Friday, 21 August 2015

Memandikan Islam


By: Khoirul Taqwim


Memandikan Islam merupakan sebuah gagasan sederhana, setelah ajaran wahyu Al-Qur'an bercampur-baur dengan tafsir hasil cipta karsa manusia yang masih dipertanyakan kebenarannya. Bahkan kebenaran sebuah tafsir masih diragukan. Mengingat tafsir hanya sebatas buatan manusia belaka, sedangkan wahyu Al-Qur'an adalah: firman yang tak diragukan lagi kebenarannya.

Keberadaan Islam semenjak era klasik sampai era kotemporer tak jarang dikotori beragam aksi yang menjurus ke-arah destruktif. Karena mereka menganggap aksi yang dilakukan sudah tergaris dari wahyu Al-Qur'an, padahal itu hasil tafsir Al-Qur'an dan Sunnah, tentunya kebenarannya masih diragukan. Mengingat kebenaran yang sejati hanya milik Allah yang tersurat dari wahyu Al-Qur'an, sedangkan tafsir Al-Qur'an kebenarannya masih diragukan. Karena tafsir Al-Qur'an hasil cipta karsa pemikiran manusia belaka.

Dengan beragam aksi umat Islam dari era klasik sampai era kontemporer yang terkadang jauh dari Al-Qur'an merupakan sebuah tantangan baru bagi umat Islam, untuk terus membenahi kembali dengan berusaha mengembalikan Al-Qur'an sebagai pondasi dasar umat Islam, bukan malah terjebak dalam tafsir Al-Qur'an yang tak jarang hasil dari cipta karsa paradigma pemikiran para pemuka agama dengan tujuan politis, sosial, budaya dan lain sebagainya.

Maksud memandikan Islam tak lepas dari kondisi masyarakat Islam yang terus mengalami degradasi moral maupun degradasi pardigma pemikiran, baik degradasi dalam bentuk aksi pembenaran diri dalam melakukan aksi teroris maupun dalam bentuk lainnya. Sedangkan degradasi paradigma pemikiran tak lepas dari masyarakat Islam yang menganggap sebuah kitab ataupun lisan para pemuka agama diangap semuanya berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah, padahal apa yang dikitab dan yang disampaikan para pemuka agama berdasarkan tafsir belaka.

Melihat persoalan umat Islam saat ini, tentunya dibutuhkan pola pikir yang dapat memandikan Islam, supaya umat Islam dapat berjalan bersama wahyu Al-Qur'an, bukan malah berjalan berdasarkan tafsir hasil cipta karsa manusia belaka, untuk itulah dibutuhkan kajian Islam dalam memandikan ajaran Islam, supaya tidak terjadi percampuran antara tafsir dengan wahyu Al-Qur'an.

Memandikan Islam sangat dibutuhkan mendesak bagi umat Islam,agar ajaran Islam yang telah dikotori dari beragam tafsir dapat dibersihkan kembali. Sehingga umat Islam didalam melakukan aksi dapat berjalan sesuai dengan wahyu Al-Qur'an, bukan berjalan sesuai dengan tafsir Al-Qur'an, tentunya kebenarannya yang masih bersifat prasangka belaka.

Cara memandikan Islam tak lepas dari umat Islam mengkaji kembali Al-Quran, supaya umat Islam dapat membedakan antara tafsir dengan Al-Qur'an. Karena kalau umat Islam secara terus menerus salah dalam membedakan kedua hal ini, tetunya konfliks umat Islam tidak akan terjawab secara tuntas. Maka memandikan Islam merupakan sebuah keniscayaan didalam beragama umat Islam, untuk membedakan antara ajaran para pemuka agama dengan wahyu Al-Qur'an.

Harapan besar bagi umat Islam setelah memandikan ajaran Islam, tentunya tidak ada lagi suatu golongan yang mempunyai sifat  maupun aksi mengkafirkan amalan umat Islam satu sama lain, dan membid'ahkan umat Islam yang menjurus destruktif satu sama lain. Sedangkan pemurnian Islam yag berkembang saat ini, tak lepas dari tafsir para pemuka agama belaka, padahal didalam Al-Qur'an tidak ada, tetapi yang ada hanya tafsir para pemuka agama tersebut, untuk itulah tindakan pemurnian Islam tak jarang dijadikan jalan mengelabui umat Islam yang Seolah-olah kembali pada Al-Quur'an dan Sunnah, padahal hanya sebatas kembali pada tafsir yang kebenarannya masih diragukan. Mengingat tafsir Al-Qur'an hasil cipta karsa manusia belaka.

Keberadaan persoalan aksi teroris atau aksi ekstrim yang mengatasnamakan Islam, tidak lain dan tidak bukan itu berjalan diatas tafsir para pemuka agama melalui Kelompoknya Masing-masing. Sehinga dengan adanya gagasan memandikan Islam, supaya umat Islam dapat berjalan di Al-Qur'an yang sesuai dengan wahyu, bukan kebenaran tafsir hasil dari prasangka yang kebenarannya masih sangat diragukan.

Sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia. (QS. Al-Waqiah [ 56]: 77).

Papua Berdarah: Salah Apa Masjid Kami Di Bakar?...


By: Gus Wim

Saat pelaksanaan sholat Idul Fitri pada hari Jumat tanggal 17 Juli Tahun 2015, tragedi kemanusiaan pecah dengan terjadinya pembakaran kios dan Masjid di Tolikara, Papua. Bahkan jumlah korban berjatuhan dengan darah dan nyawa hilang membuat suasana mencekam disaat hari yang seharusnya penuh kebahagiaan bagi umat Islam, tetapi dalam hitungan detik suasana berubah menjadi air mata dan darah.

Kejadian pembakaran Masjid di Tolikara, Papua membuat umat Islam di dunia, khususnya umat Islam di Nusantara terhenyak dan diam sejenak, untuk merenungkan peristiwa yang terjadi atas pembakaran masjid yang dilakukan oleh para tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, tentunya membuat hati nurani umat Islam miris dan berduka atas tragedi pembakaran masjid dan jatuhnya korban atas tragedi pembakaran masjid di Tolikara, Papua.

Kerukunan yang digaungkan dengan istilah: "Bhinneka Tunggal Ika" sejenak terkoyak oleh segilintir oknum (Kristen Anti Toleransi) dengan melakukan pembubaran Sholat Idul Fitri dan pembakaran Masjid di Tolikara, Papua. Sehingga membuat umat Islam tergerak hatinya dan mendo'akan para korban atas tragedi pembakaran masjid yang jauh dari sifat toleransi antar umat beragama.

Dengan kejadian pembakaran masjid di Papua dan atas korban berdarah di Papua membuat hati bertanya, Salah apa masjid kami (tempat ibadah umat Islam) di bakar?.... Sungguh pertanyaan ini dari hati yang dalam, begitu kejinya para pembakar tempat ibadah umat Islam di tanah Papua tercinta.

Atas kejadian pembakaran masjid di Papua membuat kerukunan antar umat beragama diambang kehancuran. Sehingga kalau tidak dapat ditangani dengan cepat oleh para tokoh lintas agama dan para aparatur negara, tentunya kejadian di Tolikara, Papua dapat melebar kedaerah-daerah lainnya.

Papua berdarah dengan kejadian pembakaran masjid dan pembubaran para jama'ah Sholat Idul Fitri membuat hati dan pikiran umat manusia, khususnya umat Islam tercabik-cabik hatinya atas tragedi kemanusiaan dan atas runtuhnya kebebasan dalam beragama yang telah diatur dalam tatanan hak azazi manusia. Maka untuk itulah tindakan pembakaran masjid di Tolikara, Papua sudah seharusnya ditindak tegas bagi para pembakar masjid tempat beribadah tersebut.

Salah apa masjid kami dibakar? pertanyaan ini selalu menggelitik hati nurani bagi yang mau berpikir atas tragedi kebebasan dalam menjalankan ibadah dan atas tragedi kemanusiaan di tanah Tolikara,  Papua.
Semoga sang maha kuasa memberikan ketabahan bagi para korban pembakaran masjid di Tolikara,Papua. Amin................

Menggali Al-Qur'an: Mushaf Ali Bin Abi Thalib dan Mushaf Utsmani


By: Khoirul Taqwim

Keberadaan Mushaf Utsmani yang menjadi bacaan dan hafalan bagi para pengkaji Al-Qur'an di berbagai wilayah dunia menjadikan ruh dari sumber segala sumber ajaran agama Islam, tetapi untuk keberlangsungan umat dalam menambah kekayaan umat Islam, ternyata membutuhkan kajian kembali tentang Mushaf Ali Bin Abi Thalib yang lama terpendam dalam sejarah, untuk di kaji kembali dan dikomparasikan dengan Mushaf Utsmani, supaya kekayaan Mushaf Al-Qur'an semakin kaya dalam kajian khazanah ke-Islaman.

Perbedaan umat Islam dalam pemahaman dan penulisan mushaf Al-Qur'an sejak zaman sahabat sampai saat ini, ternyata memperkaya kekayaan khazanah intelektual Islam, bahkan perbedaan cara penulisan Mushaf Al-Qur'an sejak zaman kenabian sudah berlangsung. Berangkat dari sinilah, bahwa penulisan Mushaf Al-Qur'an memang mengalami perbedaan sejak zaman dahulu sampai saat ini. Sehingga perbedaan itu menambah kekayaan umat di dalam mengkaji nilai-nilai ke-Islaman.

Ketika kita mencoba menggali tentang Mushaf Ali Bin Abi Thalib dan menggali Mushaf Utsmani, tentunya terlintas di dalam pikiran kita, untuk mengkomparasikan kedua Mushaf Al-Qur'an yang populer dikalangan umat Islam, khususnya bagi para penggali Mushaf Al-Qur'an di dalam mencari sebuah kebenaran antara pemahaman dan pemikiran Mushaf Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani.

Dengan melihat kedua Mushaf Al-Qur'an antara Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani, mari kita pahami mushaf tersebut, melalui kajian dibawah ini:

Mushaf Ali bin Abi Thalib memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh mushaf lainnya. Karakter khusus mushaf Ali Bin Abi Thalib adalah: ayat dan surat tersusun rapi sesuai dengan urutan turunnya. Berangkat dari sinilah ayat-ayat makkiyah diletakkan sebelum ayat-ayat madaniyah, ayat-ayat yang turun masa awal diletakkan lebih dahulu dari pada ayat-ayat yang turun belakangan.

Dari uraian diatas dapat dikatakan, bahwa Mushaf Ali Bin Abi Thalib proses pengumpulan Mushaf Al-Qur’an berdasarkan “urutan turunnya” (tartib nuzul). Maka tidak jarang Mushaf Ali Bin Abi Thalib di dalam dunia tulis dikatakan lebih mendekati kebenaran wahyu Ilahi dibanding Mushaf lainnya. Mengingat Mushaf Ali Bin Abi Thalib di tulis secara runut di banding Mushaf Usmani dan lain sebagainya.

Sedangkan Ciri-ciri mushaf Utsmani adalah: Susunannya seperti yang banyak beredar saat ini, hanya ada perbedaan sedikit dengan beberapa mushaf sahabat dalam susunan atau urutan surat. Misalnya jika mushaf sahabat lainnya meletakkan Surat Yunus masuk dalam tujuh surat besar dan di urutuan ke-7.

Berangkat dari uraian diatas tidak jarang yang mengatakan, bahwa Mushaf Utsmani hasil dari ijtihad para sahabat dalam pemaham tentang dunia tulis wahyu Ilahi.

Mushaf Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani menjadikan kedua Mushaf sebagai kekayaan umat Islam, untuk terus digali sebagai kekayaan Ilmu Pengetahuan bagi umat Islam, sekaligus menjadi bahan rujukan dalam mengembangkan kekayaan Ilmu pengetahuam Islam.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan nikmat kepada para penggali Mushaf Usmani dan Mushaf Ali Bin Abi Thalib, Amin............

71. Daster Ibu Sogan @Rp. 20.000



Harga promo Daster Ibu Sogan dengan harga obral murah perbiji Rp. 40.000. Sedangkan bagi yang mau beli 10 biji dengan harga promo Rp. 20.000 perbiji. Dan bagi yg berminat bisa menghubungi nomor telepon 085-647-217-538, Pin BBM 7d2a8bc2.