Kekuatan politik pencitraan sudah menjadi trend baru dalam memenangkan sebuah kursi singgasana kekuasaan. Mengingat pencitraan merupakan senjata ampuh dalam mengambil sebuah strategi keberhasilan, tentu dengan tujuan supaya tebar pesona dengan alat pencitraan mampu menyedot perhatian masyarakat secara positif. Walaupun di saat masyarakat sibuk dengan ekonomi yang semakin mencekik leher, ternyata para politisi dengan mengagungkan pencitraan terus melakukan tebar pesona atas nama masyarakat kecil.
Memang harus di akui, bahwa politik pencitraan telah mampu menghipnotis di tengah-tengah kehidupan masyarakat, bagaimana tidak? Politik pencitraan mampu menyuguhkan sesuatu yang di anggap masyarakat dengan Nilai-nilai positif, padahal semua hanya sebatas sandiwara dalam panggung politis. Nah! berangkat dari situlah masyarakat kedepan harus lebih cerdas dalam membedakan antara politik pencitraan dengan politik murni demi tercapai sebuah kemaslahatan masyarakat secara luas.
Kekuatan politik pencitraan memang telah mampu membius sebagian besar kehidupan di tengah-tengah masyarakat. Karena Seseorang dengan ilmu pencitraan mampu menyuguhkan sebuah seni politis keindahan, tentu sebagian masyarakat menganggap, bahwa Seseorang dengan memainkan pencitraan mampu menjadi pemimpin sebuah bangsa, padahal semua itu hanya sandiwara politik dari sebagian elite pemimpin negeri dalam melakukan aksi sebuah pencitraan.
Dengan seiring waktu tentang ilmu pencitraan, masyarakat mulai cerdas membedakan mana politik pencitraan dan mana politik konstruktif? Nah! kedua politik ini punya citra tersendiri dalam kehidupan masyarakat, walau kedua politik ini punya kesamaan. Mengingat pencitraan begitu pandai bersandiwara dalam kehidupan masyarakat, bahkan sepandai-pandainya masyarakat, ternyata tipuan politik pencitraan terkadang masih ampuh di gunakan dalam membius sebagian besar masyarakat bangsa Indonesia.
Dunia politik memang penuh intrik dan tipu daya, Sehingga di kala menghadapi politik di perlukan kejernihan berpikir dan menerawang lebih jauh kedepan, agar tidak sebatas politik jangka pendek, apalagi hanya sesaat dalam mengambil sebuah sikap yang lebih jauh lagi. Semua tak lepas dari strategi yang cerdas dalam menghadapi beragam politik di dalam negeri maupun luar negeri.
Keberadaan politik pencitraan di Indonesia masih di gunakan sebagian elite politik, tentu dengan tujuan mendapatkan simpatik masyarakat luas, seperti tidur di rumah orang miskin, naik kereta KRL dan masih banyak lagi politik pencitraan lainnya. Nah! kalau masyarakat tidak waspada dengan tebar pesona dari para elite pencitraaan, sudah di pastikan masyarakat akan tertipu dari model politikus tersebut.
Indonesia sebagai gudang politik pencitraan. Mengingat banyak pemimpin dari daerah sampai ujung pusat berhasil menuju singgasana tahta kekuasaan, ternyata tak lepas dari politik pencitraan yang telah di suguhkan dengan apik dan rapi dalam kehidupan masyarakat. Nah! Mulai hari ini kita di tuntut untuk jeli dalam menyikapi maupun membedakan antara politik pencitraan dengan poliik yang membawa kemaslahatan umat Indonesia. Sungguh, Allah maha penyayang segala.
Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)...............