Monday, 26 February 2018

Dua Wajah Sang Khutbah


By: Khoirul Taqwim

Ketika sang Khutbah bersuara
Seakan-akan surga di hadapan mata
Begitu juga neraka seolah-olah sudah dekat tak jauh dari mata
Lalu sang Khutbah terus bersuara lantang
Seakan-akan dia pemilik segala
Sungguh sang Khutbah punya makna tersendiri
Saat bicara tentang dusta
Karena sang khutbah punya dua wajah yang berbeda

Sang Khutbah
Laksana aspal jalan raya
Saat siang tersengat panas matahari
Terlihat dua wajah
Laksana timbunan air yang tergenang
Saat di lihat dari kejauhan
Namun saat di dekati
Tak ada timbunan air yang tergenang
Inilah bentuk wajah sang Khutbah yang punya moral
Berbeda antara hati dan ucapan

Sang Khutbah
Punya dua wajah yang berbeda
Antara hati dan pikiran
Sang Khutbah berbeda wajah
Hati tidak jujur
Saat bicara tentang keadilan
Karena hati sudah kotor yang sangat menyedihkan
Namun ucapan begitu indah tentang keadilan
Padahal hati ingin melukai keadilan itu sendiri

Dua wajah sang Khutbah
Simbol kebusukan hati yang tak sesuai dengan ucapan
Sungguh dua wajah sang Khutbah
Sudah diracuni hati yang kotor
Tapi ucapan menutupi kebusukan hati
Sungguh dua wajah sang Khutbah
Membuat lubang untuk diri sendiri
Menenggelamkan duri dalam lumuran dosa-dosa
Di balik simbol jubah sang Khutbah

Saturday, 3 February 2018

Buku Geguritan Gaib



Geguritan Gaib
0 Colour Pages & 216 B/W Pages
Kategori: Kumpulan Puisi
Harga: Rp 64000
Buku Geguritan Gaib nyaosaken pangertosan gaib mboten lukar masalah Gusti Pengeran, Malaikat, Gandrung, Lelembat ugi Iblis, rangkaian bahasa gaib paningalan saking firman ugi sabda, juru serat filsafat, sastra, psikologi ugi elmi bentenipun, mboten tuntas mangsul punika sedaya.

Kehadiran buku Geguritan Gaib merupakan sebuah karya yang menakjubkan dalam menggapai sebuah jiwa yang terus menerus menghadirkan tentang berbagai permasalahan kehidupan, baik melalui bisikan jiwa maupun melalui realitas di lapangan. Sehingga dalam pembahasan buku Geguritan Gaib menghadirkan sebuah pembahasan yang unik dan penuh dengan kedahsyatan melalui nalar jiwa maupun nalar logika. Maka untuk itulah buku Geguritan Gaib hadir di tengah-tengah permasalahan kehidupan yang penuh kegelisahan maupun yang penuh kebahagiaan umat manuia.

Buku Geguritan Gaib merupakan sebuah bisikan nalar jiwa maupun nalar logika antara kehidupan nyata maupun kehidupan ilusi menjadi satu dalam bentuk Geguritan saat menyajikan beragam persoalan tentang beragam kehidupan, baik mulai dari kegelisahan, kebahagiaan, kesedihan, keraguan, keberanian dan masih banyak lagi emosi yang tertuang dalam buku Geguritan Gaib. 

Dari sinilah untuk para pembaca buku Geguritan Gaib diajak untuk menyentuh nalar jiwa maupun nalar pikiran saat membaca buku tersebut. Maka untuk itulah dibutuhkan penjiwaan yang penuh kejujuran dalam membaca penggalan-penggalan buku Geguritan Gaib. 

Kami mengucapkan selamat menikmati dan mencerna sepenggal demi sepenggal buku Geguritan Gaib, dan dari kami mengucapkan terima kasih dari jiwa yang terdalam untuk para pemerhati buku Geguritan Gaib yang telah meluangkan waktu untuk membaca buku Geguritan Gaib.

Bagi para pemerhari Buku Geguritan Gaib karya Khoirul Taqwim atau sering disebut dengan istilah Gus Wim dapat melihat/mengklik dari link di bawah ini....Buku Geguritan Gaib

Thursday, 1 February 2018

Mengenal Lebih Dekat Tentang Gus Wim




Khoirul Taqwim atau Gus Wim merupakan seorang pemikir muda yang lahir dari Nganjuk Jawa Timur, dia lahir dari lingkungan tokoh para pemikir ke-Islaman, kakeknya pendiri Yayasan Asy-Syamsi yang saat ini masih berjalan menjadi salah satu yayasan terbesar di daerah Nganjuk Jawa Timur, Khoirul Taqwim sejak kecil menimba Ilmu berawal dari kakeknya di dalam mempelajari masalah keagamaan, sedangkan masalah ekonomi, dia Khoirul Taqwim berawal belajar dari ayahandanya sendiri, sebagai pengusaha yang sukses di masa itu, tetapi di dalam perjalanannya sejak ayahandanya meninggal dunia, dia Khoirul Taqwim mengalami gejolak ekonomi. Sehingga di saat masa kuliah di UIN Sunan Kali-Jaga Yogyakarta, dia Khoirul Taqwim belum sempat menyelesaikan studinya dan Khoirul Taqwim hijrah ke-Kalimantan timur, tepatnya di Samarinda, untuk mencari bekal di dalam melanjutkan kembali menyelesaikan studinya.

Pada masa di Samarinda Khoirul Taqwim bekerja dengan membantu kakaknya Riza Umami yang saat ini sudah menyelesaikan S2nya di STAIN dan sekarang menjadi IAIN Samarinda, dan Dia kakaknya berhasil menjadi salah satu Mahasiswi lulusan terbaik di kampusnya. Setelah hampir satu tahun di Samarinda Khoirul Taqwim kembali pulang dengan naik pesawat Lion Air dan akhirnya setahun kemudian melanjutkan di bangku kuliahnya.

Setelah menyelesaikan studinya di kampus UIN Sunan Kali-Jaga Yogyakarta, Khoirul Taqwim mengembangkan situs www.kitaberbagi.com atau disebut dengan istilah kiber bersama adiknya Fahrul Amrullah dari alumnus Bina Sarana Informatika, dan pada akhirnya kiber menjadi rating salah satu situs terkemuka di kawasan Asia Tenggara menurut versi www.alexa.com. tetapi kemudian Khoirul Taqwim dan Fahrul Amrullah dengan sengaja membekukan jejaring sosial kiber, padahal member kiber sudah mendekati ratusan ribu, dan membernya tidak hanya dihuni masyarakat Nusantara, tetapi membernya sudah dihuni masyarakat lintas kawasan.

Selanjutnya, Khoirul Taqwim membangun situs kembali yang bernama www.usahabatik.com, namun dalam keberlanjutannya Khoirul Taqwim membekukan kembali situs www.usahabatik.com. Karena Khoirul Taqwim sedang memaintenance situs yang lebih besar lagi dalam membangun usaha batik nusantara.

Berangkat dari perjalanan Khoirul Taqwim dalam membangun situs di dunia maya, dan akhirnya Khoirul Taqwim jatuh hati sampai sekarang, untuk terus menerus mengaplikasikan dalam pengembangan usaha batik nusantara menuju batik yang tidak hanya diakui ditingkat Nasional, tetapi berupaya membangun batik di tingkat Internasional.

Sedangkan masalah ke-Islaman Khoirul Taqwim masih giat menulis di berbagai artikel tentang agama, filsafat, sastra, sosial, politik, dan masih banyak lagi tulisan-tulisan beliau Khoirul Taqwim atau sering disebut dengan istilah Gus Wim.

Pada masa menempuh pendidikan tingginya, Gus Wim tak jarang menulis artikel di berbagai media, baik kampus maupun di berbagai media lainnya, salah satunya di jurnal Populis UIN Sunan Kali-Jaga Yogyakarta.

Pemikiran Khoirul Taqwim tak jarang muncul di dunia maya saat ini, tak lepas dari masalah Islam tradisional, Liberal, Fundamental, dan artikel ke-Islaman lainnya. Semua tak lepas dari Gus Wim dalam menelaah antara teks maupun konteks ke-Islaman yang berkembang dari masa klasik sampai saat ini.

Khoirul Taqwim dengan berbagai pemikiran ke-Islaman mampu menyajikan hal baru tentang masalah ke-Islaman tradisional yang sering dihakimi oleh golongan ke-Islaman lainnya, dan dia Khoirul Taqwim berupaya memberikan penjelasan tentang ke-Islaman secara jujur dan berani dalam menganalisa berbagai fenomena keberagaman ke-Islaman. Sehingga Khoirul Taqwim dapat disebut sebagai sang pembaharu dalam menyajikan berbagai Ilmu pengetahuan yang tersirat maupun yang tersurat.

Dengan tulisan sederhana ini, semoga kita dapat mengambil hikmah dari perjalanan sang pembaharu muda Khoirul Taqwim dalam menggapai berbagai permasalahan kehidupan, baik mulai dari kegigihan beliau membangun situs, hingga sampai keberhasilan Gus Wim sebagai sang pemikir muda yang maju dalam memberikan berbagai solusi tentang ke-Islaman masa klasik maupun ke-Islaman yang akan datang, dan paradigma pemikiran Gus Wim pola pikirnya tak sedikit dipengaruhi beliau guru besar Ibn Khaldun dengan kitab yang tak asing lagi bernama "Muqaddimah". Sehingga diwaktu menyelesaikan studinya Khoirul Taqwim mengangkat "Relevansi Pemikiran Ibn Khaldun Dengan Ekonomi Islam".

Khoirul Taqwim atau Gus Wim sekarang berkecimpung di dunia pekerja sosial, melalui Kemensos Khoirul Taqwim atau Gus Wim mengabdikan diri membangun ekonomi masyarakat, Khususnya masyarakat Kabupaten Boyolali Jawa Tengah dalam meningkatkan taraf hidup yang lebih baik dengan menggabungkan diri sebagai pendamping sosial di bawah lembaga Kemensos.

Mengenal lebih dekat lagi tentang keberadaan Khoirul Taqwim atau disebut dengan istilah Gus Wim, tentunya semua tak lepas bahwa Gus Wim merupakan seorang pemikir Islam dalam memberikan penyelesaian mengenai ajaran ke-Islaman, melalui pola pikir yang mengedepankan darisumber ajaran Islam sebagai kajian utama, dan berusaha memberikan sebuah pemahaman tentang Al-Qur'an dengan tafsir Al-Qur'an. Dari permasalahan inilah Gus Wim menempatkan diri sebagai sang kreator pemikir Islam.

Keberadaan Islam yang menjadi pemahaman masyarakat Islam secara luas, telah bercampur baur antara tafsir Al-Qur'an dengan Al-Qur'an. Sehingga pemahaman umat Islam antara teks maupun konteks Al-Qur'an telah bercampur-baur yang sulit dibedakan. Karena pemahaman ajaran Islam antara teks maupun konteks sudah terlanjur mendarah daging dalam kehidupan umat Islam, tanpa melihat kebenaran yang nyata, tetapi hanya sebatas hasil tafsir yang bersifat prasangka semata.

Gagasan Gus Wim sebagai sang pemikir Islam merupakan sebuah keniscayaan. Karena disebabkan kondisi umat Islam telah mengalami kerusakan pola pikir, tentunya semua itu perlu dibenahi secara tepat sasaran.

Cara mengobati Gus Wim dalam membangun pola pikir umat Islam tak lepas dari memberikan sebuah penjelasan, bahwa wahyu Al-Qur'an kebenarannya tidak perlu diragukan lagi, sedangkan tafsir Al-Qur'an masih harus dikaji tentang kebenarannya. Karena tafsir Al-Qur'an sebatas buatan manusia semata.

Gus Wim bukan mengecilkan makna tafsir Al-Qur'an, tetapi Gus Wim berusaha memberikan sebuah penjelasan tentang sisi negatif dari hasil tafsir Al-Qur'an yang terkadang tidak disadari oleh para pengkajinya. Mengingat Al-Qur'an  yang dibacakan, lalu diterjemahkan, dan lalu ditafsiri. Kalau tidak teliti para pengkaji Al-Qur'an mempunyai anggapan, bahwa apa yang disampaikan para pemuka agama atau disebut dengan istilah Ustadz adalah: AlQur'an, padahal hasil cipta karsa sang Ustadz itu sendiri, tetapi seolah-olah apa yang disampaikan ustadz semuanya adalah: Al-Qur'an.

Dari sinilah para pengkaji yang mendengarkan ceramah sang Ustadz menganggap itu adalah: Al-Qur'an, padahal Al-Qur'an tadi sudah dibumbui atau ditambahi dengan terjemahan dan sekaligus dengan tafsirnya, dan hasil tafsir merupakan sebuah bentuk dari karsa cipta manusia semata. 
Lalu ada pertanyaan sederhana, apakah tidak boleh menafsirkan Al-Qur'an? Bukan masalah boleh atau tidak boleh, tetapi sebuah tafsir atau pemahaman tentang ke-Islaman bisa saja itu salah atau bisa saja itu benar. Mengingat kebenaran itu milik Allah SWT, sedangkan manusia tak luput dari salah dan khilaf, begitu juga hasil dari pemahaman Islam berupa tafsir Al-Qur'an, tentunya tak luput dari salah dan khilaf pula.

Berangkat dari sinilah Gus Wim dapat dikatakan sebagai sang kreator pemikir Islam, dan Gus Wim dapat dikatakan pula sebagai sang pembeda antara kebenaran dan prasangka, tentunya semua tak lepas dari kemampuan dia dalam membedakan Al-Qur'an dengan tafsir Al-Qur'an. Maka dari sini pula gagasan-gagasan Gus Wim dapat dikatakan sebagai penggagas paradigma pemikiran baru tentang ke-Islaman masa kini.

Kebenaran hanya milik Allah SWT, semua kehidupan di semesta alam merupakan perjalanan dari kehendak Sang Maha pencipta semesta, Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan nikmat kepada para pembaca gagasan-gagasan Gus Wim, Amin.............