Pertarungan politis di Kalimantan semakin memanas di saat masyarakat kalimantan tengah mengusir para petinggi FPI, sedangkan Kalimantan tengah kebetulan dipimpin putra daerah yang beragama non muslim. Sehingga ada kecurigaan dari sebagian masyarakat Islam. Bahwa gerakan menentang FPI di Kalimantan tengah ada agenda terselubung dari penguasa daerah tersebut.
Kita sering mendengar kalau politis itu dengan cara apapun akan di tempuh. Bahkan korban nyawa melayang juga akan di lakukan demi ambisi sebuah kekuasaan. Nah! dari situlah perlu menghindari sebuah tragedi Kalimantan berdarah jilid dua. Karena kita pernah diperlihatkan bagaimana kekejaman perang Kalimantan antara suku Dayak dengan Madura? Pada saat itu di Kalimantan begitu banyak korban nyawa tak berdosa berjatuhan dan bersimpah darah. Sehingga saat ini jangan sampai Islam di benturkan Kristen atau di benturkan dengan keyaqinan lain di bumi Kalimantan, agar perang atas nama suku, agama, golongan tidak terjadi di bumi Kalimantan saat ini.
Pengusiran petinggi FPI di bumi Kalimantan tengah tak lepas dari kepentingan politis para pemimpin daerah, tetapi yang dikorbankan masyarakat Islam dan masyarakat dayak sebagian besar para penghuni bumi Kalimantan, apabila kejadian yang berbau sara tidak dapat di bendung dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Kalimantan.
Cukuplah sudah tragedi Sampit, Sambas dan daerah lain di Kalimantan sebagai korban ambisi sang penguasa daerah dalam meluapkan emosi berkuasanya, sehingga kedepan bumi Kalimantan tercipta sebuah daerah yang jauh dari hingar bingar kepentingan politis berdarah, baik berupa agama, suku maupun golongan.
Kejadian pengusiran FPI di tanah Kalimantan merupakan politis ambisi sang pengasa daerah dalam membendung segala bentuk aktivitas yang di anggap jauh dari kepentingan beliau. Sehingga dengan mengerahkan atas nama masyarakat Kalimantan tengah yang kebetulan sebagian besar bersuku Dayak, untuk di kerahkan dalam melakukan berbagai manuver ambisi kepentingan politis kekuasaan sang penguasa daerah.
Menghormati suku, agama, golongan merupakan cermin dari Bhineka Tunggal Ika. Sedangkan menyerang kelompok tertentu dengan alasan apapun itu bentuknya, tentu tidak di benarkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan tulisan kecil ini, saya mengajak sebuah perdamaian di bumi Kalimantan, untuk terus di perjuangkan jangan sampai perang atas nama suku berkembang menuju perang atas nama agama, apalagi yang kita kenal dengan sebutan perang salib, semua itu harus di hindarkan di bumi Kalimantan. Semoga Allah mendengar Do'a-do'a kami, Amiens.........
Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)................... ...
Kita sering mendengar kalau politis itu dengan cara apapun akan di tempuh. Bahkan korban nyawa melayang juga akan di lakukan demi ambisi sebuah kekuasaan. Nah! dari situlah perlu menghindari sebuah tragedi Kalimantan berdarah jilid dua. Karena kita pernah diperlihatkan bagaimana kekejaman perang Kalimantan antara suku Dayak dengan Madura? Pada saat itu di Kalimantan begitu banyak korban nyawa tak berdosa berjatuhan dan bersimpah darah. Sehingga saat ini jangan sampai Islam di benturkan Kristen atau di benturkan dengan keyaqinan lain di bumi Kalimantan, agar perang atas nama suku, agama, golongan tidak terjadi di bumi Kalimantan saat ini.
Pengusiran petinggi FPI di bumi Kalimantan tengah tak lepas dari kepentingan politis para pemimpin daerah, tetapi yang dikorbankan masyarakat Islam dan masyarakat dayak sebagian besar para penghuni bumi Kalimantan, apabila kejadian yang berbau sara tidak dapat di bendung dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Kalimantan.
Cukuplah sudah tragedi Sampit, Sambas dan daerah lain di Kalimantan sebagai korban ambisi sang penguasa daerah dalam meluapkan emosi berkuasanya, sehingga kedepan bumi Kalimantan tercipta sebuah daerah yang jauh dari hingar bingar kepentingan politis berdarah, baik berupa agama, suku maupun golongan.
Kejadian pengusiran FPI di tanah Kalimantan merupakan politis ambisi sang pengasa daerah dalam membendung segala bentuk aktivitas yang di anggap jauh dari kepentingan beliau. Sehingga dengan mengerahkan atas nama masyarakat Kalimantan tengah yang kebetulan sebagian besar bersuku Dayak, untuk di kerahkan dalam melakukan berbagai manuver ambisi kepentingan politis kekuasaan sang penguasa daerah.
Menghormati suku, agama, golongan merupakan cermin dari Bhineka Tunggal Ika. Sedangkan menyerang kelompok tertentu dengan alasan apapun itu bentuknya, tentu tidak di benarkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan tulisan kecil ini, saya mengajak sebuah perdamaian di bumi Kalimantan, untuk terus di perjuangkan jangan sampai perang atas nama suku berkembang menuju perang atas nama agama, apalagi yang kita kenal dengan sebutan perang salib, semua itu harus di hindarkan di bumi Kalimantan. Semoga Allah mendengar Do'a-do'a kami, Amiens.........
Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)................... ...