Saturday, 29 September 2012

Pertarungan Idiologi Besar Pasca Reformasi






Pasca reformasi gelombang perubahan begitu kuat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga ditengah-tengah kehidupan bangsa Indonesia, telah melahirkan berbagai gagasan tentang idiologi kenegaraan.

Cara pandang dalam tatanan kenegaraan begitu kompleks dalam kehidupan masyarakat, tetapi diera pasca reformasi terdapat tiga idiologi besar yang bertarung dalam kehidupan bernegara, diantaranya: idiologi pancasila, idiologo ke-Islaman, dan idiologi liberal.

Pertarungan tiga idiologi besar yang terdapat dinegeri Indonesia begitu membahana dalam kehidupan. Bahkan tiga idiologi besar menjadikan komoditi politik yang sangat panas dalam merebut kursi singgasana kepemimpinan dipenjuru nusantara.

Idiologi pancasila sebagai gagasan tentang kenegaraan yang digali oleh Soekarno dalam melihat sebuah kebangsaan, ternyata belum mencapai titik keberhasilan secara maksimal, terbukti dengan gagasan pancasila masih banyak tindak korupsi, kemiskinan dan berbagai penyimpangan yang terdapat dinegeri Indonesia.

Sedangkan gagasan tentang idiologi ke-Islaman dalam kehidupan bernegara merupakan sebuah gagasan dengan berusaha mengembalikan masyarakat nusantara dimasa kejayaan Wali Songo dalam membangun sebuah kebangsaan yang jauh dari penyimpangan, dan berusaha antara tatanan kehidupan didunia dengan kehidupan diakhirat dapat terjadi sebuah keseimbangan, dan saling melengkapi satu sama lain.

Terakhir tentang gagasan liberal yang lebih cenderung mengadopsi paradigma pemikiran bangsa barat dalam memberikan sebuah gagasan tentang kenegaraan. Karena idiologi liberal dianggap sebagian pengagumnya tepat dalam memajukan bangsa dan negara. Mengingat bangsa barat dengan sebagian besar mengadopsi idiologi liberal dapat mencapai kejayaan. Sehingga gagasan idiologi liberal dibawa ke-Indonesia, agar bangsa Indonesia dapat maju dan jaya, seperti: bangsa barat.

Gagasan idiologi liberal yang dibawa ke-Indonesia telah melupakan sebuah Nilai-nilai. Bahwa bangsa Indonesia memiliki budaya dan kehidupan sosial yang berbeda dengan bangsa barat. Sehingga perbedaan karakter dan watak masyarakat bangsa Indonesia dengan bangsa barat merupakan sebuah realita tentang idiologi liberal yang tak dapat diterima dengan baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pertarungan tiga idiologi besar diseluruh nusantara, pasca reformasi merupakan sebuah realita dalam kehidupan sosial maupun politik. Sehingga pertarungan ketiga idiologi besar dalam kehidupan masyarakat, ternyata memberi warna dalam pilkada maupun pemilihan kursi tertinggi republik Indonesia.

Pertanyaannya, lalu siapa yang akan menang dalam pertarungan idiologi besar di NKRI? Semua tak lepas dari para petarung dalam meletakkan paradigma pemikiran, dan para petarung dalam bentuk praktisi dalam memberikan sebuah gambaran tentang peta politis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Semoga Allah SWT memberi rahmat dan berkah kepada para pembaca tulisan singkat ini, Amiin......

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........