Keberadaan arus tehnologi yang semakin menguat saat ini, ternyata menimbulkan sebuah perubahan budaya salaman di tengah-tengah kehidupan masyarakat. karena saat ini manusia di manjakan tehnologi yang semakin cepat melaju tanpa batas wilayah maupun negara, karena budaya silaturahmi yang dulu kita kenal bersalaman, sudah berganti dengan budaya tulis dan ngobrol lewat tehnologi yang tak mengenal jarak sejauh apapun itu tempatnya.
Berangkat dari kondisi di atas membuat pergeseran budaya dalam kehidupan masyarakat, yaitu: dari budaya lebaran salaman menuju perubahan arus tehnologi yang semakin menguat. Opini tersebuat berdasarkan fakta di lapangan, bahwa masyarakat sudah tidak terlalu menghiraukan tentang silaturahmi bersalaman, karena dengan tehnologi manusia sudah bisa bersilaturahmi, walau tanpa bersalaman sedikitpun yang dahulu sering di lakukan di hari lebaran.
Keadaan budaya salaman mulai berkurang seiring waktu perubahan zaman yang saat ini di kuasai arus tehnologi yang semakin cepat dalam memberikan informasi maupun berinteraksi satu sama lain, sehingga salaman di anggap budaya yang kurang cepat, tidak seperti tehnologi yang cepat dalam memberikan informasi dan berkomunikasi.
Budaya salaman sering melekat pada hari lebaran, banyak masyarakat berbondong-bondong bersilaturahmi kepada tetangga, sanak saudara dan lain sebagainya, sehingga budaya silaturahmi tersebut kita kenal dengan budaya salaman, tetapi seiring perubahan zaman yang kian terasa dalam nafas kehidupan masyarakat, ternyata membuat budaya silaturahmi atau kita kenal budaya salaman di hari lebaran mulai terus berkurang dari waktu kewaktu. Lalu yang menjadi pertanyaan apakah budaya salaman di hari lebaran akan Benar-benar hilang dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat? Kalau melihat dari waktu kewaktu budaya salaman mulai berkurang, tentu tidak menutup kemungkinan budaya salaman akan Benar-benar hilang dan tergerus arus tehnologi yang semakin menguat dan mengakar saat ini.
Kondisi bentuk ala salaman di waktu lebaran mulai berkurang merupakan fakta di lapangan, bahwa masyarakat sudah tidak terlalu mementingkan silaturahmi ala salaman, namun cukup lewat media internet maupun HP atau lain sebagainya dalam menjalin silaturahmi tanpa bertemu langsung di waktu lebaran. Inilah perubahan budaya salaman yang kian hari semakin tergerus arus tehnologi, bahkan budaya salaman tergerus juga dikarenakan cara pandang makna lebaran yang dahulu sebagai ajang silaturahmi, tetapi ada sebagian masyarakat yang bergeser menuju budaya wisata di hari lebaran.
Berangkat dari kondisi di atas membuat pergeseran budaya dalam kehidupan masyarakat, yaitu: dari budaya lebaran salaman menuju perubahan arus tehnologi yang semakin menguat. Opini tersebuat berdasarkan fakta di lapangan, bahwa masyarakat sudah tidak terlalu menghiraukan tentang silaturahmi bersalaman, karena dengan tehnologi manusia sudah bisa bersilaturahmi, walau tanpa bersalaman sedikitpun yang dahulu sering di lakukan di hari lebaran.
Keadaan budaya salaman mulai berkurang seiring waktu perubahan zaman yang saat ini di kuasai arus tehnologi yang semakin cepat dalam memberikan informasi maupun berinteraksi satu sama lain, sehingga salaman di anggap budaya yang kurang cepat, tidak seperti tehnologi yang cepat dalam memberikan informasi dan berkomunikasi.
Budaya salaman sering melekat pada hari lebaran, banyak masyarakat berbondong-bondong bersilaturahmi kepada tetangga, sanak saudara dan lain sebagainya, sehingga budaya silaturahmi tersebut kita kenal dengan budaya salaman, tetapi seiring perubahan zaman yang kian terasa dalam nafas kehidupan masyarakat, ternyata membuat budaya silaturahmi atau kita kenal budaya salaman di hari lebaran mulai terus berkurang dari waktu kewaktu. Lalu yang menjadi pertanyaan apakah budaya salaman di hari lebaran akan Benar-benar hilang dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat? Kalau melihat dari waktu kewaktu budaya salaman mulai berkurang, tentu tidak menutup kemungkinan budaya salaman akan Benar-benar hilang dan tergerus arus tehnologi yang semakin menguat dan mengakar saat ini.
Kondisi bentuk ala salaman di waktu lebaran mulai berkurang merupakan fakta di lapangan, bahwa masyarakat sudah tidak terlalu mementingkan silaturahmi ala salaman, namun cukup lewat media internet maupun HP atau lain sebagainya dalam menjalin silaturahmi tanpa bertemu langsung di waktu lebaran. Inilah perubahan budaya salaman yang kian hari semakin tergerus arus tehnologi, bahkan budaya salaman tergerus juga dikarenakan cara pandang makna lebaran yang dahulu sebagai ajang silaturahmi, tetapi ada sebagian masyarakat yang bergeser menuju budaya wisata di hari lebaran.
Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com).........