Oleh: Khoirul Taqwim
Melihat kursi yang terbuat dari bamboo
Sambil kuhisap rokok ditangan kiriku
Mataku berkedip sesaat
Saat ada air yang menetes dari daun talas
Tanganku bergetar kencang
Pertanda tradisi lagi bongkar pasang
Terlihat dari jauh udara
Tipuan budaya menghantam
Seolah-olah dewa penyelamat
Dengan tongkat barat
Tak lupa angin dari timur tengah
Tak mau ketinggalan kalah
Rebut kekuasaan
Cara hakim menghakimi
Selalu datang
Tanpa ada hati rasa
Rasio kebenaran
Selalu jadi obrolan
Bahasa langit tak lupa digambarkan
Sebagai kebenaran absolut
Jika tak sesuai dengannya
Dia bilang dengan tegas
Ini tak mutu
Sesat harusnya taubat
Yang lebih parah lagi
Sebutan kafir murtad
Tak ketinggalan keluar dari mulut maut
Sang pahlawan tipu
Kusedu kopiku sejenak
Menerawang keangkasa nan jauh diatas atap
Terlihat pancaran bermuka dua
Kutengok sejenak
Hilang seketika
Ditelan kabut awan
Tradisi pribumi
Jadi gunjingan harian
Barat maupun timur tengah
Bawa jimat mantra
Jika pribumi tak sesuai
Maka pengadilan palsu
O……Masyarakat tradisional
Berkata sederhana lewat udara
Apa kau tak tahu
Bahwa aku berbeda dari engkau
Aku berawal dari kebiasaan harianku
Bukan dari apa yang kamu konsep
Jangan menghakimi aku
Walau aku tak sepaham engkau
Tepa selira kuangkat kedepan
Bukan barat ketupat yang jadi acuan
Apalagi timur tengah yang jadi panduanku
Tapi pribumi kujadikan jati diriku
Sebagai lambang keperkasaan
Kemenangan melawan ketidak-adilan