Monday, 31 August 2015
Swanten Jiwa
Dening: Khoirul Taqwim
Nada jiwa berdetak kencang
kala irama mengalun nyaring sapanjang dinding
sae kraos lebet benak saben hasrat
ngantos kampil nada merdu ingkang kian rumaos
Irama jiwa lebet jaja
Mencapai panorama jagad raya
kemriksa melambai bah ombak teng samudra
ngaturi hayalan ingkang kian menggema
sareng kilatan rawuh setunggal irama
Bercampur tentang kisah samodran arwah
Irama jiwa yaiku yektos
kraos miwiti menggema sapanjang aura
kala salira mboten kuwawi aroma raos
Irama jiwa yaiku bait
Bikin dalem melayang datheng ranah ical
ngantos mboten kepanggih irama sampun
Sunday, 30 August 2015
Sujud Dalu Gaib
Dening: Khoirul Taqwim
Dalu ingkang asrep menggigil
kawontenan mboten wonten tembung
sedaya terlelap kaliyan kesaen sumpena
ingkang wonten namung swanten percikan tirta timur
ingkang rawuh saking ron seberang lepen
Sujud dalu menika
kagem sang mentis luhur
kaliyan swanten lirih
dalem suwun dhateng Ilahi
supados dalem salajeng lebet kawontenan kapitadosan
Sujud dalu menika
Tanda bektos
Tanda kapitadosan
dhateng Ilahi sang mentis pencipta samukawis
Saturday, 29 August 2015
Widadari swargi
Dening: Khoirul Taqwim
Widadari swargi
adalem serat bahasa tentang panjenengan
saking dinten ingkang mboten nate lelah
dalem mengenang panjenengan sareng sajak dalem
ingkang berbaris tanpa jemu
nyerat tentang pasuryan panjenengan
ingkang kian salajeng lebet angan dalem
Widadari swargi sang pengembara elmi
punapa panjenengan mangertos tentang jarwi raos jiwa
ingkang kian memasung kebekuan lara dalem
amargi dipunpanjenengan salajeng dhateng lebet wungon hayal dalem
sayangipun sedaya namung sumpena sendu
ingkang mboten terjamah lebet yektos
Wahai Widadari swargi
panjenengan renungan saben ambakan
saking jiwa ngantos penggalihan dalem
ingkang kian larut lebet hayalan
amargi sedaya mboten menentu
antawis arah ugi keyektosan
Widadari swargi
adalem serat kagem panjenengan
salajeng ugi salaminipun
Friday, 28 August 2015
Pelamar Dan Do'a-do'a Segitiga
By: Khoirul Taqwim
Serpihan jiwa tak diundang
Berbutir salju diantara pena terserak
Menggema di iringi senandung hati yang lagi jatuh
Pada dia lewat mimpi sang imagi
Tentang rasa asa setiap detik mengetuk
Dini hari berbisik lirih
Kupanjatakan Do'a-do'a berbentuk segitiga
Antara aku, sang pembuat jiwa dan dia
Dalam naungan kebesaran-NYA
Pukul tiga dini hari ini
Tasbih melingkar di jari jemari
Dan sajadah masih terbentang luas
Diantara garis sujudku
Sembah kumohon pada-NYA
Pagi menjelang shubuh
Meluap degupan jantung
Yang kian hari kian terasa
Hingga buat diri kadang lupa
kalau raga masih menyatu dengan jiwa
Mentari mulai bersinar
Menghapus embun dipagi hari
Melamar dia yang tak pernah kukenal
Tentang rasa terpaut jiwa
Hingga jantung tak berdetak
Terbawa makna rasa kasih
Namun dia sudah ada
Di antara jiwa yang terlamar
Oooo...Allah
Butiran ayat ini kan jadi untaian
Suratan garis Qalbuku yang sudah tergambar oleh-MU
Thursday, 27 August 2015
Rahasia Cinta Wanita di Balik Jilbab
By: Khoirul Taqwim
Wanita di balik jilbab
Kau terlihat begitu tegar pancarkan sebuah makna kata
Saat di kau menatap setiap detak jantung yang kian mulai melambat
Namun aku tahu di balik kerudung rahasiamu
Bahwa kamu begitu rapuh saat memahami makna rasa kata cinta
Karena kamu tercipta dari tulang rusuk yang ada dalam daku
Sehingga aku tahu kalau kamu tak berdaya memahami sebuah jiwa
Wanita di balik jilbab
Menggoda di setiap mata kepala sang lelaki yang ada
Saat mengingat jilbab membentang rahmat di langit biru
Bersandar di atas kepala wanita dalam naungan sang maha Ilahi
Wanita di balik jilbab
Setiap waktu kan bersinar di setiap qalbu sang lelaki
Bahkan tetesan air matamu mengandung cairan salju
Sejukkan setiap jengkal jantung di balik sanubari
Selangkah indah wanita berjilbab nan ayu rupawan
Saat hati ini kering membisu rasa dalam benak
Kau wanita punya rahasia nikmat yang agung terasa
Wanita di balik jilbab
Rahasiamu ada di alam jiwa, terlantun saat pujian datang
Sampai hari nan waktu tak menentu dalam getaran rasa jiwa
Cinta rahasia wanita ada di balik jilbab yang terurai lewat bahasa rasa
Wednesday, 26 August 2015
Kewajiban Mencari Ilmu
By: Khoirul Taqwim
Mencari ilmu bukanlah hal yang sulit bagi yang bersungguh-sungguh, tetapi bagi yang kesungguhannya kurang, sudah tentu sangatlah mengalami kesulitan. Maka dari itulah seorang pencari Ilmu membutuhkan strategi dalam menggali tentang Ilmu, dan tidak sekedar taklid belaka dalam menggali masalah ke-Ilmuan.
Seorang pencari Ilmu akan terus mencari Ilmu dimanapun tempat dan keberadaannya, untuk itulah seorang pencari Ilmu terus menerus berusaha sebaik mungkin dalam menggapai sebuah Ilmu, untuk dicari dan diaplikasikan Ilmu yang didapatnya ditengah-tengah realitas kehidupan masyarakat secara universal.
Pencarian Ilmu merupakan ssebuah kewajiban bagi umat Islam, supaya umat Islam mampu beribadah dalam urusan agama dan tidak gampang keliru, apabila umat Islam saat menjalankan ibadahnya. Maka belajar tentang Ilmu agama sangatlah urgen bagi seorang muslim dalam menjalankan aktivitas kehidupan kesehariannya.
Menggali Ilmu sedalam mungkin merupakan sebuah wujud kesungguhan bagi umat Islam, untuk memahami Ilmu akhirat maupun Ilmu tentang.yang dijalani saat ini.
Berangkat dari tulisan diatas, bahwa mencari Ilmu tentang dunia maupun tentang akhirat merupakan sebuah kewajiban bagi umat Islam, supaya dapat membedakan antara kebenaran maupun dengan kebatilan, tentunya semua tak lepas dari sumber Islam, baik dari firman maupun dari sabda. Sehingga mencari Ilmu menjadikan bagian dari kewajiban bagi umat Islam, supaya mencapai kehidupan yang baik dan sesuai petunjuk sang maha pencipta segala.
Seorang pencari Ilmu akan terus mencari Ilmu dimanapun tempat dan keberadaannya, untuk itulah seorang pencari Ilmu terus menerus berusaha sebaik mungkin dalam menggapai sebuah Ilmu, untuk dicari dan diaplikasikan Ilmu yang didapatnya ditengah-tengah realitas kehidupan masyarakat secara universal.
Pencarian Ilmu merupakan ssebuah kewajiban bagi umat Islam, supaya umat Islam mampu beribadah dalam urusan agama dan tidak gampang keliru, apabila umat Islam saat menjalankan ibadahnya. Maka belajar tentang Ilmu agama sangatlah urgen bagi seorang muslim dalam menjalankan aktivitas kehidupan kesehariannya.
Menggali Ilmu sedalam mungkin merupakan sebuah wujud kesungguhan bagi umat Islam, untuk memahami Ilmu akhirat maupun Ilmu tentang.yang dijalani saat ini.
Berangkat dari tulisan diatas, bahwa mencari Ilmu tentang dunia maupun tentang akhirat merupakan sebuah kewajiban bagi umat Islam, supaya dapat membedakan antara kebenaran maupun dengan kebatilan, tentunya semua tak lepas dari sumber Islam, baik dari firman maupun dari sabda. Sehingga mencari Ilmu menjadikan bagian dari kewajiban bagi umat Islam, supaya mencapai kehidupan yang baik dan sesuai petunjuk sang maha pencipta segala.
LIBERALISASI MENUTUP KEMAJUAN MASYARAKAT TRADISIONAL
Oleh: Khoirul Taqwim
Sebelum lebih jauh kita memahami tentang liberalisasi menutup kemajuan masyarakat tradisional, terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan masyarakat tradisional, agar dalam pembahasannya dapat memetakan tentang tradisionalis itu sendiri, masyarakat tradisional yaitu: masyarakat pribumi yang menjadi mayoritas penduduk, yang sangat teguh memelihara dan memajukan dalam berupaya memperjuangkan merebut jati diri dari penjajahan kultural Barat. Sebagai bukti pemeliharaan dan memajukan terhadap prinsip-prinsip dalam masyarakat, mereka berpegang teguh pada pola kehidupan pribumi yang lebih arif dan tidak meniru bangsa kapitalis imperialis (kaper).
Liberalisasi merupakan momok bagi masyarakat pribumi sebab liberalisme mengarah menuju gerakan kapitalisme, Sistem ekonomi kapitalis adalah sebuah organisasi "raksasa" yang tercipta sebagai alat imperialisme. Sistem kapitalis tidak terlepas dari gejala konjugtur. (konjungtur adalah gerak gelombang kehidupan ekonomi)
Hak miliki privat memungkinkan semua orang untuk mengendalikan apa saja yang dimilikinya, menikmati manfaatnya, melaksanakan kontrak-kontrak, sehubungan dengan atau menjualnya atau mewariskannya pihak lain. Setiap individu apabila diperbolehkan mengejar kepentingan dirinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah seakan-akan dibina oleh tangan tak terlihat dalam upaya mencapai hal yang terbaik bagi masyarakat.
Faktor-faktor Penghambat Proses kemajuan tradisional
Pertama, kaum liberalis sejak semula telah membawa program memecah belah masyarakat pribumi dengan mengirim duta-duta yang mampu menggeregoti tradisi local yang dianggap tidak sesuai dengan kepentingan bangsa kapitalis imperialis (kaper). Upaya memecah belahnya akan membuat bangsa tersebut lemah sehingga mudah ditundukkan agar berkiblat pada jejak imperialis. Kaum imperialis menyadari bahwa memukul masyarakat tradisional di Indonesia adalah tidak mungkin kecuali masyarakat tradisional berada dalam kondisi terpecah belah.
Kedua, para imperialis berusaha keras menghancurkan tanaman-tanaman tradisional, usaha-usaha yang telah ada, sistem pemilikan, pertukaran, produksi, dan pekerjaan umum yang dilakukan oleh masyarakat tradisional. Upaya ini merupakan salah satu strategi menghalangi kemandirian yang mengakibatkan masyarakat pribumi menjadi jajahan yang mengekor pada bangsa Barat.
Mereka menuntut agar masyarakat pribumi dalam menjalankan tata cara hidup dan memandang kehidupan sesuai dengan kepentingan bagsa kapitalis imperialis (kaper), serta nilai-nilai moral dan social yang arif dari masyarakat tradisional dapat direnggut oleh masyarakat yang mengatasnamakan diri sebagai liberalisme.
Kemudian mereka melancarkan perang psikologis untuk menghadapi kelompok pribumi yang menentang barat dalam berbagai aspek. Usaha ini dilakukan dengan mengubah konsep-konsep kebudayaan tradisional ke konsep barat.
Demikianlah proses terbentuknya masyarakat liberal, Kemudian masyarakat baru ini berusaha memperkokoh eksistensinya di sisi masyarakat tradisional yang berupaya sekuatnya tetap mempertahankan jati diri.
Ketiga, kaum imperialis memfokuskan perhatiannya untuk menghancurkan peranan ilmu-ilmu pribumi dan lembaga-lembaga pendidikan tradisional yang bercorak kebangsaan dan tradisi. Mereka mengubah pola kehidupan kultural yang dihayati masyarakat tradisional serta melecehkan dan menghinanya secara berlebihan. Kemudian mereka membangun sekolah-sekolah yang di masuki ide-ide liberal dan memberi semangat kepada para siswa untuk memasuki universitas-universitas yang mengandung unsur liberal ala barat.
Setiap parameter mereka dijadikan sebagai ukuran yang berlaku pada masyarakat liberal, serta para pegawai, pembuat hukum, kalangan profesi, intelektual, pendidik, sastrawan, dan budayawan dijadikan sebagai pelopornya. Padahal ukuran-ukuran baru yang ditawarkan tidak relevan dengan realitas masyarakat tradisional, dan hanya relevan dengan alumni sekolah-sekolah dan universitas-universitas mereka, serta orang-orang yang mengambil program dan metodologinya dalam bidang-bidang tersebut.
Demikianlah, tugas-tugas dan posisi-posisi di dalam negara, tentara, koperasi, bank, dan lembaga-lembaga kebudayaan merupakan bagian dari proyek alumni perguruan tinggi Barat atau hasil modernisasi ala Barat. Sedangkan lapisan terdidik dari kelompok masyarakat tradisional tidak memperoleh kesempatan dalam proyek ini.
Liberalisasi membentuk virus masyarakat yang Konsumtif
Realita sosial menunjukkan bahwa racun yang disebarkan kaum imperialis untuk mengubah perjalanan masyarakat menuju liberalis, ternyata membentuk prinsip-prinsip dasar untuk menyempurnakan strategi pembebasan diri dari dominasi asing. Kekuatan nasional yang bergerak menuju terciptanya masyarakat liberalis tidak memahami dimensi kultural dalam konflik yang terjadi. Mereka dengan bersemangat menghancurkan semua aspek yang telah mapan dalam masyarakat tradisional, yaitu:, pendidikan, kebudayaan, tradisi, dan perilaku.
Jaringan Islam Liberal sadar atau tidak sadar telah membawa virus ideologi dari bangsa barat, sehingga menjadi kekuatan imperialisme yang tidak hanya melakukan dominasi politik langsung dan mereka juga merampas ekonomi, bahkan mereka merusak dimensi kultural untuk menghancurkan prinsip-prinsip kepribadian yang ada dalam kehidupan masyarakat pribumi. penyebar virus ini akan mengurangi perjuangan melawan imperialisme. Begitu pula perjuangan ekonomi akan melemah jika prinsip-prinsip dasar itu mengendur.
Dunia terperosok dalam perangkap rasionalisme destruktif atau tepatnya dalam pola kehidupan gaya Amerika yang merusak. Sesungguhnya rasionalisme masyarakat liberal membawa konsesi-konsesi (kerelaan-kerelaan) yang jauh, yaitu menjadikan masyarakat liberal semakin berkembang ditengah-tengah ketradisionalan, dan yang berakibat menguatnya dominasi asing di kawasan masyarakat pribumi, khususnya dalam aspek kebudayaan dan peradaban, jika liberalisasi sudah merenggut jati diri pribumi sudah dapat dipastikan penjajah ala kapitalisme yang menjadi alat barat akan berkembang ditengah-tengah kehidupan masyarakat tradisional dan sudah dapat dipastikan perbudakan modern akan berkembang meluas dalam kehidupan masyarakar pribumi.
Sebelum lebih jauh kita memahami tentang liberalisasi menutup kemajuan masyarakat tradisional, terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan masyarakat tradisional, agar dalam pembahasannya dapat memetakan tentang tradisionalis itu sendiri, masyarakat tradisional yaitu: masyarakat pribumi yang menjadi mayoritas penduduk, yang sangat teguh memelihara dan memajukan dalam berupaya memperjuangkan merebut jati diri dari penjajahan kultural Barat. Sebagai bukti pemeliharaan dan memajukan terhadap prinsip-prinsip dalam masyarakat, mereka berpegang teguh pada pola kehidupan pribumi yang lebih arif dan tidak meniru bangsa kapitalis imperialis (kaper).
Liberalisasi merupakan momok bagi masyarakat pribumi sebab liberalisme mengarah menuju gerakan kapitalisme, Sistem ekonomi kapitalis adalah sebuah organisasi "raksasa" yang tercipta sebagai alat imperialisme. Sistem kapitalis tidak terlepas dari gejala konjugtur. (konjungtur adalah gerak gelombang kehidupan ekonomi)
Hak miliki privat memungkinkan semua orang untuk mengendalikan apa saja yang dimilikinya, menikmati manfaatnya, melaksanakan kontrak-kontrak, sehubungan dengan atau menjualnya atau mewariskannya pihak lain. Setiap individu apabila diperbolehkan mengejar kepentingan dirinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah seakan-akan dibina oleh tangan tak terlihat dalam upaya mencapai hal yang terbaik bagi masyarakat.
Faktor-faktor Penghambat Proses kemajuan tradisional
Pertama, kaum liberalis sejak semula telah membawa program memecah belah masyarakat pribumi dengan mengirim duta-duta yang mampu menggeregoti tradisi local yang dianggap tidak sesuai dengan kepentingan bangsa kapitalis imperialis (kaper). Upaya memecah belahnya akan membuat bangsa tersebut lemah sehingga mudah ditundukkan agar berkiblat pada jejak imperialis. Kaum imperialis menyadari bahwa memukul masyarakat tradisional di Indonesia adalah tidak mungkin kecuali masyarakat tradisional berada dalam kondisi terpecah belah.
Kedua, para imperialis berusaha keras menghancurkan tanaman-tanaman tradisional, usaha-usaha yang telah ada, sistem pemilikan, pertukaran, produksi, dan pekerjaan umum yang dilakukan oleh masyarakat tradisional. Upaya ini merupakan salah satu strategi menghalangi kemandirian yang mengakibatkan masyarakat pribumi menjadi jajahan yang mengekor pada bangsa Barat.
Mereka menuntut agar masyarakat pribumi dalam menjalankan tata cara hidup dan memandang kehidupan sesuai dengan kepentingan bagsa kapitalis imperialis (kaper), serta nilai-nilai moral dan social yang arif dari masyarakat tradisional dapat direnggut oleh masyarakat yang mengatasnamakan diri sebagai liberalisme.
Kemudian mereka melancarkan perang psikologis untuk menghadapi kelompok pribumi yang menentang barat dalam berbagai aspek. Usaha ini dilakukan dengan mengubah konsep-konsep kebudayaan tradisional ke konsep barat.
Demikianlah proses terbentuknya masyarakat liberal, Kemudian masyarakat baru ini berusaha memperkokoh eksistensinya di sisi masyarakat tradisional yang berupaya sekuatnya tetap mempertahankan jati diri.
Ketiga, kaum imperialis memfokuskan perhatiannya untuk menghancurkan peranan ilmu-ilmu pribumi dan lembaga-lembaga pendidikan tradisional yang bercorak kebangsaan dan tradisi. Mereka mengubah pola kehidupan kultural yang dihayati masyarakat tradisional serta melecehkan dan menghinanya secara berlebihan. Kemudian mereka membangun sekolah-sekolah yang di masuki ide-ide liberal dan memberi semangat kepada para siswa untuk memasuki universitas-universitas yang mengandung unsur liberal ala barat.
Setiap parameter mereka dijadikan sebagai ukuran yang berlaku pada masyarakat liberal, serta para pegawai, pembuat hukum, kalangan profesi, intelektual, pendidik, sastrawan, dan budayawan dijadikan sebagai pelopornya. Padahal ukuran-ukuran baru yang ditawarkan tidak relevan dengan realitas masyarakat tradisional, dan hanya relevan dengan alumni sekolah-sekolah dan universitas-universitas mereka, serta orang-orang yang mengambil program dan metodologinya dalam bidang-bidang tersebut.
Demikianlah, tugas-tugas dan posisi-posisi di dalam negara, tentara, koperasi, bank, dan lembaga-lembaga kebudayaan merupakan bagian dari proyek alumni perguruan tinggi Barat atau hasil modernisasi ala Barat. Sedangkan lapisan terdidik dari kelompok masyarakat tradisional tidak memperoleh kesempatan dalam proyek ini.
Liberalisasi membentuk virus masyarakat yang Konsumtif
Realita sosial menunjukkan bahwa racun yang disebarkan kaum imperialis untuk mengubah perjalanan masyarakat menuju liberalis, ternyata membentuk prinsip-prinsip dasar untuk menyempurnakan strategi pembebasan diri dari dominasi asing. Kekuatan nasional yang bergerak menuju terciptanya masyarakat liberalis tidak memahami dimensi kultural dalam konflik yang terjadi. Mereka dengan bersemangat menghancurkan semua aspek yang telah mapan dalam masyarakat tradisional, yaitu:, pendidikan, kebudayaan, tradisi, dan perilaku.
Jaringan Islam Liberal sadar atau tidak sadar telah membawa virus ideologi dari bangsa barat, sehingga menjadi kekuatan imperialisme yang tidak hanya melakukan dominasi politik langsung dan mereka juga merampas ekonomi, bahkan mereka merusak dimensi kultural untuk menghancurkan prinsip-prinsip kepribadian yang ada dalam kehidupan masyarakat pribumi. penyebar virus ini akan mengurangi perjuangan melawan imperialisme. Begitu pula perjuangan ekonomi akan melemah jika prinsip-prinsip dasar itu mengendur.
Dunia terperosok dalam perangkap rasionalisme destruktif atau tepatnya dalam pola kehidupan gaya Amerika yang merusak. Sesungguhnya rasionalisme masyarakat liberal membawa konsesi-konsesi (kerelaan-kerelaan) yang jauh, yaitu menjadikan masyarakat liberal semakin berkembang ditengah-tengah ketradisionalan, dan yang berakibat menguatnya dominasi asing di kawasan masyarakat pribumi, khususnya dalam aspek kebudayaan dan peradaban, jika liberalisasi sudah merenggut jati diri pribumi sudah dapat dipastikan penjajah ala kapitalisme yang menjadi alat barat akan berkembang ditengah-tengah kehidupan masyarakat tradisional dan sudah dapat dipastikan perbudakan modern akan berkembang meluas dalam kehidupan masyarakar pribumi.
Tuesday, 25 August 2015
Meluruskan Mushaf Al-Qur'an
By: Khoirul Taqwim
Keberadaan mushaf Al-Qur'an atau shuhuf berasal dari bahasa Arab Selatan kuno, tetapi didalam perjalanannya sejarah mencatat, bahwa dikatakan mushaf Al-Qur'an itu tidak lepas dari mushaf Utsmani atau Mushaf al-Imam, padahal mushaf Al-Qur'an tidak hanya mushaf Ustmani, tetapi ada mushaf Al-Qur'an lainnya, diantaranya: Mushaf Ali bin Abi Thalib, Mushaf Ibn Mas’ud, dan Mushaf Ubay ibn Ka’ab.
Keberagaman dari berbagai mushaf Al-Qur'an yang ada berarti ajaran Islam mempunyai kekayaan yang sungguh menakjubkan, untuk dikaji maupun untuk digali lebih dalam lagi tentang ajaran agama Islam.
Mushaf Al-Qur'an tidak sedikit orang yang menyamakan dengan wahyu Ilahi, padahal mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah tulisan yang berusaha membukukan wahyu Ilahi melalui dunia tulis menulis.
Keberadaan wahyu Ilahi merupakan sebuah kehendak agung dari Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW, sedangkan mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah susunan bahasa yang berusaha menulis tentang wahyu Ilahi.
Keberadaan wahyu Ilahi merupakan sebuah kehendak agung dari Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW, sedangkan mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah susunan bahasa yang berusaha menulis tentang wahyu Ilahi.
Meluruskan Mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah keniscayaan, untuk menjadi penerang bagi umat Islam, supaya umat Islam dapat membedakan antara wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an. Karena tidak sedikit yang menganggap, bahwa wahyu Ilahi sama dengan mushaf Al-Qur'an, padahal keduanya sangat berbeda, apabila kalau kita mencermati secara hati-hati dan jernih dalam mengungkap kedua hal tersebut.
Mencari kebenaran tentang wahyu Ilahi membutuhkan sebuah instrumen dan logika yang jelas. Mengingat wahyu Ilahi bersumber dari sang maha pencipta segala, sedangkan mushaf Al-Qur'an sebuah tindakan insan manusia yang berupaya menulis sebuah wahyu Ilahi dari perjalanan Nabi Muhammad SAW dengan membedakan antara firman dan sabda.
Kebenaran wahyu Ilahi sudah tidak diragukan lagi, tetapi kalau wahyu Ilahi sudah di konvers menjadi mushaf Al-Qur'an, berarti sama dengan wahyu Ilahi sudah dijadikan alat untuk menjadi bahan pengetahuan bagi umat Islam secara universal
Dengan meluruskan mushaf Al-Qur'an dapat menjadikan sebuah pemahaman bagi umat Islam, bahwa mushaf Al-Qur'an berjumlah tidak hanya satu saja, tetapi mushaf Al-Qur'an lebih dari satu. Sedangkan wahyu Ilahi berupa Al-Qur'an diturunkan untuk nabi Muhammad SAW, melalui malaikat Jibril. Sedangkan keberadaan mushaf Al-Qur'an berupaya menjelaskan tentang wahyu Ilahi melalui dunia tulis menulis dimasa saat itu, hingga dimasa saat ini.
Semoga Allah SWT memberikan pencerahan Ilmu kepada kami semua, Amin..........
Monday, 24 August 2015
Sunday, 23 August 2015
Saturday, 22 August 2015
Menggali Al-Qur'an: Mushaf Ali Bin Abi Thalib dan Mushaf Utsmani
By: Khoirul Taqwim
Keberadaan Mushaf Utsmani yang menjadi bacaan dan hafalan bagi para pengkaji Al-Qur'an di berbagai wilayah dunia menjadikan ruh dari sumber segala sumber ajaran agama Islam, tetapi untuk keberlangsungan umat dalam menambah kekayaan umat Islam, ternyata membutuhkan kajian kembali tentang Mushaf Ali Bin Abi Thalib yang lama terpendam dalam sejarah, untuk di kaji kembali dan dikomparasikan dengan Mushaf Utsmani, supaya kekayaan Mushaf Al-Qur'an semakin kaya dalam kajian khazanah ke-Islaman.
Perbedaan umat Islam dalam pemahaman dan penulisan mushaf Al-Qur'an sejak zaman sahabat sampai saat ini, ternyata memperkaya kekayaan khazanah intelektual Islam, bahkan perbedaan cara penulisan Mushaf Al-Qur'an sejak zaman kenabian sudah berlangsung. Berangkat dari sinilah, bahwa penulisan Mushaf Al-Qur'an memang mengalami perbedaan sejak zaman dahulu sampai saat ini. Sehingga perbedaan itu menambah kekayaan umat di dalam mengkaji nilai-nilai ke-Islaman.
Ketika kita mencoba menggali tentang Mushaf Ali Bin Abi Thalib dan menggali Mushaf Utsmani, tentunya terlintas di dalam pikiran kita, untuk mengkomparasikan kedua Mushaf Al-Qur'an yang populer dikalangan umat Islam, khususnya bagi para penggali Mushaf Al-Qur'an di dalam mencari sebuah kebenaran antara pemahaman dan pemikiran Mushaf Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani.
Dengan melihat kedua Mushaf Al-Qur'an antara Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani, mari kita pahami mushaf tersebut, melalui kajian dibawah ini:
Mushaf Ali bin Abi Thalib memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh mushaf lainnya. Karakter khusus mushaf Ali Bin Abi Thalib adalah: ayat dan surat tersusun rapi sesuai dengan urutan turunnya. Berangkat dari sinilah ayat-ayat makkiyah diletakkan sebelum ayat-ayat madaniyah, ayat-ayat yang turun masa awal diletakkan lebih dahulu dari pada ayat-ayat yang turun belakangan.
Dari uraian diatas dapat dikatakan, bahwa Mushaf Ali Bin Abi Thalib proses pengumpulan Mushaf Al-Qur’an berdasarkan “urutan turunnya” (tartib nuzul). Maka tidak jarang Mushaf Ali Bin Abi Thalib di dalam dunia tulis dikatakan lebih mendekati kebenaran wahyu Ilahi dibanding Mushaf lainnya. Mengingat Mushaf Ali Bin Abi Thalib di tulis secara runut di banding Mushaf Usmani dan lain sebagainya.
Sedangkan Ciri-ciri mushaf Utsmani adalah: Susunannya seperti yang banyak beredar saat ini, hanya ada perbedaan sedikit dengan beberapa mushaf sahabat dalam susunan atau urutan surat. Misalnya jika mushaf sahabat lainnya meletakkan Surat Yunus masuk dalam tujuh surat besar dan di urutuan ke-7.
Berangkat dari uraian diatas tidak jarang yang mengatakan, bahwa Mushaf Utsmani hasil dari ijtihad para sahabat dalam pemaham tentang dunia tulis wahyu Ilahi.
Mushaf Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani menjadikan kedua Mushaf sebagai kekayaan umat Islam, untuk terus digali sebagai kekayaan Ilmu Pengetahuan bagi umat Islam, sekaligus menjadi bahan rujukan dalam mengembangkan kekayaan Ilmu pengetahuam Islam.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan nikmat kepada para penggali Mushaf Usmani dan Mushaf Ali Bin Abi Thalib, Amin............
Cahaya Islam
By: Khoirul Taqwim
Islam merupakan obat hati bagi umat manusia dalam mengarungi kehidupan. Sehingga ajaran Islam sangat urgen dalam membangun sebuah hati yang damai dan penuh rahmat bagi alam semesta.
Keberadaan ajaran Islam dapat menjadi cahaya umat mausia dalam mengarungi kehidupan, untuk itulah sumber ajaran Islam yang tertera dalam firman dan sabda dapat menjadi obat bagi kehidupan umat manusia.
Cahaya Islam bersama firman dan sabda dapat dijadikan tuntunan bagi umat manusia, supaya umat manusia dapat memahami makna tentang nilai-nilai Islam, tentunya dapat mengaplikasikan kehidupan sehari-hari secara Islami.
Menerapkan ajaran Islam ditengah-tengah realitas kehidupan umat manusia, niscaya dapat menjadi penenang hati dan cahaya hati umat manusia diseluruh belahan bumi. Maka cahaya Islam sangat membantu dalam mengobati hati, baik rasa gelisah, sedih, gundah maupun rasa negatif lainnya.
Dengan adanya cahaya Islam dapat mengahasilkan nilai-nilai energi positif buat umat manusia, khususnya umat Islam dalam menjalankan kehidupan saat ini.
Friday, 21 August 2015
Memandikan Islam
By: Khoirul Taqwim
Memandikan Islam merupakan sebuah gagasan sederhana, setelah ajaran wahyu Al-Qur'an bercampur-baur dengan tafsir hasil cipta karsa manusia yang masih dipertanyakan kebenarannya. Bahkan kebenaran sebuah tafsir masih diragukan. Mengingat tafsir hanya sebatas buatan manusia belaka, sedangkan wahyu Al-Qur'an adalah: firman yang tak diragukan lagi kebenarannya.
Keberadaan Islam semenjak era klasik sampai era kotemporer tak jarang dikotori beragam aksi yang menjurus ke-arah destruktif. Karena mereka menganggap aksi yang dilakukan sudah tergaris dari wahyu Al-Qur'an, padahal itu hasil tafsir Al-Qur'an dan Sunnah, tentunya kebenarannya masih diragukan. Mengingat kebenaran yang sejati hanya milik Allah yang tersurat dari wahyu Al-Qur'an, sedangkan tafsir Al-Qur'an kebenarannya masih diragukan. Karena tafsir Al-Qur'an hasil cipta karsa pemikiran manusia belaka.
Dengan beragam aksi umat Islam dari era klasik sampai era kontemporer yang terkadang jauh dari Al-Qur'an merupakan sebuah tantangan baru bagi umat Islam, untuk terus membenahi kembali dengan berusaha mengembalikan Al-Qur'an sebagai pondasi dasar umat Islam, bukan malah terjebak dalam tafsir Al-Qur'an yang tak jarang hasil dari cipta karsa paradigma pemikiran para pemuka agama dengan tujuan politis, sosial, budaya dan lain sebagainya.
Maksud memandikan Islam tak lepas dari kondisi masyarakat Islam yang terus mengalami degradasi moral maupun degradasi pardigma pemikiran, baik degradasi dalam bentuk aksi pembenaran diri dalam melakukan aksi teroris maupun dalam bentuk lainnya. Sedangkan degradasi paradigma pemikiran tak lepas dari masyarakat Islam yang menganggap sebuah kitab ataupun lisan para pemuka agama diangap semuanya berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah, padahal apa yang dikitab dan yang disampaikan para pemuka agama berdasarkan tafsir belaka.
Melihat persoalan umat Islam saat ini, tentunya dibutuhkan pola pikir yang dapat memandikan Islam, supaya umat Islam dapat berjalan bersama wahyu Al-Qur'an, bukan malah berjalan berdasarkan tafsir hasil cipta karsa manusia belaka, untuk itulah dibutuhkan kajian Islam dalam memandikan ajaran Islam, supaya tidak terjadi percampuran antara tafsir dengan wahyu Al-Qur'an.
Memandikan Islam sangat dibutuhkan mendesak bagi umat Islam,agar ajaran Islam yang telah dikotori dari beragam tafsir dapat dibersihkan kembali. Sehingga umat Islam didalam melakukan aksi dapat berjalan sesuai dengan wahyu Al-Qur'an, bukan berjalan sesuai dengan tafsir Al-Qur'an, tentunya kebenarannya yang masih bersifat prasangka belaka.
Cara memandikan Islam tak lepas dari umat Islam mengkaji kembali Al-Quran, supaya umat Islam dapat membedakan antara tafsir dengan Al-Qur'an. Karena kalau umat Islam secara terus menerus salah dalam membedakan kedua hal ini, tetunya konfliks umat Islam tidak akan terjawab secara tuntas. Maka memandikan Islam merupakan sebuah keniscayaan didalam beragama umat Islam, untuk membedakan antara ajaran para pemuka agama dengan wahyu Al-Qur'an.
Harapan besar bagi umat Islam setelah memandikan ajaran Islam, tentunya tidak ada lagi suatu golongan yang mempunyai sifat maupun aksi mengkafirkan amalan umat Islam satu sama lain, dan membid'ahkan umat Islam yang menjurus destruktif satu sama lain. Sedangkan pemurnian Islam yag berkembang saat ini, tak lepas dari tafsir para pemuka agama belaka, padahal didalam Al-Qur'an tidak ada, tetapi yang ada hanya tafsir para pemuka agama tersebut, untuk itulah tindakan pemurnian Islam tak jarang dijadikan jalan mengelabui umat Islam yang Seolah-olah kembali pada Al-Quur'an dan Sunnah, padahal hanya sebatas kembali pada tafsir yang kebenarannya masih diragukan. Mengingat tafsir Al-Qur'an hasil cipta karsa manusia belaka.
Keberadaan persoalan aksi teroris atau aksi ekstrim yang mengatasnamakan Islam, tidak lain dan tidak bukan itu berjalan diatas tafsir para pemuka agama melalui Kelompoknya Masing-masing. Sehinga dengan adanya gagasan memandikan Islam, supaya umat Islam dapat berjalan di Al-Qur'an yang sesuai dengan wahyu, bukan kebenaran tafsir hasil dari prasangka yang kebenarannya masih sangat diragukan.
Sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia. (QS. Al-Waqiah [ 56]: 77).
Sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia. (QS. Al-Waqiah [ 56]: 77).
Papua Berdarah: Salah Apa Masjid Kami Di Bakar?...
By: Gus Wim
Saat pelaksanaan sholat Idul Fitri pada hari Jumat tanggal 17 Juli Tahun 2015, tragedi kemanusiaan pecah dengan terjadinya pembakaran kios dan Masjid di Tolikara, Papua. Bahkan jumlah korban berjatuhan dengan darah dan nyawa hilang membuat suasana mencekam disaat hari yang seharusnya penuh kebahagiaan bagi umat Islam, tetapi dalam hitungan detik suasana berubah menjadi air mata dan darah.
Kejadian pembakaran Masjid di Tolikara, Papua membuat umat Islam di dunia, khususnya umat Islam di Nusantara terhenyak dan diam sejenak, untuk merenungkan peristiwa yang terjadi atas pembakaran masjid yang dilakukan oleh para tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, tentunya membuat hati nurani umat Islam miris dan berduka atas tragedi pembakaran masjid dan jatuhnya korban atas tragedi pembakaran masjid di Tolikara, Papua.
Kerukunan yang digaungkan dengan istilah: "Bhinneka Tunggal Ika" sejenak terkoyak oleh segilintir oknum (Kristen Anti Toleransi) dengan melakukan pembubaran Sholat Idul Fitri dan pembakaran Masjid di Tolikara, Papua. Sehingga membuat umat Islam tergerak hatinya dan mendo'akan para korban atas tragedi pembakaran masjid yang jauh dari sifat toleransi antar umat beragama.
Dengan kejadian pembakaran masjid di Papua dan atas korban berdarah di Papua membuat hati bertanya, Salah apa masjid kami (tempat ibadah umat Islam) di bakar?.... Sungguh pertanyaan ini dari hati yang dalam, begitu kejinya para pembakar tempat ibadah umat Islam di tanah Papua tercinta.
Atas kejadian pembakaran masjid di Papua membuat kerukunan antar umat beragama diambang kehancuran. Sehingga kalau tidak dapat ditangani dengan cepat oleh para tokoh lintas agama dan para aparatur negara, tentunya kejadian di Tolikara, Papua dapat melebar kedaerah-daerah lainnya.
Papua berdarah dengan kejadian pembakaran masjid dan pembubaran para jama'ah Sholat Idul Fitri membuat hati dan pikiran umat manusia, khususnya umat Islam tercabik-cabik hatinya atas tragedi kemanusiaan dan atas runtuhnya kebebasan dalam beragama yang telah diatur dalam tatanan hak azazi manusia. Maka untuk itulah tindakan pembakaran masjid di Tolikara, Papua sudah seharusnya ditindak tegas bagi para pembakar masjid tempat beribadah tersebut.
Salah apa masjid kami dibakar? pertanyaan ini selalu menggelitik hati nurani bagi yang mau berpikir atas tragedi kebebasan dalam menjalankan ibadah dan atas tragedi kemanusiaan di tanah Tolikara, Papua.
Semoga sang maha kuasa memberikan ketabahan bagi para korban pembakaran masjid di Tolikara,Papua. Amin................
Menggali Al-Qur'an: Mushaf Ali Bin Abi Thalib dan Mushaf Utsmani
By: Khoirul Taqwim
Keberadaan Mushaf Utsmani yang menjadi bacaan dan hafalan bagi para pengkaji Al-Qur'an di berbagai wilayah dunia menjadikan ruh dari sumber segala sumber ajaran agama Islam, tetapi untuk keberlangsungan umat dalam menambah kekayaan umat Islam, ternyata membutuhkan kajian kembali tentang Mushaf Ali Bin Abi Thalib yang lama terpendam dalam sejarah, untuk di kaji kembali dan dikomparasikan dengan Mushaf Utsmani, supaya kekayaan Mushaf Al-Qur'an semakin kaya dalam kajian khazanah ke-Islaman.
Perbedaan umat Islam dalam pemahaman dan penulisan mushaf Al-Qur'an sejak zaman sahabat sampai saat ini, ternyata memperkaya kekayaan khazanah intelektual Islam, bahkan perbedaan cara penulisan Mushaf Al-Qur'an sejak zaman kenabian sudah berlangsung. Berangkat dari sinilah, bahwa penulisan Mushaf Al-Qur'an memang mengalami perbedaan sejak zaman dahulu sampai saat ini. Sehingga perbedaan itu menambah kekayaan umat di dalam mengkaji nilai-nilai ke-Islaman.
Ketika kita mencoba menggali tentang Mushaf Ali Bin Abi Thalib dan menggali Mushaf Utsmani, tentunya terlintas di dalam pikiran kita, untuk mengkomparasikan kedua Mushaf Al-Qur'an yang populer dikalangan umat Islam, khususnya bagi para penggali Mushaf Al-Qur'an di dalam mencari sebuah kebenaran antara pemahaman dan pemikiran Mushaf Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani.
Dengan melihat kedua Mushaf Al-Qur'an antara Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani, mari kita pahami mushaf tersebut, melalui kajian dibawah ini:
Mushaf Ali bin Abi Thalib memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh mushaf lainnya. Karakter khusus mushaf Ali Bin Abi Thalib adalah: ayat dan surat tersusun rapi sesuai dengan urutan turunnya. Berangkat dari sinilah ayat-ayat makkiyah diletakkan sebelum ayat-ayat madaniyah, ayat-ayat yang turun masa awal diletakkan lebih dahulu dari pada ayat-ayat yang turun belakangan.
Dari uraian diatas dapat dikatakan, bahwa Mushaf Ali Bin Abi Thalib proses pengumpulan Mushaf Al-Qur’an berdasarkan “urutan turunnya” (tartib nuzul). Maka tidak jarang Mushaf Ali Bin Abi Thalib di dalam dunia tulis dikatakan lebih mendekati kebenaran wahyu Ilahi dibanding Mushaf lainnya. Mengingat Mushaf Ali Bin Abi Thalib di tulis secara runut di banding Mushaf Usmani dan lain sebagainya.
Sedangkan Ciri-ciri mushaf Utsmani adalah: Susunannya seperti yang banyak beredar saat ini, hanya ada perbedaan sedikit dengan beberapa mushaf sahabat dalam susunan atau urutan surat. Misalnya jika mushaf sahabat lainnya meletakkan Surat Yunus masuk dalam tujuh surat besar dan di urutuan ke-7.
Berangkat dari uraian diatas tidak jarang yang mengatakan, bahwa Mushaf Utsmani hasil dari ijtihad para sahabat dalam pemaham tentang dunia tulis wahyu Ilahi.
Mushaf Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani menjadikan kedua Mushaf sebagai kekayaan umat Islam, untuk terus digali sebagai kekayaan Ilmu Pengetahuan bagi umat Islam, sekaligus menjadi bahan rujukan dalam mengembangkan kekayaan Ilmu pengetahuam Islam.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan nikmat kepada para penggali Mushaf Usmani dan Mushaf Ali Bin Abi Thalib, Amin............
Thursday, 20 August 2015
Wednesday, 19 August 2015
Tuesday, 18 August 2015
Kiyamat Punagi Gusti Kang Wenang
Dening: Khoirul Taqwim
Dinten Jemunten kelabu
Manusia mboten kinten mboten nyana
Kiyamat kasinggihan wonten
mlajeng titih langgang satebih soca melangkah
redi berterbangan teng udara
samodra tumpah ruah teng jagat raya
Meteor ndhawahan mboten kinten
surya ndadugan teng angkasa
Hancur sampun sedaya mboten tirah
Dahsyat menggema kiyamat tiba
kasinggihan nggerah ewah membuta raos
Kiyamat tiba
Firman ugi sabda
punagi Gusti Kang wenang pasti wonten
Nawala Sahabat Saking Putra Yatim
Dening: Khoirul Taqwim
Sahabat
Kabut dinten menika muncul saking jiwa dahaga
dangu ingkang mboten tersiram kepitadosan
dinten menika dalem kagungan sandaran harapan
lebet benak panjenengan wonten tanggel jawab mulia
panjenengan yaiku surya panempuh umat
kekasinggihanan yaiku naluri panjenengan
Kepalsuan mboten nate hinggapi salira panjenengan
asma panjenengan yaiku permulaan
Akhir ragaku badhe kuserahkan
Bahkan sedaya sugeng adalem badhe kupersembahkan
Demi pengabdian menuju cahaya ingkang paling pajar
Sahabat
mriksani panjenengan samukawis buta badhe ical
mriksani panjenengan raos saket badhe sirna
celak panjenengan yaiku penyelamatan salira
dipunmajeng panjenengan mboten wonten pitakenan
Bahkan wangsulan pisana mboten wonten
amargi panjenengan yaiku pitakenan saking wangsulan punika piyambak
Kuberbisik dipuntalingan manusia
panjenengan yaiku sang creator kesugengan
panjenengan yaiku sang panggandrung alam
panjenengan yaiku tembung-tembung kekasinggihanan
panjenengan yaiku rerupen ugi bayangan malaikat
lajeng dalem yaiku sahabat yatim, badhe salajeng wonten dipuncelak panjenengan
Kewajiban Mencari Ilmu
By: Khoirul Taqwim
Mencari ilmu bukanlah hal yang sulit bagi yang bersungguh-sungguh, tetapi bagi yang kesungguhannya kurang, sudah tentu sangatlah mengalami kesulitan. Maka dari itulah seorang pencari Ilmu membutuhkan strategi dalam menggali tentang Ilmu, dan tidak sekedar taklid belaka dalam menggali masalah ke-Ilmuan.
Seorang pencari Ilmu akan terus mencari Ilmu dimanapun tempat dan keberadaannya, untuk itulah seorang pencari Ilmu terus menerus berusaha sebaik mungkin dalam menggapai sebuah Ilmu, untuk dicari dan diaplikasikan Ilmu yang didapatnya ditengah-tengah realitas kehidupan masyarakat secara universal.
Pencarian Ilmu merupakan ssebuah kewajiban bagi umat Islam, supaya umat Islam mampu beribadah dalam urusan agama dan tidak gampang keliru, apabila umat Islam saat menjalankan ibadahnya. Maka belajar tentang Ilmu agama sangatlah urgen bagi seorang muslim dalam menjalankan aktivitas kehidupan kesehariannya.
Menggali Ilmu sedalam mungkin merupakan sebuah wujud kesungguhan bagi umat Islam, untuk memahami Ilmu akhirat maupun Ilmu tentang.yang dijalani saat ini.
Berangkat dari tulisan diatas, bahwa mencari Ilmu tentang dunia maupun tentang akhirat merupakan sebuah kewajiban bagi umat Islam, supaya dapat membedakan antara kebenaran maupun dengan kebatilan, tentunya semua tak lepas dari sumber Islam, baik dari firman maupun dari sabda. Sehingga mencari Ilmu menjadikan bagian dari kewajiban bagi umat Islam, supaya mencapai kehidupan yang baik dan sesuai petunjuk sang maha pencipta segala.
Seorang pencari Ilmu akan terus mencari Ilmu dimanapun tempat dan keberadaannya, untuk itulah seorang pencari Ilmu terus menerus berusaha sebaik mungkin dalam menggapai sebuah Ilmu, untuk dicari dan diaplikasikan Ilmu yang didapatnya ditengah-tengah realitas kehidupan masyarakat secara universal.
Pencarian Ilmu merupakan ssebuah kewajiban bagi umat Islam, supaya umat Islam mampu beribadah dalam urusan agama dan tidak gampang keliru, apabila umat Islam saat menjalankan ibadahnya. Maka belajar tentang Ilmu agama sangatlah urgen bagi seorang muslim dalam menjalankan aktivitas kehidupan kesehariannya.
Menggali Ilmu sedalam mungkin merupakan sebuah wujud kesungguhan bagi umat Islam, untuk memahami Ilmu akhirat maupun Ilmu tentang.yang dijalani saat ini.
Berangkat dari tulisan diatas, bahwa mencari Ilmu tentang dunia maupun tentang akhirat merupakan sebuah kewajiban bagi umat Islam, supaya dapat membedakan antara kebenaran maupun dengan kebatilan, tentunya semua tak lepas dari sumber Islam, baik dari firman maupun dari sabda. Sehingga mencari Ilmu menjadikan bagian dari kewajiban bagi umat Islam, supaya mencapai kehidupan yang baik dan sesuai petunjuk sang maha pencipta segala.
Monday, 17 August 2015
Keberkahan Islam
By: Khoirul Taqwim
Belajar ajaran agama Islam membuat manusia mengerti sesuatu yang tidak dimengerti. Sehingga dengan belajar Islam manusia dapat membedakan antara kebenaran hakiki dengan kebatilan. Dari sunilah Islam sangat mulia bagi umat manusia dalam mengarungi warna kehidupan yang terus berjalan.
Manusia tak jarang mencari sebuah kebenaran yang sesuai dengan tuntunan ajaran hakiki, tetapi manusia tak jarang pula yang tersesat saat mengeja jalan kehidupan yang dilaluinya. Maka manusia terus berusaha belajar dalam mencari kebenaran yang sesuai kebutuhan kehidupan didunia maupun di akhirat kelak.
Kedatangan ajaran Islam merupakan sebuah keberkahan yang bermakna bagi umat manusia, supaya umat manusia dapat memahami tentang kebenaran yang sesungguhnya.
Kehidupan umat manusia mengalami kegundahan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Sehingga umat manusia tak jarang pula mengalami krisis mental dalam menapaki perjalanan kehidupan, untuk itulah manusia terus berupaya dalam belajar tentang mencari sebuah kebenaran yang tepat, supaya keberkahan dapat tercapai yang sesuai dengan tujuan dalam perjalanan kehidupan.
Memang perjalanan kehidupan manusia tidaklah mudah dalm menggapai sebuah kemenangan hidup, untuk itulah belajar dan bekerja sebagai jalan pencapai amalan hidup yang sejati.
Ajaran Islam memberikan sebuh ketenangan dan ketenteraman dalam kehidupan umat manusia, untuk itulah kerja keras dalam belajar tentang ajaran Islam, sangatlah hal urgen bagi umat manusia secara umum dan khususnya sangat urgen bagi umat Islam.
Keberkahan Islam merupakan sebuah jawaban bagi umat manusia yang berhasil dengan tepat dalam memahami ajaran Islam dan mengamalkan ajaran Islam,
Keberadaan keberkahan Islam adalah: sebuah jawaban tentang kebenaran hakiki bagi perjalanan realitas kehidupan umat manusia secara universal dalam pencapain keselamatan di dunia maupun di akhirat kelak.
Mengembalikan Wahyu Ilahi Vs Kembali Kepada Mushaf Al-Qur'an
By: Khoirul Taqwim
Ketika umat muslim menghadapi beragam permasalahan tentang realitas kehidupan yang dialaminya, ternyata tidak sedikit yang berupaya mencari permasalahan yang dialaminya dengan pondasi ajaran agama Islam. Sehingga menimbulkan beragam tafsir yang tidak sedikit pula tafsir yang muncul hanya sebatas tafsir kepentingan belaka, tanpa melihat kebenaran yang haqiqi. Maka untuk itulah dibutuhkan analisa mengenai pemecahan umat Islam dengan bersumber wahyu Ilahi.
Banyak tokoh umat Islam terutama golongan modern yang berupaya disetiap melihat permasalahan kehidupan mereka berupaya kembali kepada Mushaf Al-Qur'an, padahal ketika kembali kepada mushaf Al-Qur'an kalau tidak dengan hati-hati dan teliti akan terjadi percampuran makna antara mushaf Al-Qur;an dengan realitas kehidupan. Sehingga permasalan yang seyogyanya tidak ada didalam mushaf Al-Qur'an, tetapi dikatakan ini ada didalam mushaf AlQur'an, padahal sudah seharusnya dikatakan ini hanya sebatas tafsir dari mushaf Al-Qur'an, tetapi bukan malah mengatakan permasalahan ini berkaitan dengan Mushaf Al-Qur'an, padahal tidak ada kaitannya sama sekali antara permasalahan yang dialami seseorang dengan keberadaan mushaf Al-Qur'an.
Gagasan kembali kepada mushaf Al-Qur'an tidak jarang menemukan kejangkalan, bagaimana tidak? Mushaf Al-Qur'an yang tidak membicarakan secara detail permasalahan, tetapi seolah-olah mushaf Al-Qur'an berbicara secara detail, hingga keterm-term kecil. Sehingga menimbulkan kerancuan didalam beragama Islam disebabkan munculnya berbagai tafsir dan pemahaman yang disebabkan kembali kepada mushaf Al-Qur'an.
Dengan kembali kepada mushaf Al-Qur'an kalau sebatas hanya dijadikan alat pembenaran diri didalam beragama, tentunya akan menghasilkan sebuah politisasi didalam menjalankan keagamaan. Maka untuk itulah kembali kepada mushaf Al-Qur'an hanya menambah multi tafsir yang menjadikan perbedaan semakin ditonjolkan, Sehingga yang terjadi tafsir antara satu dengan yang lainnya mengalami perbedaan, dan akhirnya yang terjadi tindakan destruktif antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lainnya.
Sedangkan mengembalikan wahyu Ilahi merupakan sebuah wujud kepasrahan diri, bahwa Al-Qur'an itu wahyu Ilahi. Sehingga dibutuhkan pemahaman membedakan antara wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an, begitu juga perbedaan antara mushaf Al-Qur'an dengan tafsir Al-Qur'an. Mengingat ketiga hal ini kalau tidak berhati-hati akan terjadi percampuradukan, padahal jelas berbeda antara Wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an, dan begitu juga keduanya berbeda dengan tafsir Al-Qur'an.
Dengan mengembalikan wahyu Ilahi kita dituntut dapat membedakan antara wahyu Al-Qur'an dengan mushaf Al-Qur'an. Sehingga kita dapat menganalisa secara jernih dalam berupaya menjelaskan ajaran agama Islam secara benar dan tepat sasaran.
Semoga Allah SWT memberikan kecerdasan buat diri dan semuanya, Amin.........
Membedah Tembung "Manunggaling Kawula Gusti"
By: Khoirul Taqwim
Ketika membahas tentang permasalahan tembung "Manunggaling Kawula Gusti", terlebih dahulu saya mengajak kepada para pembaca, untuk menarik nafas sedalam mungkin, supaya kondisi kita saat membaca artikel pendek ini dapat menampung dan menganalisa secara jernih dan secara cerdas di dalam mengungkap istilah "Manunggaling Kawula Gusti".
Istilah "Manunggaling" merupakan sebuah proses penyucian diri (seseorang) dengan menyatu tindak tanduk dan perilaku sesuai dengan Yang Maha Agung. Sehingga antara aktivitas diri (seseorang) dengan kehendak Yang Maha Agung dapat sejalan sesuai dengan kehendak wahyu Ilahi, dan saat menuju proses melakukan sebuah aktivitas tidak lepas dari mengarah ke-Yang Maha Tunggal, tentunya dengan cara membagusi hati dan membagusi tindak-tanduk diri (seseorang) yang sudah berusaha melakukan sebuah laku "Manunggaling Kawula Gusti".
Begitu juga dengan istilah: "Kawula" merupakan sebuah tindakan diri (seseorang) di dalam melakukan sebuah aktivitas yang mengarah ke-Yang Maha Tunggal, tentunya menuju Gusti Yang Maha suci sebagai sang penguasa di jagad raya.
Dengan melihat manunggaling kawula, berarti segala aktivitas yang dilakukan oleh diri (seseorang) dengan cara lurus hanya untuk kepasrahan kepada Gusti Yang Maha suci, tentunya segala aktivitas hidup diri (seseorang) akan bermuara kepada Allah SWT.
"Manunggaling Kawula Gusti" merupakan sebuah penyatuan diri kepada gusti sang maha pencipta segala. Sehingga tingkah-laku diri (seseorang) dapat sesuai dengan kehendak sang maha agung, untuk mencapai kehidupan yang baik didunia maupun diakhirat kelak.
Gagasan "Manunggaling Kawula Gusti" berupaya memberikan pemahaman di dalam beragama tidak secara kulit semata, tetapi mampu memberikan sebuah pemahaman agama Islam secara hakikat. Sehingga kalau diri (seseorang) sudah mengerjakan amalan berupa rukun Islam, tetapi masih melakukan tindak-laku yang tidak baik, berarti diri (seseorang) tersebut, ternyata belum mencapai hakikat di dalam beribadah atau masih dalam tahap syar'i belaka.
Tidak jarang kita dipertontonkan oleh para Ustadz dengan gagasan keagamaan Islam yang hanya mengejar syar'i (tuntunan) belaka, tetapi lupa berbicara tentang hakikat sebuah ibadah, bahwa ibadah adalah: sebuah bentuk kepasrahan diri seseorang kepada sang maha suci, untuk di aplikasikan di dalam tataran realitas kehidupan secara baik laku dan tindak-tanduk diri seseorang secara benar, tentunya sesuai dengan kehendak wahyu Ilahi. Namun kenyataannya tidak sedikit ustadz yang hanya mengatakan ibadah dalam tataran sebatas wajib atau haram semata. Maka dari sinilah Manunggaling Kawula Gusti berupaya menyajikan pemahaman Islam secara hakikat tidak secara Syar'i semata.
Dengan membedah tembung "Manunggaling Kawula Gusti" diharapkan dapat menambah wawasan bagi umat Islam, bahwa kita di dalam menjalankan ibadah tidak terjebak hanya sebatas mengejar Syar'i semata, Sehingga kalau kita hanya sebatas mengejar Syar'i belaka, tentunya kita akan melupakan hakikat ibadah itu sendiri. Mengingat hakikat ibadah tidak kalah penting saat kita melakukan sebuah laku tindak-tanduk di dalam beribadah. Karena kalau kita hanya sebatas baik di dalam menjalankan ibadah sesuai Syar'i, tetapi laku tindak-tanduk masih jauh dari hakikat ajaran agama Islam, berarti sama dengan kita membohongi diri kita sendiri,
Semoga dengan membedah tembung "Manunggaling Kawula Gusti" dapat menambah kekayaan Ilmu kita di dalam menempuh kehidupan ini dan kehidupan selanjutnya, Amin...............
Pagi Indah
Pagi indah saat melihat pemandangan sungai, tentunya mengingatkan keindahan yang mengagumkan dengan saat melihat laju deras air yang penuh dengan keindahan yang menyentuh kalbu bagi mata siapa saja yang memandang. Pagi Indah istilah yang menggambarkan pagi hari nan ceria penuh dengan do'a-do'a gaib yang terlukis di sanubari terdalam.
Bersama pagi indah membangun suasana keindahan alam yang menggugah di setiap kalbu yang melihat keindahan pagi indah dengan di suguhi aliran air sungai yang tenang dalam alunan gemercik yang mengagumkan. Pagi indah isyarat keindahan masih ada di setiap nafas kehidupan.
Bersama pagi indah membangun suasana keindahan alam yang menggugah di setiap kalbu yang melihat keindahan pagi indah dengan di suguhi aliran air sungai yang tenang dalam alunan gemercik yang mengagumkan. Pagi indah isyarat keindahan masih ada di setiap nafas kehidupan.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Copyright BATIK 1. Blogger Templates created by Deluxe Templates. SEO by: Templates Block
WordPress by Newwpthemes