Tuesday, 21 July 2015

Memandikan Islam


By: Khoirul Taqwim


Memandikan Islam merupakan sebuah gagasan sederhana, setelah ajaran wahyu Al-Qur'an bercampur-baur dengan tafsir hasil cipta karsa manusia yang masih dipertanyakan kebenarannya. Bahkan kebenaran sebuah tafsir masih diragukan. Mengingat tafsir hanya sebatas buatan manusia belaka, sedangkan wahyu Al-Qur'an adalah: firman yang tak diragukan lagi kebenarannya.

Keberadaan Islam semenjak era klasik sampai era kotemporer tak jarang dikotori beragam aksi yang menjurus ke-arah destruktif. Karena mereka menganggap aksi yang dilakukan sudah tergaris dari wahyu Al-Qur'an, padahal itu hasil tafsir Al-Qur'an dan Sunnah, tentunya kebenarannya masih diragukan. Mengingat kebenaran yang sejati hanya milik Allah yang tersurat dari wahyu Al-Qur'an, sedangkan tafsir Al-Qur'an kebenarannya masih diragukan. Karena tafsir Al-Qur'an hasil cipta karsa pemikiran manusia belaka.

Dengan beragam aksi umat Islam dari era klasik sampai era kontemporer yang terkadang jauh dari Al-Qur'an merupakan sebuah tantangan baru bagi umat Islam, untuk terus membenahi kembali dengan berusaha mengembalikan Al-Qur'an sebagai pondasi dasar umat Islam, bukan malah terjebak dalam tafsir Al-Qur'an yang tak jarang hasil dari cipta karsa paradigma pemikiran para pemuka agama dengan tujuan politis, sosial, budaya dan lain sebagainya.

Maksud memandikan Islam tak lepas dari kondisi masyarakat Islam yang terus mengalami degradasi moral maupun degradasi pardigma pemikiran, baik degradasi dalam bentuk aksi pembenaran diri dalam melakukan aksi teroris maupun dalam bentuk lainnya. Sedangkan degradasi paradigma pemikiran tak lepas dari masyarakat Islam yang menganggap sebuah kitab ataupun lisan para pemuka agama diangap semuanya berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah, padahal apa yang dikitab dan yang disampaikan para pemuka agama berdasarkan tafsir belaka.

Melihat persoalan umat Islam saat ini, tentunya dibutuhkan pola pikir yang dapat memandikan Islam, supaya umat Islam dapat berjalan bersama wahyu Al-Qur'an, bukan malah berjalan berdasarkan tafsir hasil cipta karsa manusia belaka, untuk itulah dibutuhkan kajian Islam dalam memandikan ajaran Islam, supaya tidak terjadi percampuran antara tafsir dengan wahyu Al-Qur'an.

Memandikan Islam sangat dibutuhkan mendesak bagi umat Islam,agar ajaran Islam yang telah dikotori dari beragam tafsir dapat dibersihkan kembali. Sehingga umat Islam didalam melakukan aksi dapat berjalan sesuai dengan wahyu Al-Qur'an, bukan berjalan sesuai dengan tafsir Al-Qur'an, tentunya kebenarannya yang masih bersifat prasangka belaka.

Cara memandikan Islam tak lepas dari umat Islam mengkaji kembali Al-Quran, supaya umat Islam dapat membedakan antara tafsir dengan Al-Qur'an. Karena kalau umat Islam secara terus menerus salah dalam membedakan kedua hal ini, tetunya konfliks umat Islam tidak akan terjawab secara tuntas. Maka memandikan Islam merupakan sebuah keniscayaan didalam beragama umat Islam, untuk membedakan antara ajaran para pemuka agama dengan wahyu Al-Qur'an.

Harapan besar bagi umat Islam setelah memandikan ajaran Islam, tentunya tidak ada lagi suatu golongan yang mempunyai sifat  maupun aksi mengkafirkan amalan umat Islam satu sama lain, dan membid'ahkan umat Islam yang menjurus destruktif satu sama lain. Sedangkan pemurnian Islam yag berkembang saat ini, tak lepas dari tafsir para pemuka agama belaka, padahal didalam Al-Qur'an tidak ada, tetapi yang ada hanya tafsir para pemuka agama tersebut, untuk itulah tindakan pemurnian Islam tak jarang dijadikan jalan mengelabui umat Islam yang Seolah-olah kembali pada Al-Quur'an dan Sunnah, padahal hanya sebatas kembali pada tafsir yang kebenarannya masih diragukan. Mengingat tafsir Al-Qur'an hasil cipta karsa manusia belaka.

Keberadaan persoalan aksi teroris atau aksi ekstrim yang mengatasnamakan Islam, tidak lain dan tidak bukan itu berjalan diatas tafsir para pemuka agama melalui Kelompoknya Masing-masing. Sehinga dengan adanya gagasan memandikan Islam, supaya umat Islam dapat berjalan di Al-Qur'an yang sesuai dengan wahyu, bukan kebenaran tafsir hasil dari prasangka yang kebenarannya masih sangat diragukan.

Sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia. (QS. Al-Waqiah [ 56]: 77).