Friday 12 August 2016

Izinkan Kami Menyeberangi Samudra Darah



By: Khoirul Taqwim

Kala kabut tiba
Kegelapan malam menyelinap disegala penjuru arah
Rentetan senjata api membabi buta
Menyasar ditubuh-tubuh kehidupan
Hingga anak-anak kecil, orang-orang dewasa
Tua maupun muda
Tewas tak terhitung jumlahnya

Kabut malam
Membuat senyap mata memandang
Darah mengalir dilumbung-lumbung kehidupan
Hingga menyelinap menjadi debu-debu kerusakan
Sampai bara api menghanguskan segala menjadi arang

Wahai pemilik Alam
Izinkan kami menyeberangi samudra darah
Melawan tirani malam ini
Biar mereka menghujani kami dengan peluru
Biar mereka menghujani kami dengan rudal-rudal
Biar mereka tanpa belas kasihan membunuhi kami satu persatu
Hingga sampai kami semua ditelan semesta
Kami tetap berjalan menuju samudra darah
Karena derap langkah kami sudah bulat
Tuk menuju medan kematian

Wahai gunung-gunung tinggi
Wahai langit-langit di alam raya
Izinkan kami mengarungi samudra darah
Melawan ketidak-adilan
Melawan kedzaliman
Biar tubuh kami hancur
Biar jasad kami remuk
Kami tetap berjalan disamudra darah
Mengarungi sisa-sisa nafas
Demi meraih keberlanjutan hidup
Untuk generasi pewaris semesta ini

Para Buruh Petani


By: Khoirul Taqwim

Sawah terhampar jauh
Dari ujung barat sampai ujung timur
Buruh petani masih terlihat mencangkul
Dengan penuh keikhlasan saat bekerja
Tak perduli siang maupun malam
Para buruh petani masih sempatkan diri
Tuk mengabdi pada alam semesta

Para buruh petani
Hidup penuh kesabaran
Walau hanya bermodal keringat tenaga
Tak punya sawah maupun ladang
Tetapi para buruh petani tetap tegar
Saat menghadapi peliknya hidup
Yang tak jarang menahan lapar
Karena hidup semakin mahal
Dengan kenaikan beragam kebutuhan hidup
Walau upah para buruh petani tak kunjung naik

Wahai para buruh petani
Kehidupanmu mengabdi pada alam
Tak perduli hidup semakin mahal
Namun engkau para buruh petani masih tetap sabar
Saat menjalankan aktivitas hidup
Karena hidup para buruh petani
Penuh dengan kesederhanaan
Sehingga hidup walau sesulit apapun
Engkau para buruh petani
Tetap tegar menerjang sulitnya hidup

Engkau para buruh petani
Kesabaranmu tentang menjalani hidup
Menjadi suri tauladan kebaikan
Bagi dia yang ingin hidup dalam bentuk kesederhanaan
Karena para buruh petani sumber kesederhanaan itu sendiri
Sungguh mulia jiwa para buruh petani
Walau tak punya harta berlimpah
Apalagi kendaraan mewah
Namun jiwamu tak kalah kaya
Dari dia yang punya harta berlimpah maupun kendaraan mewah