Kita sering mendengar kutukan keras terhadap pelaku boom bunuh diri maupun aksi kekerasan lewat jalur lainnya, tetapi kita terkadang lupa bahwa ternyata ledakan tulisan guncangannya lebih dahsyat di banding boom, maka dalam Islampun di katakan bahwa mukjizat tertinggi Nabi Muhammad adalah kitab suci Al-Qur'an, berarti dari perkataan itu tulisan punya nilai yang sangat dominan dalam membentuk sebuah karakter umat, bahkan jika salah menerjemahkan sebuah tulisan, tentu tidak kalah menakutkan di banding ledakan boom yang terjadi saat ini.
Seorang penulis tentu akan mempertanggung jawabkan sebuah tulisannya, ketika dia berani mempublikasikan sebuah tulisan yang kontroversial, terkadang kematian adalah jalan jika seorang penulis salah langkah atau bisa di bilang terlalu berani menyinggung persoalan yang mendasar tentang apapun itu bentuknya, karena itu seorang penulis di tuntut berhati-hati di setiap mempublikasikan tulisannya sebagai bentuk proses dalam memegang teguh gagasannya, dan mawas diri dari menerima imbas dari ledakan apa yang pernah di tulis
Memang itulah sebuah resiko yang di emban dari seorang penulis dalam mempertanggung jawabkan apa yang menjadi nalar dan gagasan dalam merangkai sebuah makna yang ada dalam diri seorang penulis. Sehingga seorang penulis di tuntut cermat dalam menerjemahkan segala sesuatu dengan bahasa yang lebih elegan dalam menafsirkan beragam permasalahan yang menjadi substansi gagasannya.
Kekuatan tulisan banyak orang menganggap biasa, bahkan ada yang menganggap hanya sebatas remeh, padahal kalau kita masih ingat segar tentang sejarah Zaid bin Tsabit pada saat sebelum menulis Al-Qur'an, dia pernah mengatakan bahwa menulis Al-Qur'an lebih berat daripada memindahkan sebuah gunung. Nah! dari situlah kita dapat mengambil pelajaran bahwa menulis ternyata punya tanggung jawab besar bagi seorang yang berani menggoreskan pena maupun bagi siapa saja yang berani mengetuk keyboard dengan mengukir huruf perhuruf dalam menerjemahkan kerangka teoritis maupun praktis.
Ketika kita mendengar ledakan boom yang maha dahsyat, banyak kepala manusia tersontak kaget dan terkadang mengatakan ini permainan yang sangat berbahaya, tetapi kita lupa bahwa awal dari seorang mengeboom tak lepas dari seorang yang pandai menuangkan sebuah gagasan, sehingga ada orang yang berani melakukan tindakan mengambil resiko yang paling ekstrim sekalipun, karena berawal dari ilmu pengetahuan yang bersifat sederhana, lalu di abadikan melalui tulisan.
Nah! berangkat dari tulisan itulah sehingga memunculkan gagasan yang tidak hanya memasuki wilayah teoritis, namun sudah menjadi virus dan menyebar siapa saja yang terkena dari gagasan sebuah tulisan, sehingga dia berani melakukan hal yang diluar rasional dan melakukan boom bunuh diri maupun bentuk pembunuhan lainnya, di karenakan dari proses menerima sebuah gagasan yang berawal dari tulisan, lalu di aplikasikan dalam menerjemahkan di tengah-tengah kehidupan masyarakat luas, bahkan ada yang menerjemahkan sebuah tulisan secara ekstrim sesuai dengan nalar berpikirnya.
Pemikiran diatas dapat di kerucut bahwa ledakan tulisan ternyata tidak kalah dahsyat di banding ledakan boom, karena sebuah gagasan yang tertulis tak pernah mati dalam arti sesunguhnya, walaupun sang penulis sudah tiada di alam semesta. Sementara boom akan meledak di ruang dan waktu pada saat itu, namun tulisan setiap saat di ruang dan waktu yang berbeda akan terus tumbuh menjadi Ledakan-ledakan baru yang tak pernah mati hanya dalam satu ledakan.
Kekuatan tulisan memang tidak bisa di anggap remeh, sehingga wahyu tertinggi para nabi adalah berbentuk gagasan yang di abadikan melalui tulisan yang tertuang dalam kitab suci. Sejarah mengenai tulisan memang tak pernah Benar-benar mati, sebab tulisan hanya mati suri belaka, tetapi di suatu saat di ruang dan waktu yang berbeda dapat hidup lagi dan menjadi virus yang lebih menakutkan di banding ledakan boom yang terjadi saat ini.
Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........ .
Memang itulah sebuah resiko yang di emban dari seorang penulis dalam mempertanggung jawabkan apa yang menjadi nalar dan gagasan dalam merangkai sebuah makna yang ada dalam diri seorang penulis. Sehingga seorang penulis di tuntut cermat dalam menerjemahkan segala sesuatu dengan bahasa yang lebih elegan dalam menafsirkan beragam permasalahan yang menjadi substansi gagasannya.
Kekuatan tulisan banyak orang menganggap biasa, bahkan ada yang menganggap hanya sebatas remeh, padahal kalau kita masih ingat segar tentang sejarah Zaid bin Tsabit pada saat sebelum menulis Al-Qur'an, dia pernah mengatakan bahwa menulis Al-Qur'an lebih berat daripada memindahkan sebuah gunung. Nah! dari situlah kita dapat mengambil pelajaran bahwa menulis ternyata punya tanggung jawab besar bagi seorang yang berani menggoreskan pena maupun bagi siapa saja yang berani mengetuk keyboard dengan mengukir huruf perhuruf dalam menerjemahkan kerangka teoritis maupun praktis.
Ketika kita mendengar ledakan boom yang maha dahsyat, banyak kepala manusia tersontak kaget dan terkadang mengatakan ini permainan yang sangat berbahaya, tetapi kita lupa bahwa awal dari seorang mengeboom tak lepas dari seorang yang pandai menuangkan sebuah gagasan, sehingga ada orang yang berani melakukan tindakan mengambil resiko yang paling ekstrim sekalipun, karena berawal dari ilmu pengetahuan yang bersifat sederhana, lalu di abadikan melalui tulisan.
Nah! berangkat dari tulisan itulah sehingga memunculkan gagasan yang tidak hanya memasuki wilayah teoritis, namun sudah menjadi virus dan menyebar siapa saja yang terkena dari gagasan sebuah tulisan, sehingga dia berani melakukan hal yang diluar rasional dan melakukan boom bunuh diri maupun bentuk pembunuhan lainnya, di karenakan dari proses menerima sebuah gagasan yang berawal dari tulisan, lalu di aplikasikan dalam menerjemahkan di tengah-tengah kehidupan masyarakat luas, bahkan ada yang menerjemahkan sebuah tulisan secara ekstrim sesuai dengan nalar berpikirnya.
Pemikiran diatas dapat di kerucut bahwa ledakan tulisan ternyata tidak kalah dahsyat di banding ledakan boom, karena sebuah gagasan yang tertulis tak pernah mati dalam arti sesunguhnya, walaupun sang penulis sudah tiada di alam semesta. Sementara boom akan meledak di ruang dan waktu pada saat itu, namun tulisan setiap saat di ruang dan waktu yang berbeda akan terus tumbuh menjadi Ledakan-ledakan baru yang tak pernah mati hanya dalam satu ledakan.
Kekuatan tulisan memang tidak bisa di anggap remeh, sehingga wahyu tertinggi para nabi adalah berbentuk gagasan yang di abadikan melalui tulisan yang tertuang dalam kitab suci. Sejarah mengenai tulisan memang tak pernah Benar-benar mati, sebab tulisan hanya mati suri belaka, tetapi di suatu saat di ruang dan waktu yang berbeda dapat hidup lagi dan menjadi virus yang lebih menakutkan di banding ledakan boom yang terjadi saat ini.
Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........ .