikan ruang dan waktu dalam berpikir secara naluri masing-masing individu, untuk menggagas sebuah kemajuan didaerah masing-masing dalam realita tatanan kehidupan masyarakat yang penuh keberagaman.

Kehidupan masyarakat setempat tak dapat dipungkiri lagi. Bahwa keberagaman dalam membentuk sebuah gagasan merupakan sebuah realita, tetapi pada substansinya masyarakat menginginkan sebuah kemajuan dengan berdasarkan tabiat masyarakat setempat, agar keberhasilan dapat tumbuh berkembang sejalan dengan kearifan lokal.

Masyarakat setempat sudah saatnya diberi ruang dan waktu, untuk berkreasi penuh dalam menumbuh-kembangkan semangat daya juang dalam membangun sebuah daerah yang penuh arif dan bijaksana, agar kepribadian dan watak dalam membangun sebuah daerah dapat menjadi pelecut, penyemangat dalam memberikan sebuah gagasan positif dalam membangun sebuah bangsa dan negara.

Kepribadian dan watak masyarakat setempat, tentu jangan sampai dijadikan komoditi politis sepihak dari masyarakat asing yang ingin menguasai sumber daya alam setempat, tetapi kepribadian dan watak masyarakat setempat sudah semestinya diberi sebuah gagasan dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang berlandaskan pada ajaran Islam.

Islam merupakan agama rahmat bagi seluruh alam. Sehingga Islam menolak dengan tegas segala bentuk perbudakan maupun bentuk nilai-nilai yang bertentangan dengan kemanusiaan. Bahkan Islam sangat menyentuh ditingkat infrastruktur maupun suprastruktur dalam memberikan sebuah tatanan ditengah-tengah realita kehidupan masyarakat setempat.

Sedangkan perspektif Islam tradisional dalam melihat berbagai aspek kearifan lokal, sudah seharusnya masyarakat setempat diberi ruang dan waktu dalam menumpahkan berbagai gagasan, untuk terus berkembang dalam menatap kemajuan zaman yang semakin maju dalam peradabannya.

Islam tradisional berpangkal pada kearifan lokal. Karena kemajuan sebuah daerah tak lepas dari peran kearifan lokal, kalau kearifan lokal dapat disinergikan dengan nilai-nilai ke-Islaman, tentu akan tercipta sebuah masyarakat yang penuh rahmat, dan sangat positif dalam membangun sebuah realita kehidupan.

Kearifan lokal sudah saatnya mendapatkan perhatian disemua pihak, agar kearifan lokal dapat tumbuh berkembang sejalan dengan realita kehidupan masyarakat setempat, apalagi melihat perkembangan zaman yang semakin mengglobal.

Peran kearifan lokal dalam membangun sebuah bangsa dan negara sangat urgen. Karena disaat kearifan lokal disuatu daerah dapat berkembang, begitu juga kearifan lokal didaerah lain dapat tumbuh-berkembang, tentu akan menghasilkan sebuah tatanan dari berbagai daerah yang berpangkal pada kearifan lokal dengan menghasilkan sebuah nilai-nilai kemajuan yang penuh keberagaman. Sehingga sebuah bangsa dan negara mampu berdiri kokoh tak lain dan tak bukan. Karena kearifan lokal dapat tumbuh berkembang diberbagai daerah pinggiran maupun pusat-pusat kota. 

Berangkat dari kearifan lokal yang tumbuh subur disertai semangat membangun daerah masing-masing. Maka bangsa dan negara menjadi kuat dalam segala aspek kehidupan. Karena kearifan lokal mampu mencapai ranah diberbagai realita kehidupan, baik masalah ekonomi, politik, pendidikan, sosial, budaya, tehnologi dan berbagai aspek lain.

Semoga Allah SWT selalu memberi pencerahan gagasan kepada kami semua, Amiin...........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........

Islam Tradisional dan Tehnologi






Tehnologi mulai berkembang pesat dari pelosok desa sampai pusat-pusat kota, apalagi tehnologi sudah semakin canggih dari hari-kehari. Sehingga tehnologi secara langsung sebagai pemicu kemajuan peradaban manusia yang terus mengalami perkembangan yang sungguh menakjubkan.

Kemajuan tehnologi merupakan sebuah realita yang penuh tantangan, untuk terus dikaji dalam membangun sebuah peradaban manusia yang lebih baik dari sebelumnya, agar manusia berikutnya lebih mudah dalam mengakses segala informasi maupun komunikasi.

Membangun tehnologi membutuhkan sumber daya manusia yang handal, baik dari segi paradigma pemikiran maupun dari segi realita empirik, agar keberhasilan membangun tehnologi dapat bermanfa'at secara luas ditengah-tengah realita masyarakat.

Zaman dahulu kala, sebelum ada tehnologi yang canggih, manusia saat bepergian cukup jalan kaki atau naik binatang ternak, seperti: Kuda, Kerbau, Unta, Gajah atau binatang ternak lain, tetapi ketika zaman sudah berganti dari zaman klasik menuju zaman tehnologi, manusia saat bepergian sudah berganti naik mobil, motor, pesawat, kereta, dan berbagai jenis transportasi lain.

Pergantian zaman merupakan sebuah langkah perubahan dari zaman batu sampai zaman revolusi tehnologi, tentu realita dari rentetan perjalanan zaman tak lepas dari paradigma pemikiran yang terus berkembang dari hari-kehari atau dari tahun-ketahun. Bahkan lebih jauh dari itu, bahwa tehnologi telah merubah yang jauh menjadi dekat, sedangkan yang dekat semakin lebih dekat. Karena alat komunikasi dan informasi semakin luar biasa keberadaannya.

Komunikasi dan Informasi pada zaman dahulu kala masih bersifat sederhana, baik melalui tatap muka langsung atau surat menyurat dalam memberikan sebuah informasi maupun komunikasi, tetapi sejak terdapat tehnologi yang super canggih, ternyata dalam memberikan sebuah informasi maupun komunikasi semakin cepat dalam hitungan persekian detik, baik melalui email, jejaring sosial, HP atau berbagai macam cara tehnologi lain, untuk memberikan sebuah informasi maupun komunikasi secara cepat ditengah-tengah realita kehidupan.

Keberadaan tehnologi merubah cara pandang masyarakat dalam mengeja langkah kehidupan, walau tehnologi belum secara maksimal memenuhi kebutuhan masyarakat, tetapi paling tidak kedepan tehnologi akan terus berkembang pesat ditengah-tengah kehidupan masyarakat yang semakin haus akan kekayaan informasi maupun komunikasi.

Sedangkan keberadaan Islam tradisional pada masa revolusi tehnologi, menempatkan diri sebagai subyek perubahan dalam membangun kemajuan informasi maupun komunikasi, agar masyarakat secara luas terus berkembang pesat dalam membangun jati diri sebagai bangsa dan negara yang beradab.

Islam tradisional pada masa revolusi tehnologi menekankan sebuah langkah terobosan ditengah hiruk-pikuk era keterbukaan, agar tetap pada jalur paradigma pemikiran. Bahwa Islam tradisional tetap mengacu pada kearifan lokal yang bersumber pada nilai-nilai ke-Islaman. Mengingat kearifan lokal dan nilai-nilai ke-Islaman sangat urgen membangun masyarakat yang lebih baik, dan cerdas dalam memahami beragam realita kehidupan.

Islam tradisional dan tehnologi merupakan sebuah ikatan yang kental dalam realita kehidupan, apalagi keduanya saling melengkapi antar satu sama lain, untuk menerjemahkan berbagai realita ditengah-tengah keberagaman masyarakat.

Keberadaan tehnologi dapat dijadikan sebagai alat Islam tradisional dalam menyebarkan sebuah gagasan, baik melalui media maupun melalui jejaring sosial dalam membangun masyarakat secara utuh dan kaffah.

Semoga Allah SWT selalu memberi hidayah kepada kami semua, Amiin...........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........