Politik bukanlah hal baru dalam dunia permainan yang berkisar pada pola jebakan, apalagi permainan politik yang penuh dengan tipu daya menyesatkan. Maka tak perlu heran, apabila di saat terdapat sebuah permainan politik yang hadir seolah-olah sebagai juru penyelamat bagi sebuah perahu bangsa yang hampir tenggelam dihantam badai, tetapi kenyataannya kehadiran permainan politik bukanlah menyelamatkan sebuah perahu bangsa. Karena pada akhirnya permainan politik hanya sebatas alat dari keserakahan para segelintir oknum, tentunya para oknum yang mengatasnamakan pembenahan perahu yang hampir tenggelam, namun kenyataannya malah perahu bangsa, semakin tenggelam di dasar lautan yang terbentang di samudra luas tak terhingga dalamnya.
Membicarakan politik tak lepas dari sebuah intrik dan tipu daya, siapa yang dapat pandai memainkan permainan politik dengan cantik, tentunya kemenangan ada di depan mata, apalagi politik tak dapat ditebak dengan hitungan mudah. Sehingga permainan politik tidak dapat dilihat dari permukaan belaka. Bahkan hukum sekalipun sangat sulit menentukan tentang kebenaran dan kejujuran dalam melakukan sebuah putusan terhadap para pelaku kejahatan di sebuah permainan politik.
Bermain politik tak jarang menghasilkan sebuah kenyataan, bahwa orang yang tak bersalah malah dijebloskan di jeruji besi, tetapi sebaliknya orang yang bersalah malah dapat menghrup uidara segar (di luar jeruji besi), tentunya semua kenyataan itu tak lepas dari sebuah bentuk tipu daya dalam dunia sebuah permainan politik di tengah-tengah realita kehidupan masyarakat luas.
Daya dan upaya dalam sebuah permainan politik tak luput dari sebuah permasalahan jebakan, baik jebakan yang berbentuk hadiah atau tanpa berbentuk sama sekali. Sehingga orang yang di jebak, walau dalam keadaan sadar atau tidak sadar sekalipun dapat terlibat dalam sebuah jebakan yang penuh konspirasi permainan politik. Maka seorang pemain di arena panggung politik, diharapkan untuk selalu mawas diri dari segala jebakan yang nampak kasad mata atau yang tak nampak sama sekali.
Jebakan politik yang bersifat hadiah, apabila ada orang yang mendapatkan hadiah dari atasan atau dari sahabatnya sendiri, baik hadiah berupa uang, barang, dan berbentuk lain sebagainya, padahal itu hadiah hasil dari sebuah korupsi atau hasil dari penyimpangan lainnya. Sehingga, apabila ada orang yang mendapatkan hadiah dari bentuk kepentingan yang menyimpang. Maka orang yang mendapatkan hadiah sama dengan ikut dalam menilep uang dari hasil penyimpangan tersebut. Karena secara sadar atau tidak sadar, berarti orang yang mendapatkan hadiah dari hasil korupsi atau dari hasil penyimpangan lainnya, tentunya ikut menikmati dan berarti sama dengan ikut melakukan sebuah tindakan penyimpangan.
Berangkat dari analisa tentang jebakan politik diatas, untuk itulah setiap orang yang berkecimpung di dunia politik di saat mendapatkan sebuah hadiah, baik hadiah dari sahabat atau dari manapun berada, tentunya dapat menghasilkan sebuah dampak buruk, apabila hadiah tersebut berasal dari hasil sebuah penyimpangan, apalagi hadiah yang bersifat jebakan, baik jebakan yang disengaja maupun jebakan yang tidak disengaja, tentunya lebih mempunyai nilai yang sangat berbahaya bagi orang yang berkecimpung di dunia politik tersebut.
Mereka yang beriman, berperang di jalan Allah, sedang mereka yang kafir berperang di jalan tagut. Maka, perangilah mereka yang telah menjadikan setan sebagai kawan, ketahuilah tipu daya setan sangat rapuh.(QS. An-Nisaa' [4] 76).