Friday, 11 January 2013

Fenomena Rentenir Bank Titel





Fenomena rentenir bank titel semakin merajalela, khususnya di berbagai pedesaan, padahal pedesaan pondasi dasar bagi sebuah bangunan ekonomi bangsa dan negara. Sehingga apabila ekonomi dasar pedesaan, telah di rusak oleh rentenir bank titel, berarti sama dengan kerusakan ekonomi dasar sebuah realita kehidupan masyarakat benar-benar telah terjadi. Maka peran pemerintah sebagai pengelola negara sangat diharapkan dapat mencari sebuah solusi yang tepat, bahwa rentenir bank titel harus secepat mungkin dihapuskan di tengah-tengah realita kehidupan masyarakat saat ini.

Keberadaan rentenir bank titel sudah menjadi penyakit ekonomi yang sangat mengkhawatirkan, apabila rentenir bank titel terus dibiarkan memasuki realita kehidupan, berarti sama dengan pemerintah melakukan pembiaran kezaliman merajalela di tengah-tengah realita kehidupan masyarakat luas, khususnya bagi masyarakat pedesaan.

Permasalahan yang mendasar dari penyakit rentenir bank titel. Karena kurangnya pengawasan dari pemerintah sebagai pengelola negara terhadap ekonomi masyarakat luas. Sehingga pemerintah seolah-olah melakukan sebuah pembiaran terhadap kejadian penyakit rentenir bank titel, padahal rentenir bank titel sangat membahayakan bagi kelangsungan masa depan masyarakat luas, khususnya masyarakat pedesaan yang terkena penyakit rentenir bank titel.

Pemerintah sudah seharusnya mampu mengambil langkah sebuah kebijakan dengan penuh keberanian dan ketegasan, untuk melarang segala bentuk hasil riba, khususnya hasil riba yang dilakukan para rentenir bank titel dengan sasaran mengambil korban masyarakat kecil.

Kalau fenomena rentenir bank titel terus terjadi, berarti tinggal menunggu sebuah kehancuran bangunan ekonomi bangsa di tingkat paling bawah, apalagi mengingat kemajuan ekonomi merupakan sebagai bentuk kemajuan bangsa, begitu juga kehancuran ekonomi sebagai bentuk kehancuran sebuah bangsa.

Cara kerja rentenir bank titel saat mencari si korban, melalui pola menggunakan cara pendekatan yang sangat sederhana, ketika ada seseorang yang membutuhkan uang, maka rentenir bank titel mendekati dengan cara memberikan sebuah pinjaman, tetapi pinjaman itu berbunga yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan, dan biasanya orang yang sudah terjerat rentenir bank titel, sangatlah sulit untuk keluar dari permasalahan meminjam uang dari rentenir bank titel tersebut.

Salah satu contoh: bentuk rentenir bank titel saat melakukan sebuah aksi dengan cara riba, biasanya  rentenir bank titel melakukan sebuah aksi memberikan pinjaman uang kepada si korban sebesar Rp 100 ribu, dipotong Rp 15 ribu untuk biaya administrasi. Ia harus mengangsur sebesar Rp 13 ribu setiap minggu untuk jangka waktu pelunasan selama 10 minggu. Dari sinilah terlihat  rentenir bank titel meraup sebuah keuntungan selama 10 minggu sebesar 45 ribu. Sungguh ini merupakan sebuah aksi kezaliman yang dilakukan rentenir bank titel, bahkan lebih jauh lagi tindakan rentenir bank titel di saat korban tidak mampu membayar pinjaman, maka rentenir bank titel malah membuat siasat penuh tipu daya, untuk mengajak rentenir bank titel lainnya, supaya meminjamkan uang kepada si korban. Sehingga mau tidak mau, si korban meminjam sejumlah uang kembali kepada rentenir bank titel yang baru, sebagai bentuk si korban mengambil jalan sebuah inisiatif solusi, padahal itu bukan inisiatif solusi yang tepat, tetapi malah menjerat  si korban lebih jauh lagi masuk dalam  jurang  rentenir bank titel.

Permasalahan rentenir bank titel tidak dapat dipandang remeh oleh pemerintah sebagai pengelola negara, kalau pemerintah menganggap remeh permasalahan sebuah bentuk riba yang menjerat masyarakat miskin pedesaan, berarti sama dengan pemerintah tidak dapat melindungi masyarakat luas, padahal pemerintah hadir di dalam tatanan realita kehidupan berbangsa dan bernegara. Semua tak lepas dari upaya pemerintah memberikan rasa nyaman dan keadilan di tengah-tengah realita kehidupan masyarakat.

Fenomena rentenir bank titel merupakan sebuah penyakit masyarakat yang dapat menghancurkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka pemerintah secepat mungkin mengambil falsafah nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, supaya pemerintah sebagai pengelola negara dapat menyelesaikan permasalahan rentenir bank titel yang menjerat kehidupan masyarakat luas, khususnya masyarakat miskin pedesaan.

Semoga Allah SWT menyelamatkan masyarakat miskin dari aksi rentenir bank titel yang semakin merajalela di tengah-tengah realita kehidupan masyarakat luas, khususnya masyarakat pedesaan, Supaya masyarakat miskin  di negeri Indonesia dapat kembali membangun ekonomi secara baik dan benar, Amin....

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........