Oleh: Khoirul Taqwim
Kesederhanaan tingkah laku dan berpikir masyarakat tradisional telah dimanfaatkan sebagian kepentingan kelompok-kelompok dari luar pribumi, mereka mengatasnamakan penyegaran dengan membawa dalil-dalil modern dari amerika dan sekutunya, mereka melakukan gerakan menghilangkan karakter masyarakat pribumi, dengan tujuan mengganti idiologi pribumi dengan diganti idiologi dari barat yang dianggap dewa penyelamat, padahal itu merupakan pembodohan dengan cara pencucian otak melalui dalil-dalil modern yang cenderung kapitalisme yang menindas masyarakat, yaitu penjajahan ekonomi yang mengarah pengambilan kekayaan alam secara besar-besaran, dan ada sebagian kelompok dengan paham khilafah ala timur tengah yang memaksakan diri merebut jati diri bangsa dengan mengganti kebangsaan yang bersumber khilafah ala timur tengah yang ingin ditancapkan dibumi pertiwi, dan mereka ingin kemutlakan dinegeri ini dengan konsep khilafahnya yang berasal dari bangsa timur tengah, tentu ini menyalahi dari jati diri kebangsaan pribumi yang harus ditolak dengan keras, sebab ini merupakan penjajahan karakter yang mengedepankan kepentingan tradisi pribumi, malah mereka mempunyai tujuan akan mengganti esensi budaya dari negara lain.
Diamnya masyarakat tradisional selalu menjadi obyek yang diadili dan diluruskan, baik dari segi pemikirannya maupun keyakinan yang ada dalam hati dan jiwanya, tentu ini menyalahi eksistensi masyarakat tradisional yang mempunyai jati diri dan budaya sendiri, bukan budaya barat maupun timur tengah yang harus didepan, tetapi tradisi pribumi yang harus dikedepankan sebagai pemersatu bangsa, dengan adanya pemikiran khilafah ala timur tengah dan liberal yang dibawa Jaringan Islam Liberal, masyarakat tradisional sebagai kelompok yang disudutkan dan dianiaya dari paham yang dibangun mereka, baik dari segi keyakinan maupun pemikiran masyarakat tradisional yang dianggap tidak rasional dan jauh dari agama, bahkan tuduhan itu mengarah menyesatkan yang tidak sesuai dengan jati diri masyarakat tradisional yang mengedepankan tepa selira, bukan egoisme yang bersifat menjajah.
Melihat kenyataan itu jaringan Islam Tradisional sangat prihatin dengan kondisi masyarakat pribumi, yang sudah dibodohi dan diadili tanpa melihat secara cerdas keberadaan tradisi masyarakat pribumi, maka dibutuhkan kebangkitan agar dapat menunjukkan jati diri bahwa masyarakat pribumi dapat hidup dikaki dan budaya sendiri, bukan dari paham liberal dan khilafah yang jelas-jelas bersifat penjajahan dan merenggut karakter pribumi.
Membangkitkan masyarakat tradisional diperlukan suatu sistem komunikasi agar terjalin komunikasi yang efektif dan memiliki makna yang mampu mengarahkan pencapaian tujuan dalam membangun memanusiakan manusia. Hal itu perlu sekali dilakukan karena proses pembangunan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Komunikasi pembangunan ini harus mengedepankan sikap aspiratif, konsultatif dan relationship. Karena pembangunan tidak akan berjalan dengan optimal tanpa adanya hubungan sinergis antara pelaku dan obyek pembangunan
Konsep yang dibangun masyarakat tradisional sangat membuka peluang untuk mendorong komunikasi intensif melalui dialog dengan kelompok-kelompok strategis dalam rangka membangun kemitraan, maka yang dianggap kelompok strategis dalam proses kebangkitan masyarakat pribumi diantaranya adalah: Perguruan Tinggi, LSM, pers dan berbagai elemen yang mendukung kebangkitan masyarakat tradisional.
Dalam mewujudkan kebangkitan masyarakat tradisional yang dibutuhkan diantaranya ialah:
Pertama, kita harus mengembalikan dan memajukan tradisi pribumi ke dalam kehidupan masyarakat secara luas, Mengembalikan segala persoalan masyarakat pada jati diri masyarakat pribumi, bukan penyelesaian dari pemikiran barat maupun khilafah timur tengah. Yang tidak sesuai dengan karakter masyarakat pribumi, semua itu membutuhkan perjuangan ekstra keras dari para ulama kaum muslimin dan seluruh elemen masyarakat di berbagai penjuru daerah.
Kedua, Kerja keras yang terus-menerus tanpa henti ini harus dibarengi dengan ilmu yang mengedepankan kepentingan masyarakat secara luas, bukan kepentingan para penjajah dari luar.
Sebelum mengakhiri tulisan singkat ini, maka sebaiknya kebangkitan Islam tradisonal ini harus dimulai dari kebangkitan yang disemangati jati diri pribumi tanpa itu semua kebangkitan itu tidak akan pernah berdaya guna yang maksimal dalam mengisi kehidupan, sebab kehidupan pribumi yang telah teruji oleh sejarah juga ajaran budaya yang sesuai dengan segala suasana termasuk dalam kehidupan dan jati diri bangsa, di sinilah letak pentingnya menjadikan Jaringan Islam Tradisional menuju kebangkitan yang sesungguhnya dalam menatap kehidupan masyarakat pribumi yang lebih manusiawi, tanpa adanya penjajahan dan penindasan yang saat ini terus berkembang luas dalam ranah kehidupan masyarakat.